Respon Anies Baswedan Tanggapi 'Sentilan' Presiden Jokowi Soal Normalisasi Kali Ciliwung

Anies Baswedan merespon sentilan Presiden Joko Widodo terkait masalah banjir yang melanda wilayah DKI Jakarta

Editor: Muhammad Fatoni
Instagram
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan pernyataannya terkait banjir yang landa Jakarta di awal tahun 

Anies Baswedan merespon sentilan Presiden Joko Widodo terkait masalah banjir yang melanda wilayah DKI Jakarta

Anies Baswedan dan Presiden Joko Widodo
Anies Baswedan dan Presiden Joko Widodo (Instagram Anies Baswedan dan Instagram Jokowi )

TRIBUNJOGJA.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi Presiden Joko Widodo ihwal sungai Ciliwung.

Sebabnya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi ini menyinggung soal Sungai Ciliwung yang baru dinormalisasi 16 kilometer.

Padahal, rencana normalisasi sungai Ciliwung tersebut yakni sepanjang 33 kilometer.

Karena alasan normalisasi yang baru 16 kilometer ini, Anies Baswedan memiliki alasannya.

"Sesudah ini (banjir) beres, kami kumpulkan data yang lengkap lalu berbicara objektif," kata Anies, saat mendatangi korban banjir, di Kampung Pulo, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020) sore.

Lebih lanjut, Anies seakan menampik terjadinya banjir bukan gegara Sungai Ciliwung yang baru dinormalisasi 16 kilometer.

"Begini, mungkin kami harus cek lagi nanti. Seperti apa kondisi per wilayah yang ada kejadian banjir," kata Anies.

"Karena kalau titik-titik banjir dengan titik-titik ramalan BMKG, itu hampir simetris," sambungnya.

Ini Penyebab dan Langkah Tangani Banjir di Jakarta Menurut Anies Baswedan

Jawaban Ahok Kinerjanya Dibandingkan dengan Anies saat Banjir: Gubernur yang Sekarang Lebih Pinter!

Anies pun enggan meneruskan polemik normalisasi sungai Ciliwung.

Kata dia, fokus kepada korban banjir di Jakarta saat ini lebih penting.

"Pada fase ini, kami fokus pada penyelematan warga, fokus pada evakuasi warga. Jadi, ini bukan single variable. Ini multiple variable," kata Anies.

"Saya tegaskan, tugas kami untuk penanganan banjir, ini belum selesai sampai warga kembali ke rumahnya," ungkapnya.

"Baru sesudah itu bicara sebab, baru bicara langkah untuk menangani sebab-sebab," lanjutnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020). (KOMPAS.com/NURSITA SARI)

Sementara, berdasarkan penelurusan TribunJakarta.com, akun Instagram resmi @Jokowi memberikan tulisan;

"Banjir di ibu kota dan sekitarnya awal tahun ini paling parah terjadi di empat Daerah Aliran Sungai di DKI Jakarta, yakni DAS Sungai Krukut, Sungai Ciliwung, Sungai Cakung, dan Sungai Sunter.

Untuk penanganan darurat bersama pihak terkait, telah difungsikan pompa, karung pasir, bronjong dan tanki air agar kawasan dan prasarana publik terdampak dapat segera berfungsi kembali.

Pembangunan prasarana pengendalian banjir pada keempat sungai terkendala sejak tahun 2017 karena masalah pembebasan lahan.

Program Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung misalnya, sudah ditangani 16 kilometer dari rencana keseluruhan 33 km.

Sementara pada hulunya tengah dilaksanakan pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dengan kemajuan pembebasan tanah di atas 90 persen dan perkembangan pembangunan fisik mendekati 45 persen.

Kedua bendungan tersebut direncanakan selesai pada akhir 2020.

Sementara itu, percepatan pelaksanaan Sudetan Sungai Ciliwung dari Sungai Ciliwung ke Sungai Cipinang, sedang berlanjut.

Masyarakat setempat telah menyetujui pemanfaatan lahan untuk kelanjutan pembangunan sudetan sepanjang 600 meter dari keseluruhan 1200 meter." tulis presiden Jokowi.

Solusi Anies Baswedan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuturkan, normalisasi Kali Ciliwung tidak membuat Jakarta terbebas dari banjir.

"Jadi ini bukan sekadar soal yang belum kena normalisasi saja, nyatanya yang sudah ada normalisasi juga terkena banjir," ujar Anies di Kampung Pulo, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020).

Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan Jakarta kembali banjir.

"Ada yang daerah kontribusinya karena masalah curah hujan saja, ada yang kontribusinya karena ukuran saluran, ada yang kontribusinya karena faktor-faktor yang lain. Jadi ini bukan single variable problem, ini multiple variable," kata Anies.

Gara-gara Banjir, Netizen Merindukan Sosok Ahok dan Sebut Basuki Tjahaja Purnama Mantan Terindah

Banjir Melanda Jakarta, Ini Beda Pendapat Anies Baswedan dan Menteri PUPR Terkait Penyebab Banjir

Dia berjanji akan meneliti penyebab banjir di Jakarta usai proses evakuasi rampung.

"Banjir Jakarta harus diselesaikan secara lebih komprehensif. Caranya yaitu mengendalikan volume air dari hulu yang akan masuk ke Jakarta," kata Anies.

Anies mengaku, Jakarta seringkali menerima kiriman air dalam jumlah besar dari hulu.

Tingginya volume air kiriman dari hulu, kata dia, seringkali menyebabkan Jakarta menjadi banjir.

"Pengendalian air di kawasan hulu dengan membangun dam, waduk, embung, sehingga ada kolam-kolam retensi untuk mengontrol, mengendalikan, volume air yang bergerak ke arah hilir," kata Anies.

Menurut Anies, cara efektif mengendalikan banjir Jakarta yakni memperbanyak pembangunan kolam-kolam retensi di hulu.

"Dengan cara seperti itu (pembangunan kolam retensi), Insya Allah bisa, tapi itu semua kan kewenangannya di pusat ya. Jadi kita lihat nanti pemerintah pusat," ucapnya. (*/tribunnews)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved