Travel
Daftar Wisata Jogja Cocok Buat Mengisi Liburan Natal dan Tahun Baru, Dijamin Mengesankan
Libur Natal dan Tahun Baru sebentar lagi. Sudahkah Anda menyusun daftar destinasi wisata yang akan dikunjungi di Yogyakarta?
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Rina Eviana
Bahkan saking uniknya, banyak yang menyebutkan jika destinasi wisata ini mirip dengan wisata Bukit Breksi di Sleman.

Banyak dari pengunjung yang menyangka bahwa bekas penambangan batu tersebut merupakan candi.
Akan tetapi berkali-kali pula pengelola menjelaskan bahwa tempat itu hanyalah bekas penambangan biasa.
Watu Giring juga menyuguhkan pemandangan alam yang sangat luar biasa.
Di sore hari, Anda bisa menikmati indahnya sunset berpadu dengan hijaunya sawah dan perbukitan alam sekitar.
Jika beruntung, Anda bisa melihat Gunung Merapi dari kejauhan pada saat cuaca sedang cerah.
Tempat wisata ini memang tak terlalu menawarkan banyak pemandangan. Akan tetapi, sayang jika Anda lewatkan karena obyek ini terlihat bagus untuk difoto dan bisa dijadikan koleksi unggahan di media sosial.
Berapa retribusi untuk menikmati keindahan alam di Watu Giring? Di sini kelebihannya.
Anda tinggal merogoh kocek biaya parkir sebesar Rp2.000-Rp5.000 saja.
Dengan nominal segitu, Anda bebas menghabiskan waktu di sini hingga bosan.
4. Heha Sky View

Heha Sky View memang baru saja dibuka pada 2019. Tempat wisata ini menjadi ramai pengunjung sebab menjadi perbincangan di media sosial beberapa waktu lalu.
Heha Sky View kini sedang naik daun lantaran tempat tersebut menawarkan pemandangan alam khas perbukitan dan tentu saja instagramable.
Meski baru saja dibuka tempat tersebut mampu menarik perhatian para treveler atau pemburu foto cantik untuk datang ke destinasi yang terletak di Gunung Kidul ini.
Untuk menikmati panorama alam nan mempesona, para pengunjung wajib membeli tiket dengan tarif Rp10.000/orang pada pukul 10.00-16.30.
Jika ingin menikmati gemerlap lampu Jogja dan berkunjung pada pukul 16.30-23.30, pengunjung akan dikenakan biaya Rp15.000/orang.

Heha Sky View sendiri merupkan sebuah restoran yang terdiri dari tiga lantai yang dilengkapi dengan spot foto selfie di antaranya teras kaca, sky bridge dan kolam.
Bagi pengunjung yang ingin berpose di teras kaca akan dikenakan biaya kurang lebih Rp30.000 dan untuk jasa sewa foto Rp5.000.
Heha Sky View ini terletak di Jalan Dlingo-Patuk, Desa Patuk, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, DIY.
Untuk sampai ke lokasi, pengunjung memerlukan waktu 43 menit atau 18,6 kilometer dari kota Yogyakarta.
Dari pusat Yogyakarta ambil arah jalan Wonosari lalu lurus saja ke timur sampai ke Piyungan dan menuju ke Bukit Bintang.
Tetap ikuti jalur tersebut hingga menemukan pos PJR Patuk lalu belok ke arah kanan sampai menemukan pertigaan. Sampai pertigaan ambil arah ke kanan dan tetap ikuti jalan hingga menemukan Heha Sky View.
5. Pule Payung

Kulon Progo memang tak kalah indah dengan kawasan Gunungkidul maupun Bantul. Tak sedikit destinasi wisata di tempat ini bisa dijadikan tempat alternatif ketika akhir pekan tiba.
• Jelang Libur Nataru, 5 Desa Wisata di Sleman Jadi Favorit Wisatawan
• 17 Lokasi Wisata di Jogja yang Dekat dengan Malioboro, Mudah dijangkau dan Murah Meriah
Sebagai contoh, wilayah Waduk Sermo dan Perbukitan Menoreh tetap layak dikembangkan sebagai objek wisata.
Perpaduan bukit hijau, danau dan langit biru membentuk sebuah panorama alam nan eksotis. Cocok untuk Anda yang mencari tempat melepas penat usai bekerja seminggu.
Adapula tempat wisata Pule Payung Wisata Alam. Letaknya berada di Dusun Suropati, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kulonprogo.
Lokasinya berada pada ketinggian sekitar 500 mdpl sehingga memungkinkan melihat panorama alam indah di bawahnya yang penuh dengan pepohonan hijau.
Uniknya, objek Pule Payung ini juga memadukan panorama alam dengan spot foto kekinian.
Sehingga, bagi Anda yang ingin mengunggah koleksi foto terbaru di Instagram, Pule Payung adalah tempat yang tepat untuk mengabadikan momen liburan.
Berikut 3 daftar spot foto di Pule Payung yang bisa Anda coba satu per satu:
1. Spot Angkasa

Salah satu spot terluas di Pule Payung adalah Spot Angkasa. Dengan luas 8 x 21 meter, pengunjung bisa leluasa mengambil foto di sini.
Spot ini lumayan tinggi sehingga pesisir selatan diperkirakan bisa terlihat dari sini.
Spot Angkasa memiliki sejumlah properti tambahan untuk berfoto yaitu kursi dan meja.
Jadi, Anda dapat melakukan pose selfie seolah-olah sedang duduk menikmati secangkir teh hangat dari ketinggian. Dari atas, akan terlihat padang hijau yang menyejukkan mata.
2. Spot Jembatan Surga

Tempat ini memang seperti surga. Berupa jembatan lumayan panjang dengan daya tampung 50 orang. Mengapa dinamakan Jembatan Surga?
Tentu karena pemandangan di tempat ini cukup indah. Lukisan alam berupa Perbukitan Menoreh dan Waduk Sermo dari ketinggian bisa Anda nikmati saat naik ke jembatan.
Tersedia juga properti sepeda motor yang dapat dijadikan pelengkap dalam berfoto. Tentu, Anda tak akan melewatkan kesempatan untuk berfoto di sini bukan? Tempat ini cukup viral di kalangan pengguna media sosial.
3. Spot Sepeda Langit

Untuk warga Yogyakarta dan sekitarnya, Anda tak perlu jauh-jauh ke Bandung untuk menikmati naik sepeda di langit. Wahana itu sudah ada di Pule Payung.
Sesuai dengan namanya, spot Sepeda Langit memberikan kesempatan pengunjung untuk mengayuh sepeda di ketinggian.
Tak usah khawatir soal keselamatan, Anda akan dibekali alat pengaman saat mengayuhnya.
Dengan naik ke atas Sepeda Langit, Anda bisa mendapatkan spot foto terbaik dengan background Waduk Sermo nan eksotis.
Tertarik untuk berwisata ke Pule Payung? Anda bisa menyiapkan kendaraan pribadi dan dana untuk berfoto di setiap spot. Pasalnya, semua tempat berfoto di Pule Payung dikenakan biaya yang cukup terjangkau.
Untuk masuk ke Pule Payung sendiri hanya dibutuhkan Rp5.000 saja. Untuk mencoba berfoto di setiap spot, harga tiket masuk mencapai Rp 10.000-Rp15.000.
6. Gumuk Pasir Parangkusumo

Sesuai namanya, tempat tersebut dipenuhi pasir. Tentu, ini menjadi tempat wisata unik yang bisa Anda kunjungi bersama keluarga atau orang terkasih.
Di sini, Anda bisa berselancar diantara pasir atau yang kerap dinamakan sandboarding.
Maka, Anda tak perlu jauh-jauh ke Amerika maupun Tiongkok untuk merasakan eksotisme gurun pasir Mojave ataupun Gobi.
Sandboarding sendiri merupakan olahraga yang mirip dengan snowboarding. Hanya, aktivitas ini tidak dilakukan di daerah pegunungan bersalju, tapi di daerah kering dan berpasir.
Meski olahraga ini jarang dimainkan, tapi termasuk aman. Apalagi, pelatih selancar juga tidak berada jauh dari tempat berselancar.
Untuk mencoba sandboarding, Anda cukup merogoh kocek Rp100 ribu sudah termasuk penyewaan papan selancar.

Lokasinya sendiri tidak jauh dari Kota Yogyakarta, hanya di Jalan Pantai Parangkusumo, Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul.
Bagi Anda yang sudah mencoba sandboarding, cobalah mengambil foto-foto di tempat ini.
Selain cantik, Gumuk Pasir memberikan kesan mengesankan, Panoramanya yang unik juga menjadikan lokasi ini sebagai favorit untuk menggelar sesi pre-wedding.
Bagi yang tertarik berkunjung ke sini, disarankan untuk datang di pagi hari atau menjelang sore. Sebab kala memasuki tengah hari, udara panas yang ada di Gumuk Pasir Parangtritis bisa cukup menyengat.
7. Tubing Gua Kalisuci

Ada banyak wisata di Yogyakarta yang tak dimiliki daerah lain, seperti Gua Kalisuci yang terletak di Gunungkidul.
Tak hanya menawan dengan stalakmit dan stalaktitnya, Gua Kalisuci ini juga memiliki sungai yang bisa disusuri dengan ban karet.
Bagi para penggemar K-Pop, tentu tahu tempat ini. Beberapa waktu lalu, ketika ke Indonesia, aktor Lee Seung Gi turut menyambangi Gua Kalisuci setelah ia jajan di Lupis Mbah Satinem.
Gua Kalisuci menawarkan sesuatu yang unik untuk para wisatawan yang sedang menikmati liburan di Yogyakarta, yakni menyusuri sepanjang sungai yang berada di dalam gua.
Kegiatan yang diberi nama cave tubing ini mengombinasikan susur gua dengan arung jeram. Tentu, terdengar menyenangkan bukan?
Di tempat ini, pengunjung bisa merasakan keseruan saat ban meluncur, membelah perut gua dan menyusuri aliran sungai. Jeram-jeram yang ada di sepanjang perjalanan membuat perjalanan menjadi lebih menantang.
Maka, sebelum melakukan kegiatan ini, Anda sebagai wisatawan perlu yakin terlebih dahulu. Maukah Anda mengikuti wisata tubing yang menantang ini? Jika mau, Anda diwajibkan menggunakan alat keselamatan.

Alat itu berupa jaket pelampung, pelindung tulang kering, alas kaki dan juga helm. Setelah semua dipasang, pemandu akan mengajak pengunjung untuk berjalan ke mulut gua. Jalannya tidak jauh, hanya 150 meter saja.
Jangan lupa, Anda perlu memerhatikan hal-hal yang dikatakan pemandu sebelum turun ke sungai. Ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Pemandu juga akan mengingatkan Anda agar tidak membawa HP dan barang elektronik lain. Bagi Anda yang menderita penyakit tertentu, seperti asma, harap menyampaikan ke pemandu agar mereka bisa berjaga juga.
Setelah selesai briefing, Anda dipersilahkan untuk menaiki ban dan memasuki gua satu per satu.
Selama itu pula, wisatawan yang mengikuti trip ini bakal berteriak merasakan kengerian Tubing Kalisuci. Meski ngeri, namun tubing di Kalisuci adalah sesuatu yang tak boleh dilewatkan.
Di dalam gua memang gelap, sehingga rasa ngeri sekaligus menyenangkan itu akan terus bertambah.
Gua Kalisuci memang tidak diberikan penerangan yang layak, mengingat di dalam gua banyak hidup ekosistem, satu diantaranya adalah kelelawar di setiap sudut gua.
Apabila Anda berniat untuk mengikuti trip tubing di Gua Kalisuci, tak ada salahnya jika Anda bertanya dulu kepada pihak pengelola.
Pasalnya, obyek wisata ini tergantung dengan debit sungai. Jangan sampai ketika sudah di sana, debit sungai terlampau deras atau kering.
Tertarik? Anda cukup merogoh kocek Rp75 ribu per orang untuk menikmati tantangan di sepanjang Gua Kalisuci. Harga sudah termasuk penyewaan alat-alat keamanan.
Bagaimana menuju ke Gua Kalisuci? Anda bisa menggunakan kendaraan sendiri, mengingat belum ada angkutan umum yang melayani jalur menuju tempat ini. Dari arah Yogyakarta para wisatawan dapat menyusuri jalan Jogja – Wonosari – Kecamatan Semanu – Gua Kalisuci. Jarak antara Wonosari denga Kalisuci sekitar 10 km.
8. Gua Kiskendo

Bagi Anda yang mengetahui mitologi Hindu, tentu tidak asing dengan istilah Mahesa Sura dan Lembu Sura. Betul, keduanya adalah mitos di zaman Hindu menggambarkan sosok laki-laki berkepala kerbau dan berkepala lembu.
Konon katanya, Gua Kiskendo yang terletak di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo adalah kediaman mereka berdua.
Di tempat itu, terjadi pula pertempuran Subali dan Sugriwa melawan Lembu Sura dan Mahesa Sura. Pertempuran itu sengit, memiliki intrik politik yang cukup tinggi.
Nah, penasaran dengan nasib keempatnya? Untuk melihat apa yang terjadi setelah peperangan itu, Anda bisa mengunjungi Gua Kiskendo tersebut.
Di sini, bakal terlihat relief di dekat mulut gua yang menggambarkan pertarungan antara keempat makhluk hidup itu.

Selain menjadi tempat bertarung, ternyata Gua Kiskendo acapkali menjadi tempat bertama leluhur. Tak heran, gua ini disakralkan oleh masyarakat.
Katanya, gua ini sering dipakai untuk beberapa ritual. Tempat ini, ratusan abad lalu, digunakan nenek moyang untuk mencari ketenangan batin lewat bertapa.
Memasuki gua, Anda akan menemukan sembilan ruangan kecil yang dijadikan tempat pertapaan. Salah satu orang yang pernah bertapa di tempat itu adalah Ki Hadi Sugito, dalang legendaris dari Kulonprogo.
Diceritakan, pada tahun 1964, ia pernah berada di dalam gua selama lima hari dan tidak sedikit pun melangkahkan kaki keluar dari gua.
Padahal, suasana di dalam sangat sepi, dingin dan cukup gelap akibat sedikitnya sinar matahari masuk.
Mengetahui hal ini, jika Anda ingin melihat ke dalam Gua Kiskendo, pastikan Anda membawa penerangan yang cukup dan sepatu yang nyaman.
Ini mengingat dataran di dalam gua juga tidak selalu mulus, meski sebagian besar sudah dibeton. Sehingga, ada baiknya jika Anda memberikan kenyamanan pada diri Anda sendiri.
Sesaat setelah memasuki mulut gua, mungkin Anda akan disambut puluhan sarang laba-laba. Mereka menempel di bibir gua.

Mulai dari sini, matahari semakin menciut ketika Anda menuruni sejumlah tangga untuk mencapai kebawah.
Menengok ke atas, Anda menjumpai stalaktit yang hingga kini masih lestari. Tentu, stalaktit itu bisa menjadi salah satu obyek pendukung saat Anda mengabadikan momen di dalam gua tersebut. Namun, sebaiknya Anda juga menggunakan topi saat masuk.
Hal ini dikarenakan air acapkali menetes dari atas gua sehingga air itu menciprati rambut pengunjung.
Tak heran, di dalam gua ini juga mengalir sungai bawah tanah yang katanya tidak pernah kering meski di musim kemarau.
Total ada 9 situs pertapaan yang ada di sana. Adapun namanya adalah Pertapaan Tledek, Kusuman, Padasan, Santri Tani, Semelong, Lumbung Kampek, Selumbung, Seterbang, dan Sekandang.
Dengan sembilan pertapaan ini, pengunjung yang hadir juga bisa membayangkan bagaimana orang-orang mampu bertapa di dalam tersebut.
Namanya juga sebuah mitologi, maka ada kepercayaan yang tak bisa dibuktikan kebenarannya. Namun, jika Anda merasa senang usai mengunjungi tempat ini, maka tak ada salahnya mempercayai sebuah mitologi kuno.
Di dalam, apabila diperhatikan dengan seksama, ada beberapa batuan yang secara khusus menjadi pusat perhatian.
Hal ini seperti batuan yang dianggap menyerupai lidah Lembu Sura yang dalam kisahnya dipotong Subali serta batuan berbentuk seperti usus yang disebut Babat Kendel sebagai symbol usus Mahesasura yang ditarik Subali.
Adapula beberapa ruang yang dianggap sebagai bagian dari ruang kerajaan, seperti singgasana, ruang penyimpanan atau lumbung dan jalur rahasia untuk menemui laut selatan, termasuk beberapa titik pertapaan yang dianggap memiliki kekuatan mistis.
Sudah merasa tertarik untuk melihat kesaktian Sugriwa dan Suballi melawan dua orang? Segera datang saja ke Gua Kiskendo sembari menghabiskan waktu liburan akhir pekan jika belum memiliki rencana.
Cukup dengan merogoh kocek Rp2.000 saja jika Anda menggunakan motor. Sementara, para pengguna mobil juga dikenakan biaya untuk parkir sebesar Rp5.000.
Untuk mencapai kesana, Anda harus memacu kendaraan sepanjang 28 km. Jalan yang bisa Anda tempuh menuju Gua Kiskendo adalah melewati Jalan Godean, kemudian menuju ke arah Kulonprogo dengan menyusuri Jalan Raya Kaligesing.
Meski petunjuk arah menuju gua minim, tapi Anda bisa bertanya dengan para penduduk. Biasanya, mereka akan mengarahkan pengunjung yang tersesat.
9. Gua Jomblang, Wisata Yogyakarta yang Berada di Bawah Tanah

Ingin sekali-kali mencoba wisata yang menantang di Yogyakarta? Mungkin Gua Jomblang di Kabupaten Gunungkidul adalah destinasi yang tepat untuk Anda pencinta tantangan.
Gua Jomblang ini sempat dikunjungi idola Korea Selatan, Lee Seung Gi, Selasa (3/9/2019). Saat itu, Seung Gi dan aktor Taiwan Jasper Liu memang sedang melakukan syuting untuk acara terbarunya yang segera tayang di Korea Selatan.
Tidak seperti gua pada umumnya yang berbentuk horizontal, Gua Jomblang adalah salah satu gua vertikal di Indonesia.
Otomatis, cara memasukinya pun berbeda dan harus menggunakan alat-alat standar agar tetap selamat saat memasuki gua itu.
Namun Anda tak perlu khawatir, hanya dengan merogoh Rp450 ribu hingga Rp1 juta, Anda bisa menyewa peralatan lengkap untuk menyusuri keindahan gua purba tersebut.
Ditambah, Anda akan ditemani pemandu, mengingat ada teknik khusus yang harus dikuasai pengunjung apabila ingin masuk ke Gua Jomblang.
Untuk masuk ke dalam gua, ada dua jalur, yakni jalur 40 meter dan 80 meter. Tentu, jika Anda adalah pecinta tantangan, maka sebaiknya memilih ketinggian 80 meter dan harus menuruni hanya dengan satu tali. Sampai sini, adrenalin Anda sudah mulai terpacu?
Saat turun, pastikan hati Anda tenang terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan untuk mencapai dasar gua, pencahayaan yang ada tergolong minim.

Dari sisi psikologis, manusia akan gampang panik saat melihat tempat gelap, ditambah kaki Anda belum juga napak ke tanah.
Akan tetapi, rasa khawatir itu kemudian terbayar dengan pemandangan di dasar yang mengundang decak kagum.
Tentu, rasa deg-degan itu akan sirna usai melihat hijaunya hutan yang tumbuh subur di dalam gua. Aneka lumut, paku-pakuan, semak, hingga pohon-pohon besar tumbuh dengan rapat..
Tak perlu kaget, karena Gua Jomblang memang memiliki hutan yang dikenal dengan hutan purba karena memiliki vegetasi yang berbeda.
Sejak proses runtuhnya tanah ke bawah, menciptakan lubang gua, vegetasi ini terus hidup dan berkembang biak hingga saat ini.
Penasaran dengan foto-foto pengunjung yang bermandikan cahaya matahari? Anda bisa berjalan sedikit lagi mencapai Gua Grubug. Di situ, Anda bisa mendapatkan momen ketika matahari mulai menyinari sisi dalam gua.
Memang, menyusuri keindahan Gua Jomblang dan panorama di sekitarnya tak cukup dengan 1-2 jam. Ditambah dengan waktu untuk mengabadikan moment, Anda perlu waktu lebih banyak agar bisa menikmati keindahan Tuhan di perut bumi itu.
Jika ditotal, sekali penyusuran gua akan memakan waktu 1 jam. Meski terdengar sebentar, tetapi ini adalah gua vertikal, dimana untuk masuk perlu menggunakan tali yang ditarik dan diulur oleh puluhan operator.
Praktis, dibutuhkan waktu paling tidak 2 jam saat memasuki gua karena harus mengantri dengan orang lain.

Perlu Anda ingat, tak selamanya gua diterangi sinar matahari. Untuk itu, bagi Anda yang ingin mengabadikan momen di dalam, perlu menguasai teknik kamera dan pencahayaan agar mendapatkan foto sesuai dengan yang diinginkan.
Untuk waktu kunjungan, perhatikan pula ramalan cuaca. Jika hujan, tentu hutan ini akan basah dan bisa jadi membasahi tubuh Anda. Maka, daripada kecewa, lebih baik persiapkan betul kunjungan ke gua itu.
Sudah mempersiapkan hati untuk melihat panorama indah di dalam bumi? Ini rute perjalanan yang perlu Anda tahu.
Lokasi lengkap Gua Jomblang berada di Dusun Jetis Wetan, Pacarejo, Semanu, Kab. Gunung Kidul, DIY. Rute dari Yogya sendiri cukup terjangkau, namun penuh belokan. Bagi pengemudi yang bingung, Anda tetap bisa menggunakan Google Maps.
Apabila Anda berasal dari Titik Nol Kilometer, arahkan kendaraan ke timur melalui Jalan Panembahan Senopati, lurus sampai ke Jalan Kusumanegara. Anda tinggal mengikuti jalan hingga menemukan perempatan lain.
Dari arah tersebut, Anda bisa ke selatan melalui Jalan Gedong Kuning. Bertemu perempatan lagi, belok ke timur melalui Jalan Wonosari hingga sampai ke Jalan National RTE 3 serta Jalan Jogja-Wonosari.
Sudah sampai pertigaan? Anda bisa mengarahkan kendaraan ke Jalan Kyai Legi, melewati Jalan KRT Yudodiningrat. Dari situ, Anda bisa jalan terus mengikuti jalan hingga menemukan papan nama Gua Jomblang.
10. Gua Langse

Suasana wisata tak selalu hiruk pikuk. Adapula tempat wisata yang dapat memberikan ketenangan di hati.
Jika Anda memiliki waktu luang dan ingin berwisata batin, Anda cocok pergi ke Gua Langse.
Gua itu merupakan tempat yang indah untuk menikmati panorama laut selatan dari dataran tinggi. Deburan suara ombak yang memecah karang serta hembusan angin yang semilir mendatangkan kedamaian jiwa.
Jika Anda mempunyai jiwa petualang dan suka dengan tantangan, maka Anda bisa mencoba berkunjung ke Gua Langse yang terletak di Gabuk Girisubo Purwosari, Gunungkidul.
Gua ini berada di tebing pantai selatan pulau jawa menghadap sisi barat, berjarak 11 KM dari Pantai Parangtritis.
Konon katanya, Gua Langse dipercaya oleh masyarakat sekitar memiliki aura yang magis karena dulunya pernah menjadi tempat pertapaan beberapa tokoh seperti Senopati, Sunan Kalijogo, Syekh Siti Jenar dan Syekh Maulana Maghribi.

Tak hanya itu, kabarnya Raja Mataram sering mengunjungi tempat tersebut untuk bertemu dengan Ratu Pantai Selatan, Ratu Nyi Roro Kidul.
Jika Anda ingin berkunjung ke Goa tersebut dapat melalui Jalan Parangtritis kemudian ikuti jalan tersebut hingga menemukan arah ke Jalan Wonosari.
Sesampai di pertigaan Girisubo, Anda akan menemukan papan petunjuk Gua Langse saja.
Nantinya, Anda akan melewati jalanan kampung yang sedikit menanjak. Untuk memarkir kendaraan, Anda dapat menuju tempat parkir yang telah tersedia.
Biasanya sebelum menuju gua, pengunjung diminta untuk mengisi buku tamu dan memberi donasi yang digunakan sebagai terawatan goa.
Gua tersebut tentu berbeda dari gua-gua pada umumnya. Untuk menuju ke Gua Langse Anda harus sangat ekstra hati-hati, pasalnya gua tersebut berada di bibir tebing Pantai Selatan.

Perlu diperhatikan, untuk menuju ke Gua Langse yang terkenal itu, Anda sebaiknya menggunakan sepatu yang anti selip, air minum serta mengenakan pakaian yang nyaman.
Bersama dengan pemandu, Anda akan diajak berjalan cukup jauh melewati banyak tempat yang bisa jadi belum pernah Anda lewati sebelumnya.
Pertama Anda akan melewati jalanan seperti hutan yang disebut sebagai Alas Gupit dan kemudian menuruni tebing yang curam dengan anak tangga yang telah disediakan.
Tak cukup sampai situ, Anda masih harus berjuang melewati jalanan yang sempit. Saat itu, persiapkan diri Anda untuk merayap dengan bantuan tongkat yang telah dikaitkan dengan pohon, tebing bahkan ranting pohon.
Saat merayap di tebing, pengunjung sebaiknya tidak melihat ke bawah karena tebing itu nyaris tak tegak lurus dengan tinggi kurang lebih 400 meter dari permukaan laut.
Bawa barang-barang secukupnya untuk menyusuri Gua Langse. Dengan begitu, Anda tidak akan merasa keberatan ketika menuju gua.
Sesampainya di gua, jangan lupa untuk menjaga kebersihan dan perkataan. Dengan begitu, alam yang masih murni di dalam gua tetap terjaga kelestariannya.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )