Harga Cabai Melejit
Diduga Karena Dipengaruhi Faktor Cuaca, Harga Cabai Rawit Merah di Bantul Meroket
Memasuki musim penghujan, harga komoditas cabai rawit merah di Bumi Projotamansari mengalami kenaikan cukup signifikan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Memasuki musim penghujan, harga komoditas cabai rawit merah di Bumi Projotamansari mengalami kenaikan cukup signifikan.
Bahkan, pantauan di pasar tradisional Bantul, harga bumbu masak bercita rasa pedas itu saat ini menembus angka Rp 60 ribu perkilogram.
Kepala Seksi Distribusi dan Harga Kebutuhan Pokok, Dinas Perdagangan Bantul, Zuhriyatun Nur Handayani mengatakan, berdasarkan pantauan di beberapa pasar tradisional, seperti pasar Bantul, Niten, Imogiri, dan Piyungan, kenaikan harga cabai sudah terjadi sejak libur Natal dan tahun baru 2020.
Kenaikan berlangsung secara perlahan.
• BREAKING NEWS: Harga Cabai Rawit Merah di Pasar Tradisional Bantul Tembus Rp 60 Ribu
Dari awalnya Rp 35 ribu sampai saat ini sudah mencapai Rp 55 ke atas.
Ia tidak mengetahui secara pasti penyebabnya.
Namun dirinya menduga, kenaikan harga cabai disebabkan karena faktor cuaca.
"Saat ini kan musim hujan. Jadi mungkin produksi cabai ditingkat petani tidak terlalu banyak. Banyak tanaman cabai yang terserang jamur," kata Zuhriyatun, Jumat (10/1/2020).
Menurut dia, saat ini permintaan cabai rawit merah di tingkat konsumen di Bantul masih stabil.
Namun produksi di tingkat petani cenderung mengalami penurunan, sehingga secara perlahan harganya cenderung mengalami kenaikan.
Bahkan, saat ini sudah menembus Rp 60 ribu perkilogram.
• Kamu Wajib Coba! Tiga Tips Super Gampang Membuat Lipstick Tahan Lama
Harga tersebut menurutnya terbilang cukup tinggi.
"Kalau harga normal, biasanya cuma Rp 30 ribu perkilo," ujar dia.
Sementara, berdasarkan pantauan Tribunjogja.com, sebagian besar tanaman cabai di Sanden Bantul sudah tidak lagi produktif.
Pekan ini kebanyakan merupakan panen terakhir yang bisa dilakukan oleh para petani.
Selain karena sudah berusia tua, tanaman cabai di lahan pertanian tersebut banyak yang terserang jamur.
Kondisi daunnya menguning dan beberapa dahannya sudah kering sehingga kualitas panen tidak maksimal, hasilnya pun sedikit.
Seperti yang dialami Mbok Suti, seorang petani setempat.
• Pasar Lelang Cabai di Sleman Dinilai Sukses Tingkatkan Pendapatan Petani
Ia mengaku hanya membawa hasil panen beberapa kilo saja saat panen.
Itu pun harus memilah beberapa tanaman saja yang masih bisa dipetik.
"Tanamannya memang sudah tua. Sudah patheken (terserang jamur). Menanamnya sudah lama, sejak musim kemarau," kata perempuan, yang ditaksir berusia sekitar 53 tahun itu.
Harga cabai belakangan ini menurut Mbok Suti memang mengalami kenaikan.
Sebelumnya harga ditingkat petani ke pengepul dibanderol Rp 22 ribu.
Namun terakhir dirinya menjual sudah mulai merangkak naik di angka Rp 34 ribu perkilogram. (TRIBUNJOGJA.COM)