Pantai Depok Bantul Didorong Jadi Zona Kuliner dan Wisata Internasional Layaknya Jimbaran Bali

Kawasan kampung nelayan itu didorong agar bisa fokus dikembangkan menjadi zona kuliner dan wisata berstandar internasional.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Kawasan wisata Pantai Depok Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Arah pengembangan pariwisata di Kabupaten Bantul ke depan diharapkan dapat lebih tertata dan dikonsep dengan matang, seperti misalnya di pantai Depok.

Kawasan kampung nelayan itu didorong agar bisa fokus dikembangkan menjadi zona kuliner dan wisata berstandar internasional.

Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bantul telah melakukan pemantauan di pantai Depok.

Hasilnya, pantai di selatan Bantul itu memiliki kemampuan luar biasa sebagai modal awal.

Masyarakat disana dinilai telah teroganisir dengan Koperasi, serta memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan.

"Komisi B mendorong agar pantai Depok menjadi fokus pengembangan untuk wisata kuliner dan wisata alam. Proses pengembangan akan kita dorong dibangun sebagai tempat wisata berstandar internasional," kata Aryunadi, Wakil Ketua komisi B DPRD Bantul.

Menurut dia, pihaknya mendorong kepada Pemerintah Kabupaten agar Depok bisa dikembangkan.

Prosesnya dilakukan secara bertahap.

Setidaknya, dalam tiga tahun mendatang progres pengembangan sudah dilakukan dalam berapa persen.

"Kami mendorong itu. Nanti pantai Depok dikonsep seperti Jimbaran-nya DIY," ucap dia.

Ketua Komisi B DPRD Bantul, Wildan Nafis, menambahkan berdasarkan hasil pemantauan beberapa waktu lalu, bersama Bupati Suharsono, OPD dan Bagian Hukum Pemerintah Kabupaten, didapati bahwa sebagian kawasan pantai Depok saat ini dikelola oleh PT Awani.

Dengan Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 206 hektare (ha). Sementara Hak Pengelolaan seluas 203 ha.

Artinya, ada tiga hektare yang bisa dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pemda).

Persoalan tanah itu nantinya akan segera di clear-kan terlebih dahulu.

Sebab itu, pihaknya mengaku akan konfirmasi kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.

Termasuk Kementrian Keuangan, karena PT Awani ada keterkaitan, hubungan kerjasama dengan Kementerian Keuangan.

"Kalau lahan sudah clear. Nantinya kita dorong agar dapat dimaksimalkan untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD)," terang dia.

Pengembangan kawasan wisata pantai Depok Bantul tidak lepas dari mulai berfungsinya secara penuh Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) di Kulon Progo.

Bandara yang memiliki kapasitas terminal 220.000 meter persegi itu digadang memiliki kapasitas penumpang mencapai 20 juta/tahun.

Puluhan kali lipat jika dibandingkan Bandara Adisutjipto yang hanya berkapasitas 1,8 juta/tahun.

Adanya Bandara baru tersebut, Pemerintah Kabupaten Bantul menangkap peluang sekaligus tantangan besar.

Terlebih, jembatan Kretek II digadang akan dibangun tahun ini sehingga Bantul memiliki akses mudah dengan terhubungnya Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS).

Butuh Peningkatan Kapasitas

Terkait rencana pengembangan pantai Depok menjadi zona kuliner dan wisata bertaraf Internasional, Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, pada prinsipnya menyambut baik.

Namun demikian, menurut dia, saat ini masih perlu proses peningkatan kapasitas. Terutama bagi pelaku usaha dan penataan kawasan secara standart internasional.

Seperti misalnya, pengarahan bagaimana pelayanan yang ramah, bagaimana cara masak dan penyajian yang baik.

"Termasuk aspek kebersihan dan kesehatan serta lainnya, masih perlu ditingkatkan," ujar dia. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved