Tak Mau jadi Anggota Dewan Pengawas KPK, Yusril : Saya Tak Ingin Jadi Kontroversi
Tak Mau jadi Anggota Dewan Pengawas KPK, Yusril : Saya Tak Ingin Jadi Kontroversi
TRIBUNJOGJA.COM – Presiden Jokowi tengah merampungkan proses finalisasi tokoh-tokoh yang akan menjadi dewan pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Salah satu nama yang beradar adalah pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra.
Namun kabar tersebut langsung ditepis oleh politisi PBB tersebut.
Yusril mengaku tidak ingin menjabat Dewan Pengawas KPK.
Menurut dia, sebagai advokat yang kritis terhadap siapa saja, dirinya tidak ingin jabatan yang dipegang tersebut justru menimbulkan kontroversi.
"Saya tak ingin jadi kontroversi. Saya advokat yang kritis terhadap siapa saja. Latar belakang saya seperti itu akan menjadi kontroversi jika saya menjadi Dewas KPK. Akan ada polemik pro dan kontra," kata Yusril melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (16/12/2019).
"Oleh sebab itu, saya sejak awal memutuskan tidak bersedia duduk pada jabatan tersebut," lanjut politikus PBB itu.
• Konferensi Nasional Humas 2019 ke-20 Digelar di Yogyakarta
Yusril menegaskan, dirinya bukanlah pengejar jabatan.
Ia menerapkan seleksi yang ketat terhadap jabatan yang menghampiri dirinya.
"Hanya jabatan yang benar-benar saya anggap sesuai dengan jiwa dan semangat saya yang saya baru bersedia menerimanya," ujar Yusril.
Ia juga menegaskan bahwa pernyataannya ini tidak ada kaitannya dengan jabatan yang diinginkan namun tidak berhasil ia dapatkan.
Pernyataannya ini juga tak berkaitan dengan janji pihak Istana memberikannya jabatan tertentu.
"Enggak ada. Istana tidak pernah menjanjikan jabatan apa pun kepada saya dan saya tidak pernah meminta jabatan apa pun. Saya bukan tipe manusia yang hidup mengejar jabatan," ujar dia.

Yusril yang pernah menjabat kuasa hukum pribadi Jokowi itu mencontohkan ketika dirinya ditawari jabatan penting oleh presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
"SBY waktu jadi Presiden pernah menawarkan saya jadi Dubes di Malaysia atau jadi Ketua MK. Saya tidak bersedia. Saya tidak sekadar berteori. Saya bukan manusia yang hidup mengejar jabatan," kata Yusril.