Kisah Balita di Australia Nyaris Ditelan Ular Piton, Sang Ayah Bunuh Ular Pakai Palu Godam

Kisah Balita di Australia Nyaris Ditelan Ular Piton, Sang Ayah Bunuh Ular Pakai Palu Godam

Editor: Hari Susmayanti
Kolase Evan Thompson dan Telegraph.co.uk
KRONOLOGI Ular Piton 4 Meter Nyaris Telan Bulat-bulat Balita, Sang Ayah Lakukan Aksi Penyelamatan 

TRIBUNJOGJA.COM - Seorang balita berusia 4 tahun di Australia bernama Clifford Thompson selamat dari terkaman ular piton sepanjang 4 meter yang sudah menyeretnya ke semak-semak.

Korban berhasil diselamatkan setelah sempat berteriak meminta tolong.

Sang ayah balita nahas tersebut, Evan langsung bergegas menyelamatkan anaknya yang sudah digigit piton.

Kronologinya berawal saat Clifford tiba-tiba berteriak ketika paha kanannya digigit ular piton

Ayah bocah itu, Evan, kemudian berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi.

Tampak ular ganas itu mencoba menyeret Clifford menuju ke semak-semak untuk memakannya.

"Dia bergantung pada pagar samping untuk hidupnya dan saat itulah saya tahu saya harus bertindak." kata Evan kepada The Courier-Mail.

Ular piton yang hampir menelan bocah
Ular piton yang hampir menelan bocah (Evan Thompson via The Sun)

Untuk menyelamatkan putranya, Evan pun meninju kepala ular piton itu.

Dia mengatakan kepada 7News, "Saya tahu saya harus melakukan sesuatu, jadi saya berlari lurus dan memukulnya langsung di kepala."

Terkejut dengan pukulan itu, ular itu melepaskan putranya

Namun, tak lama kemudian ular itu tiba-tiba melilit dan menerkam Clifford

Sang ayah kemudian meraih kepala reptil itu dan membuka mulutnya sekuat yang dia bisa sampai gigi ular lepas dari kaki Clifford.

Clifford berhasil lepas

Namun, ular itu tidak mudah menyerah.

Ada 17 Laporan Ular Kopi dan Kobra Jawa di Magelang, Masuk Permukiman Sampai Sekolah

Evan mengatakan bahwa ular itu kemudian mencoba mengejar putranya lagi.

Sambil berteriak minta tolong, si ayah meraih ekornya dan melemparnya agar menjauh dari putranya

"Saya belum pernah melihat seekor ular yang seagresif itu, kejadian ini adalah sesuatu yang belum pernah saya alami sebelumnya.

Ketika seorang teman keluar setelah mendengar panggilannya, Evan berhasil membunuh ular piton itu dengan palu godam

Evan menambahkan, "Jika saya tidak ada di sana pada saat itu, ular ini bisa membunuhnya dengan mudah"

Kondisi kaki Clifford saat digigit
Kondisi kaki Clifford saat digigit (Evan Thompson)

Dia menggambarkan ular itu memiliki tubuh yang besar dengan kepala yang sangat besar

Evan telah mengikat tourniquet (tali penekan) di sekitar kaki Clifford untuk menghentikan pendarahannya,.

Clifford telah menjalani operasi pada luka gigitan di Rumah Sakit Mackay.

Bocah itu mengalami luka yang cukup dalam di pahanya.

Kasus di Surabaya

Kasus serangan ular piton juga pernah terjadi sebelumnya di Surabaya

Seekor ular jenis Piton Sono Kembang sepanjang 4 meter dan berat 40 kilogram hebohkan  warga Jalan Candi Lempung RT 03 RW 09, Lontar, Sambikerep, Surabaya, Sabtu (16/11/2019) malam.

Ular tersebut mendadak muncul lalu menggeliat di dasar sungai yang berada di sisi timur pemukiman warga, sekitar pukul 23.00 WIB.

Beberapa warga  sontak terjun ke dalam dasar sungai sedalam tiga meter itu dan berusaha menangkap ular tersebut.

Lantaran air di dalam dasar sungai tinggal sedikit karena musim kemarau, warga dengan mudah untuk menangkapnya.

Satu di antara warga yang terbilang berani itu, bernama Mariyadi (41).

Teror Ular Kobra Merambah Sleman, Buat Panik Para Pedagang di Jalan Jambon

Kepada TribunJatim.com (grup surya.co.id), ia mengaku sempat berjibaku sekitar 15 menit untuk menangkap ular tersebut.

"Saya pegang ekornya, saya tarik, sempat lepas karena melawan.

Sempat tarung sama saya (berkelahi), sampai saya jatuh," ujarnya saat ditemui di lokasi penemuan ular, Minggu (17/11/2019).

Maryadi menuturkan, mulanya ular tersebut diketahui pertama kali oleh seorang petugas keamanan perumahan baru di sebelah pemukimannya, bernama Slamet saat berpatroli.

"Semalam ada satpam perumahan sebelah patroli keliling sini. Lalu lihat ular, teriak-teriak lalu dia senter," jelasnya.

Mendengar kegaduhan itu, lanjut Mariyadi, warga pun dibuat heboh.

Saat dipastikan ular tersebut benar adanya, Mariyadi mengaku, tanpa banyak pikir langsung terjun ke sungai.

"Saya kira ular kecil, ternyata saya lihat ularnya besar," tuturnya.

Ular tersebut semula melata dengan begitu cepatnya menyusuri dasar sungai dari arah utara ke selatan.

Namun, sebelum ular tersebut berhasil berkamuflase dengan medan sungai yang puritan lantas menghilang,

Mariyadi sigap lalu dipegangnya ekor ular tersebut lalu menariknya kuat-kuat.

Mungkin sadar menjadi bulan-bulanan manusia, ular tersebut berkali-kali melakukan perlawanan.

Mulai dari menyeringai lalu berdesis keras seraya mengulurkan lidahnya.

Tubuh Mariyadi pun dililit lipatan tubuh si ular.

"Saya menghadang pakai tangan.

Pas saya pegang melibet (melilit) badan saya, kena leher saya tadi malam, semenit lilit leher saya," ungkapnya.

Sejam berjibaku meladeni perlawanan hewan melata tersebut, sang ular pun takluk.

Itu setelah warga beramai-ramai menyergap ular tersebut dengan siasat khusus.

Yakni, dengan menjepit kepala ular menggunakan alat besi berbentuk huruf 'T'.

Saat dirasa gerakan ular terkunci, warga lantas beramai-ramai membuntal kepala ular dengan lapisan selotip lakban.

"Akhirnya saya himpit pakai besi bentuk T Lalu saya lakban kepalanya, saya buntal," ungkap Mariyadi.

Saat gerak-gerik ular makin tenang, dan nyaris tak melawan, Mariyadi lantas memindahkan ular yang beratnya nyaris satu karung semen itu ke sebuah kotak bekas sangkar burung dara.

Sangkar itu terbuat dari lapisan kayu dan teralis.

"Ya sementara dibuat hiburan anak-anak kecil yang mau melihatnya," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua RT 03 Purwo Subketi (49) menuturkan, sementara waktu pihaknya masih belum miliki rencana selanjutkan terhadap ular hasil tangkapan warganya.

Semalam, beberapa jam setelah ular tersebut diamankan, ada seorang dari komunitas pecinta ular tertarik melihat ular tangkapan warganya.

Purwo sempat mengaku optimis bahwa ular tersebut bisa diuangkan atau paling tidak dapat berpindahtangan ke pihak yang memang ahlinya.

Namun, ternyata dugaannya meleset, pihak komunitas pecinta alam tersebut mendadak urung mengadopsi ular tersebut setelah tahu bahwa status ular tersebut adalah ular liar .

"Ternyata beda kalau ular dipelihara dari kecil.

Karakternya lain, gak berani Jadi enggak jadi beli," ungkap pria bertopi urang itu. (*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul KRONOLOGI Ular Piton 4 Meter Nyaris Telan Bulat-bulat Balita, Sang Ayah Lakukan Aksi Penyelamatan.

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved