Pantauan Harga Cabai di DIY
Harga Cabai Melambung, Pemda DIY Sebut Faktor Cuaca dan Hama Jadi Penyebab
Pemerintah Daerah (Pemda) DIY pun menyebutkan bahwa kenaikan banderol tersebut diakibatkan berbagai alasan di sektor pertanian.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Harga cabai di sejumlah wilayah di DIY mengalami lonjakan sejak beberapa hari terakhir.
Pemerintah Daerah (Pemda) DIY pun menyebutkan bahwa kenaikan banderol tersebut diakibatkan berbagai alasan di sektor pertanian.
Kepala Dinas Perdagangan DIY, Aris Riyanta berujar, meningkatnya harga cabai terutama cabai jenis merah sedikit banyak karena luasan panen yang kini terbatas.
Namun, ia memastikan, stok cabai konsumsi sampai sejauh ini masih sangat memadahi.
• Harga Cabai Mahal, Pedagang di Pasar Beran Pilih Kurangi Pasokan
"Sekarang di Kulon Progo itu, hanya untuk konsumsi di Yogyakarta, sudah tidak pasok ke Jakarta lagi," ujar Aris, saat dikonfirmasi, Senin (27/1/2020).
"Selain itu, di samping luasan panen, cuaca dan hama juga mempengaruhi. Tapi, antara pertengahan bulan Maret dan April, sudah panen raya," tambahnya.
Aris pun memastikan Pemda DIY tidak tinggal diam dalam menyikapi polemik yang kini mulai meresahkan masyarakat tersebut.
Satu di antara upaya yang ditempuh ialah dengan melakukan pantauan rutin ke sejumlah titik, terutama pasar-pasar tradisional.
• 5 Tahap Mudah Tutorial Skincare Morning Routine, Jaga Kulit Wajah Agar Sehat Sedari Pagi
"Ya, kami terus melakukan pantauan harga di tiga pasar rakyat, yakni Pasar Beringharjo, Kranggan dan Demangan," ucapnya.
Menurutnya, maksud dari pantauan tersebut adalah untuk melakukan pengawasan terhadap pergerakan distribusi komoditas, khususnya cabai.
Ya, termasuk menyelidiki adanya kemungkinan penimbunan, atau permainan dari para pedagang pasar.
"Tapi, selama ini kami tidak menemukan pedagang ya demikian. Nanti, diperkirakan pertengahan Maret dan April sudah panen raya lagi dan harga cabai pun menjadi stabil kembali," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)