Advertorial
UTY Gandeng 33 Industri hingga NGO untuk Kembangkan Potensi Mahasiswa
Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) menggandeng 33 industri, perguruan tinggi, asosiasi dan Non Government Organization (NJO) untuk mengembangkan p
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) menggandeng 33 industri, perguruan tinggi, asosiasi dan Non Government Organization (NGO) untuk mengembangkan potensi mahasiswa.
Rektor UTY, Bambang Moertono mengatakan pihaknya melakukan penandatanganan MoU dengan, 28 industri, 2 perguruan tinggi, 3 asosiasi dan NJO. Menurut dia, kualitas universitas dapat dilihat output universitas tersebut.
Untuk itu, UTY melakukan perombakan kurikulum yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan perkembangan lingkungan di masa depan.
• UTY Membangun Generasi Milenial yang Qurani dan Berahlakul Karimah
"Saat ini UTY telah selesai meredesign kurikulum. Perguruan tinggi harus memberikan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan tenaga kerja di perushaan maupun industri,"katanya dalam sambutan sebelum penandatanganan MoU di UTY, Sabtu (11/01/2020).
Dengan penandatanganan MoU tersebut, lanjutnya diharapkan menjadi batu loncatan bagi mahasiswa sebelum benar-benar terjun di dunia industri.
Mahasiswa sebelumnya telah belajar teori di kampus, sehingga dengan magang mahasiswa dapat mengaplikasikan teori di dunia kerja.
"Dengan penandatangan MoU ini menjadi sarana untuk transfer knowledge dan transfer teknologi. Nanti mahasiswa tidak hanya belajar di kampus saja, tetapi di perusahaan untuk semester tertentu, dan disesuaikan dengan prodi masing-masing, sehingga mereka bisa bekerja sesuai bidang,"lanjutnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Ainun Na'im memberikan apresiasi atas langkah UTY.
Menurut dia, perkembangan pendidikan juga dipengaruhi oleh perkembangan industri.
Dengan demikian menjalin kerjsama antara universitas dengan industri adalah hal yang penting.
• Bangun Mahasiswa Berkarakter Unggul, UTY Gelar Asistensi Agama Islam
Ainun menilai penting proses belajar yang variatif. Artinya belajar tidak hanya di kelas dengan dosen, tetapi juga dengan eksperimen dengan masyarakat.
"Bisa dihitung kredit, dengan demikian kita harus menyusun bagaimana mahasiswa tersebut internship. Misalnya bagaimana dia (mahasiswa) mengembangkan diri, ada peningkatan atau kompetensi apa dari internship itu. Apa saja yang harus dikerjakan mahasiswa? Tentunya kita harus memberikan tugas, bisa nggak selesaikan masalah ini di perusahaan,"jelasnya.
"Implikasinya, internship tidak bisa selesai dalam waktu singkat. Satu Sampai dua bulan baru kenal perusahaan, baru kenal produk, jadi butuh wakty lama,"sambungnya.
Ia berharap agar universitas memberikan pengawasan, sehingga kegiatan yang dilakukan mahasiswa sesui dengan kondisi perusahaan dan baik mahasiswa atau perushaan sama-sama mendapat manfaat.
Sebelum penandatanganan dimulai, acara diawali dengan penyerahan SK Prodi baru, yaitu Informatika Medis Program Sarjana dan Destinasi Pariwisata Program Diploma IV.
Acara ditutup dengan Gelar expo hasil karya teknologi dan start up Industri kreatif mahasiswa UTY. (TRIBUNJOGJA.COM)