34 Puskesmas di Klaten Beri Layanan VCT dan Tes HIV/AIDS bagi Ibu Hamil

Dari data Dinkes Klaten, tercatat total 17.925 ibu hamil, sudah ada 12.324 orang yang mengikuti VCT hingga Oktober 2019.

Penulis: Victor Mahrizal | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Bupati Klaten, Sri Mulyani, menghadiri peringatan Hari Aids Sedunia di Alun-Alun Klaten bersama Guyon Waton, Minggu (22/12/2019). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Victor Mahrizal

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Ibu hamil di wilayah Klaten diwajibkan mengikuti voluntary counseling and testing (VCT) untuk memastikan bayi yang mereka kandung tak terjangkit virus HIV/AIDS.

Hal itu sebagai pencegahan sejak dini dan antisipasi bayi dalam kandungan mereka terjangkit virus tersebut. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan pelayanan VCT sudah dibuka di 34 puskesmas di Klaten.

Tes HIV/AIDS bagi ibu hamil juga sudah mulai digencarkan sejak 2019.

Dari data Dinkes Klaten, tercatat total 17.925 ibu hamil, sudah ada 12.324 orang yang mengikuti VCT hingga Oktober 2019.

Dari jumlah tersebut, ada 11 ibu hamil yang dinyatakan positif HIV/AIDS.

Anggit mengatakan VCT menjadi bagian penting bagi ibu hamil.

Jika dinyatakan positif HIV/AIDS bisa segera dilakukan upaya pencegahan virus tak menular kepada bayi di dalam kandungan.

“Jika dinyatakan positif, ada pendampingan serta pengobatan dengan minum ARV (antiretroviral). Obat itu rutin diminum untuk menekan perkembangbiakan virus HIV/AIDS sehingga nantinya si bayi bisa negatif virus tersebut,” kata Anggit.

Anggit mengatakan belum semua ibu hamil memanfaatkan fasilitas VCT di Puskesmas.

Ada yang masih enggan memeriksakan kondisi mereka apakah terjangkit virus atau tidak.

Ada pula yang memeriksakan perkembangan kehamilan mereka ke dokter spesialis anak sehingga tak bisa terpantau petugas Dinkes.

“Nanti akan kami cek ke wilayah untuk memastikan ibu-ibu hamil sudah memeriksakan diri atau belum,” jelas Anggit.

Sementara itu, Bupati Klaten, Sri Mulyani, yang juga Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten mengingatkan, selain upaya mencegah penularan HIV/AIDS juga perlu perhatian masyarakat umum untuk tidak mendiskreditkan orang yang mengidap penyakit AIDS.

“Jangan lakukan seks bebas. Jauhi penyakitnya, tetapi jangan jauhi orangnya,” jelas Sri Mulyani.

Sekretaris KPA Klaten, Kuswandjana, mengatakan selama ini masih banyak warga yang belum paham penularan HIV/AIDS.

Lantaran hal itu, KPA terus melakukan sosialisasi tentang HIV/AIDS termasuk cara pemulasaraan jenazah ODHA yang sebelumnya menyasar kepala urusan (Kaur) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Desa dan tokoh agama. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved