Makin Genting! Jenderal Iran Serukan Aksi Pembalasan ke AS Atas Pembunuhan Qassem Soleimani
Mohsen Rezaee, tokoh senior Garda Republik Iran menyerukan aksi pembalasan atas pembunuhan Mayjen Qassem Soleimani.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM, BEIRUT– Mohsen Rezaee, tokoh senior Garda Republik Iran menyerukan aksi pembalasan atas pembunuhan Mayjen Qassem Soleimani.
Jenderal yang pernah memimpin pasukan pengawal Republik Islam Iran itu menyerukan pembalasan lewat akun Twitternya @ir-rezaee.
Pernyataannya dikutip situs berita Lebanon, Al Masdar News dan Sputniknews.com, Jumat (3/1/2020). Seruan Rezaee ini bukan pernyataan resmi pemerintah Iran.
Teheran sejauh ini belum menyiarkan pernyataan dan tanggapan atas kematian Qassem Soleimani di Baghdad.

Secara teknis, pasukan Garda Republik Iran memiliki kontrol atas jalur strategis Selat Hormuz.
Pekan lalu, armada laut Iran menggelar latihan bersama militer Rusia dan China.
Menggunakan kapal cepat bersenjata, pasukan laut Iran beberapa kali membayangi armada laut AS. Bahkan pernah menangkap dan menyandera prajurit Angkatan Laut AS.
• Profil Qassem Soleimani, Jenderal Iran yang Dibunuh Atas Perintah Presiden Trump
Pembunuhan Qassem dan tokoh-tokoh Shiah Irak terjadi Kamis (2/1/2020) malam waktu Bahgdad.
Situs berita Russia Today (RT) News mendapatkan gambaran detik-detik pembunuhan Komandan Pasukan Al Quds Garda Republik Iran.
Saksi mata di Bandara Internasional Baghdad menyebutkan, semua jadwal penerbangan di bandara tersebut dibatalkan begitu terjadi serangan roket.
Serangan diduga dilakukan drone AS itu menyasar terminal keberangkatan.
• Jenderal Soleimani, Komandan Pasukan Al Quds Garda Republik Iran Terbunuh di Baghdad
Kesaksian ditulis warga bernama Barzan Sadiq lewat akun Twitternya @BarzanSadiq, dan dikutip RT News, Jumat (3/1/2020). Kebakaran besar terlihat di area yang terkena serangan roket.

“Ada dua kendaraan terbakar,” lanjut Barzan Sadiq sembari melampirkan rekaman pendek video dari area yang terpantau di bandara. Suasana di lokasi kejadian tampak gelap.
Keterangan awal tim media Perdana Menteri Irak menyebutkan, ada tiga roket menghantam bandara Baghdad.
Pihak Populer Mobilization Unit (PMU), milisi Shiah di Irak awalnya menyebut tokoh mereka, Direktur Humas Muhammad Reza al-Jabari, tewas akibat serangan roket yang diyakini dilakukan pasukan AS itu.
• Presiden Donald Trump Perintahkan Bunuh Jenderal Qassem Soleimani
Beberapa jam kemudian muncul kabar baru, Deputi Komandan PMU Abu Mahdi al-Muhandis juga tewas.
Lebih mengejutkan lagi, ada korban lain, yaitu Komandan Pasukan Al Quds Garda Republik Iran, Mayjen Qassem Soleimani.
"Amerika dan Israel bertanggungjawab atas pembunuhan para mujahidin ini, Abu Mahdi al-Muhandis dan Qassem Soleimani," kata juru bicara PMF, Ahmed al-Assadi dikutip Reuters dan Sputniknews, Jumat (3/1/2020).
Mereka tewas menyusul serangan roket yang diarahkan ke iring-iringan kendaraan yang membawa mereka. Sejumlah pengawal dari PMF juga tewas.
Menurut laporan televisi Al Sumaria, 12 tentara Irak juga terbunuh dalam operasi rahasia yang diduga dilakukan pasukan AS dan Israel.
Detail kejadian dan perkembangan lebih lanjut peristiwa ini sedang dikumpulkan informasinya.
Qassem Soleimani merupakan tokoh sangat penting yang diincar pasukan AS dan Israel. Ia berperan memimpin pasukan dan milisi yang diterjunkan dalam perang di Suriah maupun Irak.
Pasukan AS dua pekan lalu mengempur kamp Khatabi Hezbollah di Irak, menewaskan sekurangnya dua lusin anggota milisi Shiah tersebut.
Pada 31 Desember 2019, aktivis Shiah menggelar demo besar ke Kedubes AS di Baghdad, mengecam serangan brutal itu.
Para demonstran sempat masuk ke komplek Kedubes, membakar dan merusak property diplomatik di Green Zone tersebut.
Menteri Pertahanan AS, Mark Esper, memperingatkan siapa saja, AS akan melakukan serangan preemtif guna melindungi kepentingan pasukan AS.
Esper menuding para demonstran di Baghdad merupakan kepanjangan tangan Iran, dan mereka akan menyesal jika meneruskan aksi kekerasannya.(Tribun.com/xna)