Dalam Sepekan Terakhir, 750 Kendaraan Gagal Menanjak di Jalur Tanjakan Cinomati Bantul

Jalur yang menghubungkan antara Kecamatan Pleret dan Dlingo itu tidak direkomendasikan untuk dilalui.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Relawan SAR DIY Distrik Bantul bersama Polri, TNI, Satpol-PP, Paksi Katon dan dibantu sejumlah unsur relawan lainnya membantu pengemudi yang tak kuat menaklukkan tanjakan di Jalur Cinomati, Senin (30/12/2019) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Musim libur natal dan tahun baru 2020 tiba. Wisatawan berdatangan mengunjungi sejumlah destinasi wisata di Kabupaten Bantul.

Ada yang lewat dijalan Parangtritis, Imogiri - Mangunan, dan masih banyak pula wisatawan yang melintasi jalur Cinomati.

Padahal, jalur yang menghubungkan antara Kecamatan Pleret dan Dlingo itu tidak direkomendasikan untuk dilalui.

Terutama bagi kendaraan besar, karena kontur medan yang sangat curam, berkelok, menurun dan menanjak.

Sejumlah petugas polisi dan relawan membantu mendorong kendaraan yang tak kuat menanjak di Cinomati,  Rabu (5/6/2019).
Sejumlah petugas polisi dan relawan membantu mendorong kendaraan yang tak kuat menanjak di Cinomati, Rabu (5/6/2019). (Tribunjogja/Ais)

Kasi Operasional SAR DIY Distrik Bantul, Bondan Supriyanto, yang bertugas melakukan pemantauan di jalan Cinomati mencatat, dalam sepekan terakhir, sejak pos pantau dibuka tanggal 23 Desember sedikitnya sudah ada 700an lebih kendaraan yang gagal menanjak.

Terdiri dari 350 kendaraan roda empat dan lebih dari 400 kendaraan roda dua.

"Kebanyakan yang tidak kuat menanjak adalah kendaraan plat luar daerah. Mereka ndak hapal medan, karena mengikuti google maps," kata dia, ditemui saat sedang bertugas, Senin (30/12/2019).

Tanjakan Berbahaya di Jalur Cinomati Bantul, Puluhan Kendaraan Kerap Gagal Menanjak

Bondan mengatakan pihaknya bersama Polri, TNI, Satpol-PP, Paksi Katon, FPRB Wonolelo dan dibantu sejumlah komunitas relawan lainnya siap siaga, membantu kendaraan yang tidak kuat menanjak maupun trouble, seperti rem blong ataupun kampas kopling terbakar.

Para relawan tersebut standby di tepian jalan.

Ketika ada mobil yang sepertinya gagal menanjak, mereka cepat berlari untuk mengganjal roda, mendorong dan meminta pengemudi untuk mematikan Air Conditioner (AC).

Relawan SAR DIY Distrik Bantul bersama Polri, TNI, Satpol-PP, Paksi Katon dan dibantu sejumlah unsur relawan lainnya membantu pengemudi yang tak kuat menaklukkan tanjakan di Jalur Cinomati, Bantul, Senin (30/12/2019)
Relawan SAR DIY Distrik Bantul bersama Polri, TNI, Satpol-PP, Paksi Katon dan dibantu sejumlah unsur relawan lainnya membantu pengemudi yang tak kuat menaklukkan tanjakan di Jalur Cinomati, Bantul, Senin (30/12/2019) (Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin)

"Kalau penumpangnya banyak. Kita minta untuk turun dan akan kita antar dengan senang hati keatas pakai sepeda motor, tanpa dipungut biaya," terangnya.

Dijelaskan Bondan, jalur Cinomati memiliki panjang 1,3 kilometer.

Jalur wisata menuju Mangunan dan Gunungkidul itu termasuk yang paling berbahaya.

Memiliki 42 kelokan dengan sisi kanan dan kiri merupakan tebing dan jurang.

Bupati Bantul Berencana akan Potong Gunung di jalur Cinomati Kecamatan Pleret

Kelokan di Cinomati yang paling berbahaya, kata Bondan, ada di kelok 16 dan 17.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved