Deretan Wisata Jogja yang Gratis dan Instagramable, Puaskan Batin Tanpa Harus Menguras Dompet.
Wisata gratis memang paling menyenangkan. Anda bisa mendapat kepuasan batin tanpa harus menguras dompet. Di Yogyakarta, cukup banyak wisata gratis
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
Jika kita menelusuri arus sungai yang menjadi air terjun maka kita akan menemukan air terjun kedua. Jarak kedua air terjun ini sendiri tak terlalu jauh.
Hingga kini, suasana alamnya masih asri, sayang jika tidak dimasukkan sebagai destinasi wisata akhir pekan.
Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan dan keasrian alam. Dengan begitu, air terjun ini bisa dinikmati lebih banyak orang dan terjaga kelestariannya.
5. Air Terjun Siluwok

Daerah Kulonprogo banyak dianugerahi pemandangan alam yang indah wajib dikunjungi wisatawan, seperti Curug Siluwok.
Curug Silowok memiliki ketinggian air sekitar 20 meter dengan debit air yang tergolong rendah, membuat wisatawan bisa merasakan air yang terjun langsung dari ketinggian itu.
Di bawah air terjun ini juga terdapat kolam atau sungai kecil yang dapat para pengunjung gunakan untuk berenang.
Tak perlu khawatir, kedalaman kolam ini tidak terlalu dalam sehingga aman untuk bermain air dan berendam dengan puas.
Pastikan Anda membawa baju ganti agar bisa langsung berganti pakaian dari yang basah ke pakaian kering usai puas berendam di kolam curug.
Seperti kebanyakan curug dan spot air terjun pada umumnya, jika datang kesini disaat musim kemarau maka air akan terlihat jernih, dan sebaliknya jika datang ke lokasi ini pada saat musim penghujan maka air akan terlihat keruh. Beberapa batu besar maupun tebing di sekitar air terjun dapat dipakai sebagai spot untuk meloncat.
Airnya yang dingin, segar dan juga suasana alam yang masih sejuk membuat para pengunjung yang datang ke kawasan wisata Curug Siluwok menjadi enggan untuk pulang.
Curug Siluwok ini berada di pinggir hutan yang sebagiannya merupakan perkebunan warga setempat.
Sebagian area yang lain terutama yang berdekatan dengan desa sudah dilakukan pengalihan fungsi lahan dijadikan sebagai tanah pertanian.
Aliran air dari air terjun ini diteruskan ke sungai sungai yang kemudian dihubungkan dengan area persawahan.
Bagi Anda yang ingin mengunjungi Curug Siluwok, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan. Sebaiknya, Anda memakai sandal gunung dan membawa jas hujan, sebab di sepanjang perjalanan menuju ke Curug Siluwok tidak ada tempat yang bisa dijadikan berteduh jika hujan turun.
Air terjun ini dikelilingi oleh tebing bebatuan yang ditumbuhi dengan pepohonan hijau dan juga rindang.
6. Bukit Bintang

Jika tak ingin menikmati sunset ke daerah pantai, Bukit bintang dapat menjadi obsi yang tepat untuk menikmati sunset sembari ditemani secangkir kopi.
Nama yang tak asing lagi didengar, lokasi ini selalu menjadi pavorit untuk beristirahat sejenak ketika hendak turun atau naik ke pantai.

Disini pengunjung dapat menikmati senja dengan latar belakang kota. Jika matahari mulai tertidur, pengunjung dapat menikmati indahnya lampu kota.
7. Situs Wisata Watu Giring, Pahatan Batu Megah di Gunungkidul

Mencari tempat wisata yang ideal untuk akhir pekan memang gampang gampang susah. Namun, tidak ada salahnya jika Anda mencoba mengunjungi destinasi wisata Watu Giring yang terletak di Semanu, Gunungkidul.
Tidak berbeda dengan panorama alam yang ditawarkan kabupaten tersebut, Watu Giring ini memanjakan mata Anda dengan sejumlah batuan yang kokoh nan unik.
Jika dilihat dengan seksama, setiap batu yang ada di tempat itu seperti dipahat, sehingga terlihat seperti berjenjang.
Watu Giring ini bukan yang ada dengan sendirinya. Destinasi ini ternyata merupakan bekas tambang batu kapur.
Tidak diketahui, sengaja ataupun tidak bekas tambang yang telah berusia puluhan tahun ini menyerupai bangunan candi kuno.

Struktur bangunannya tertata apik dan cantik, sehingga memang jika dilihat sekilas bangunannya menyerupai bentuk candi candi kecil yang berundak.
Bahkan saking uniknya, banyak yang menyebutkan jika destinasi wisata ini mirip dengan wisata Bukit Breksi di Sleman.
Banyak dari pengunjung yang menyangka bahwa bekas penambangan batu tersebut merupakan candi. Akan tetapi berkali-kali pula pengelola menjelaskan bahwa tempat itu hanyalah bekas penambangan biasa.
Watu Giring juga menyuguhkan pemandangan alam yang sangat luar biasa. Di sore hari, Anda bisa menikmati indahnya sunset berpadu dengan hijaunya sawah dan perbukitan alam sekitar. Jika beruntung, Anda bisa melihat Gunung Merapi dari kejauhan pada saat cuaca sedang cerah.
Tempat wisata ini memang tak terlalu menawarkan banyak pemandangan. Akan tetapi, sayang jika Anda lewatkan karena obyek ini terlihat bagus untuk difoto dan bisa dijadikan koleksi unggahan di media sosial.
Berapa retribusi untuk menikmati keindahan alam di Watu Giring? Di sini kelebihannya. Anda tinggal merogoh kocek biaya parkir sebesar Rp 2000-5000 saja.
Dengan nominal segitu, Anda bebas menghabiskan waktu di sini hingga bosan.
8. Bukit Klangon, Spot Wisata Asik di Dekat Gunung Merapi

Sebagai salah satu gunung berapi aktif di Indonesia, keberadaan Gunung Merapi tak serta merta menjadi momok masyarakat.
Justru, dari Merapi, banyak rezeki yang bisa dipetik. Tidak hanya dari Sumber Daya Alam (SDA)nya saja, tapi juga sektor pariwisata.
Di sekitar Gunung Merapi, tak sedikit spot yang dijadikan destinasi wisata kekinian. Ada wisata susur lereng Merapi menggunakan Jeep hingga museum yang mengabadikan momen saat gunung itu meletus.
Salah satu tempat wisata di lereng Merapi yang sedang hangat dibicarakan adalah Bukit Klangon. Bukit ini sebenarnya adalah gardu pandang Merapi.
Tak heran, Anda bisa melihat gagahnya Merapi dari spot ini karena jaraknya hanya 4 km dari gardu pandang.
Bukit ini terletak di Kalitengah Lor, Glagaharjo, Kec. Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY. Hanya berjarak kurang lebih satu jam dari Kota Yogyakarta.
Sesampainya di sini, Anda akan disapa oleh suasana sejuk khas pegunungan dengan angin semilir yang menyegarkan.
Sebaiknya, Anda datang di pagi hari agar bisa menikmati kehangatan matahari menerpa kulit dan menambah vitamin.

Karena menawarkan panorama alam yang hijau, tak jarang Anda akan mendengar cuitan burung-burung yang melintas. Ini mampu membuat Anda lupa dengan padatnya kota dan tekanan saat bekerja.
Tak lupa, siapkan kamera dan baterai yang penuh. Meski ini adalah gardu pandang, tetapi foto dengan latar belakang Gunung Merapi bukanlah sesuatu yang bisa dilewatkan begitu saja.
Paduan matahari dan hijaunya Merapi menjadi racikan sempurna untuk unggahan foto Instagram berikutnya.
Seperti daerah Merapi lainnya, Bukit Klangon tak luput dari suhu yang cukup dingin. Maka, meski sudah siang hari, namun angin yang menerpa tetap saja dingin. Disarankan Anda membawa jaket untuk menghalau udara yang lebih dingin daripada di kota.
Bagi penyuka downhill, Anda bisa mencoba jalur yang mampu memacu adrenalin ini dengan panjang trek sekitar 20 km plus dengan tingkat elevasi start dan finish kurang lebih 300 meter. Dengan trek sepanjang ini, pesepeda bisa menempuh waktu sekitar 1.5 jam.
Berapa harga yang harus dibayar untuk mendapat swafoto yang bagus di sini? Murah saja, Anda hanya perlu merogoh kocek untuk parkir, senilai Rp 2000-5000 untuk sepeda motor maupun mobil. Tak ada biaya masuk, alias gratis!
9. Hutan-hutan Pinus Imogiri

Di dengar dari namanya saja, wilayah hutan pinus tersebut sudah terbayang keindahannya. Suara nyanyian dedaunan dan hembusan angin membuat Anda tak ingin meninggalkan lokasi ini.
Anda dapat mengunjungi berbagai macam tempat wisata pinus seperti Pintu Langit Dharmo, Bukit Lintang dan masih banyak lainnya.

Hal ini dikarenakan, lokasinya yang berdekatan. Namun, untuk spot foto yang ada di setiap tempat tentu berbeda-beda. Jika Anda cukup waktu untuk mengeliling semua spot foto gunakanlah sebaik-baiknya.
Setiap lokasi Hutan Pinus Anda akan merogoh kocek senilai Rp 5000. Akan tetapi, jika ingin berfoto di spot-spot foto, Anda akan dikenakan biaya tambahan.
10. Tugu Pal Putih

Tugu Pal Putih atau Tugu Golong Giling ini tak asing di telinga. Sejarah tugu yang dibangun pada tahun 1755 oeh Sri Sultan Hamengku Buwono I ini menjadi simbolis dan menandakan garis batas antara gunung merapi, Keraton Yogyakarta dan Pantai Selatan.
Ikon Yogyakarta ini konon katanya jika pengunjung dapat mengabadikan momen di Tugu tersebut maka mereka yang berfoto dapat kembali lagi ke Yogya.
Lokasi yang tak jauh dari wisata kuliner ini dipenuhi pengunjung ketika menjeang malam.
Biasanya pengunjung mengabadikan momen di tengah Tugu sembari menunggu jalanan terlihat sepi. Agar mendapatkan latar belakang Tugu yang berlatar belakang lampu dan bangunan bersejarah.
Kawasan Tugu akan mulai diramaikan pengunjung ketika menjelang pukul 19.00 hingga larut malam.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )