Kisah Seniman Difabel yang Setia Tekuni Kerajinan Barongsai di Kota Magelang

Salah satu perajin yang masih setia menekuni kerajinan khas Imlek, Barongsai yang masih tersisa di Kota Magelang adalah Sandi Ironi (64).

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/Rendika Ferri
Sandi Ironi (64), salah satu perajin Barongsai yang sudah lama ada di Kota Magelang. Sakit menimpa dirinya 10 tahun yang lalu. Kaki kanannya harus diamputasi karena penyakit penyumbatan pembuluh darah, tapi tak membuatnya putus asa,membuat kerajinan Barongsai. 

Pemesan kerajinan Barongsai Sandi sendiri datang dari berbagai daerah. Dari Semarang, Tegal, Pekalongan, Bogor, Jakarta dan daerah lain.

Sandi juga melayani tim Barongsai yang ingin membuat Barongsai. Harga jual Barongsai jika dilihat dari harga jual pasaran dari Rp3 juta sampai Rp15 juta. Harga tergantung mutu dengan bahan-bahannya.

Namun di antara berbagai momen dalam hidupnya, ada satu momen saat Sandi mengalami kejatuhan. Momen yang menjadi kisah sedih, tetapi juga kebangkitannya.

Sakit menimpa dirinya 10 tahun yang lalu. Kaki kanannya harus diamputasi karena penyakit penyumbatan pembuluh darah. Kakinya mengalami masalah Kardiovaskuler,dimana darahnya tak dapat mengalir sampai kaki.

Namun, meski kini dirinya menjadi penyandang disabilitas, Sandi tak pernah merasa putus asa, malah ia lebih rajin membuat Barongsai.

Semangatnya terus menyala. Ia memahami hidup seperti Falsafah Barongsai, ssebesar kecintaannya akan kerajinan Barongsai, sebesar itulah kecintaannya terhadap hidup.

"Keadaan saya sekarang tidak menghambat sama sekali. Saya malah lebih rajin. Menjadi penyandang cacat, tak membuat saya drop, tapi semakin menyala kekuatannya. Hidup akan menjadi sangat mudah melalui falsafah Barongsai. Kalau orang sudah mengerti tentang falsafah barongsai, hidup itu dalam bentuk apapun mudah dan bisa diatasi. Walaupun nanti zaman sekian ratus atau sekian puluh tahun kedepan jadi elektronikpun nanti kita bisa tetap mengikuti," tutur Sandi.

Saat ini Sandi masih terus menekuni Kerajinan Barongsai di bengkel kerjanya. Istrinya, Yuko setia menemaninya. Ia juga memiliki empat orang anak. Meski tak ada satu pun yang meneruskan kerajinan ini, Sandi sendiri yang tetap terus bekerja membuat Barongsai.

"Saya memiliki putra empat. Mereka semua bekerja sebagai karyawan perusahaan. Meski demikian, saya sendiri masih akan terus membuat Barongsai ini," katanya.(Tribunjogja/Rendika Ferri Kurniawan)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved