Deretan Wisata Jogja yang Gratis dan Instagramable, Puaskan Batin Tanpa Harus Menguras Dompet.

Wisata gratis memang paling menyenangkan. Anda bisa mendapat kepuasan batin tanpa harus menguras dompet. Di Yogyakarta, cukup banyak wisata gratis

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
instagram.com/explore.bantul
Gumuk Pasir Parangkusumo 

TRIBUNJOGJA.COM - Wisata gratis memang paling menyenangkan. Anda bisa mendapat kepuasan batin tanpa harus menguras dompet.

Di Yogyakarta, cukup banyak wisata gratis yang bisa dikunjungi, seperti Tugu Pal Putih, Gumuk Pasir Parangkusumo dan lain-lain.

Lantas, apa saja wisata gratis di Yogyakarta yang bisa Anda kunjungi? Berikut daftarnya:

1. Gumuk Pasir Parangkusumo

Gumuk Pasir Parangkusumo
Gumuk Pasir Parangkusumo (instagram.com/explore.bantul)

Sesuai namanya, tempat tersebut dipenuhi pasir. Tentu, ini menjadi tempat wisata unik yang bisa Anda kunjungi bersama keluarga atau orang terkasih.

Di sini, Anda bisa berselancar diantara pasir atau yang kerap dinamakan sandboarding. Maka, Anda tak perlu jauh-jauh ke Amerika maupun Tiongkok untuk merasakan eksotisme gurun pasir Mojave ataupun Gobi.

Sandboarding sendiri merupakan olahraga yang mirip dengan snowboarding. Hanya, aktivitas ini tidak dilakukan di daerah pegunungan bersalju, tapi di daerah kering dan berpasir.

Meski olahraga ini jarang dimainkan, tapi termasuk aman. Apalagi, pelatih selancar juga tidak berada jauh dari tempat berselancar. Untuk mencoba snowboarding, Anda cukup merogoh kocek Rp 100 ribu sudah termasuk penyewaan papan selancar.

Gumuk Pasir Parangkusumo (4 Wisata Romantis di Yogyakarta yang Murah dengan Panorama Alam Sejuk)
Gumuk Pasir Parangkusumo (4 Wisata Romantis di Yogyakarta yang Murah dengan Panorama Alam Sejuk) (camerawisata.com)

Lokasinya sendiri tidak jauh dari Kota Yogyakarta, hanya di Jalan Pantai Parangkusumo, Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul.

Bagi Anda yang sudah mencoba sandboarding, cobalah mengambil foto-foto di tempat ini. Selain cantik, Gumuk Pasir memberikan kesan mengesankan.

Panoramanya yang unik juga menjadikan lokasi ini sebagai favorit untuk menggelar sesi pre-wedding.

Bagi yang tertarik berkunjung ke sini, disarankan untuk datang di pagi hari atau menjelang sore. Sebab kala memasuki tengah hari, udara panas yang ada di Gumuk Pasir Parangtritis bisa cukup menyengat. 

2. Gua Langse

Goa Langse_0508_6
Goa Langse_0508_6 (TRIBUNJOGJA.com | KHAERUR REZA)

Suasana wisata tak selalu hiruk pikuk. Adapula tempat wisata yang dapat memberikan ketenangan di hati. 

Jika Anda memiliki waktu luang dan ingin berwisata batin, Anda cocok pergi ke Gua Langse.

Gua itu merupakan tempat yang indah untuk menikmati panorama laut selatan dari dataran tinggi. Deburan suara ombak yang memecah karang serta hembusan angin yang semilir mendatangkan kedamaian jiwa.

Jika Anda mempunyai jiwa petualang dan suka dengan tantangan, maka Anda bisa mencoba berkunjung ke Gua Langse yang terletak di Gabuk Girisubo Purwosari, Gunungkidul. 

Gua ini berada di tebing pantai selatan pulau jawa menghadap sisi barat, berjarak 11 KM dari Pantai Parangtritis.

Konon katanya, Gua Langse dipercaya oleh masyarakat sekitar memiliki aura yang magis karena dulunya pernah menjadi tempat pertapaan beberapa tokoh seperti Senopati, Sunan Kalijogo, Syekh Siti Jenar dan Syekh Maulana Maghribi. 

Tak hanya itu, kabarnya Raja Mataram sering mengunjungi tempat tersebut untuk bertemu dengan Ratu Pantai Selatan, Ratu Nyi Roro Kidul. 

Jika Anda ingin berkunjung ke Goa tersebut dapat melalui Jalan Parangtritis kemudian ikuti jalan tersebut hingga menemukan arah ke Jalan Wonosari. Sesampai di pertigaan Girisubo, Anda akan menemukan papan petunjuk Gua Langse saja.

Nantinya, Anda akan melewati jalanan kampung yang sedikit menanjak. Untuk memarkir kendaraan, Anda dapat menuju tempat parkir yang telah tersedia. 

Biasanya sebelum menuju gua, pengunjung diminta untuk mengisi buku tamu dan memberi donasi yang digunakan sebagai terawatan goa. 

Goa Langse_0508_4
Goa Langse_0508_4 (TRIBUNJOGJA.com | KHAERUR REZA)

Gua tersebut tentu berbeda dari gua-gua pada umumnya. Untuk menuju ke Gua Langse Anda harus sangat ekstra hati-hati, pasalnya gua tersebut berada di bibir tebing Pantai Selatan.

Perlu diperhatikan, untuk menuju ke Gua Langse yang terkenal itu, Anda sebaiknya menggunakan sepatu yang anti selip, air minum serta mengenakan pakaian yang nyaman.

Bersama dengan pemandu, Anda akan diajak berjalan cukup jauh melewati banyak tempat yang bisa jadi belum pernah Anda lewati sebelumnya.

Pertama Anda akan melewati jalanan seperti hutan yang disebut sebagai Alas Gupit dan kemudian menuruni tebing yang curam dengan anak tangga yang telah disediakan.

Tak cukup sampai situ, Anda masih harus berjuang melewati jalanan yang sempit. Saat itu, persiapkan diri Anda untuk merayap dengan bantuan tongkat yang telah dikaitkan dengan pohon, tebing bahkan ranting pohon. 

Saat merayap di tebing, pengunjung sebaiknya tidak melihat ke bawah karena tebing itu nyaris tak tegak lurus dengan tinggi kurang lebih 400 meter dari permukaan laut.

Bawa barang-barang secukupnya untuk menyusuri Gua Langse. Dengan begitu, Anda tidak akan merasa keberatan ketika menuju gua.

Sesampainya di gua, jangan lupa untuk menjaga kebersihan dan perkataan. Dengan begitu, alam yang masih murni di dalam gua tetap terjaga kelestariannya.

3. Air Terjun Kedung Pedut

Kedung Pedut Jatimulyo Girimulyo Kulonprogo
Kedung Pedut Jatimulyo Girimulyo Kulonprogo (taromphotography/@JogjaToday)

Salah satu tempat yang bisa dikunjungi ketika wisatawan berlibur ke Yogyakarta adalah Air Terjun Kedung Pedut yang terletak di Kulonprogo Mungkin nama itu masih terdengar asing, tetapi curug tersebut memberikan keindahan panorama alam yang berbeda dari destinasi lainnya.

Uniknya, air terjun ini seolah-olah memiliki dua warna air, yakni hijau tosca dan putih. Bagi Anda yang belum pernah kesana, mungkin tidak percaya, tetapi warna air terjun itu ternyata benar-benar asli tanpa sentuhan Photoshop lho!

Bagaimana bisa? Tentu bisa karena pengaruh batuan dasar sungai yang larut dengan air perlahan. Itu alasannya kenapa warna air kedung bisa berubah-ubah.

Air Terjun Kedung Pedut
Air Terjun Kedung Pedut (Tribun Jogja/Gilang Satmaka)

Mendengar gemericik air yang segar membuat Anda ingin berenang bukan? Di sini, wisatawan diperbolehkan untuk berenang, melepaskan penat usai menghadapi pekerjaan.

Perlu diperhatikan, kolam renang di Air Terjun Kedung Pedut adalah kolam alami. Artinya, terbentuk oleh faktor alam, sehingga tak ada campur tangan manusia di situ.

Dengan begitu, kedalaman kolam acapkali berbeda, ada yang dua meter, adapula yang tiga meter.

Untuk itu, bagi Anda yang membawa buah hati ke daerah ini, perlu diperhatikan keselamatannya. Lebih baik jika tidak berenang dan hanya menenggelamkan diri di kubangan saja.

4. Air Terjun Luweng Sampang

Air Terjun Luweng Sampang
Air Terjun Luweng Sampang (eksotisjogja.blogspot.com)

Surga baru di Gunungkidul ini banyak dibicarakan orang. Memiliki struktur batuan cantik, Air Terjun Luweng Sampang juga dihiasi dengan batuan-batuan cadas yang berwarna putih, terlihat kontras dengan birunya air.

Batuan itu mudah terkena erosi akibat air yang terus mengalir dari atas, sehingga membentuk garis-garis unik alami. Hal ini menjadi daya tarik utama Air Terjun Luweng Sampang yang tak kalah dengan panorama alam di luar negeri.

Jika dilihat dengan seksama, batuan itu merupakan batuan kapur. Kebaradaan batuan kapur bukan hal yang baru di Gunungkidul. Hal ini karena memang daerah tersebut didominasi bukit kapur.

Sesampainya di sana, Anda akan disambut dengan udara sejuk dibarengi dengan gemericik air, penghapus lelah setelah perjalanan panjang menuju tempat tersebut. 

Luweng Sampang
Luweng Sampang (berkeliling.com)

Air terjun ini menawarkan suasana tenang. Debit airnya tidak langsung banter, melainkan pelan-pelan namun pasti.

Jika kita menelusuri arus sungai yang menjadi air terjun maka kita akan menemukan air terjun kedua. Jarak kedua air terjun ini sendiri tak terlalu jauh.

Hingga kini, suasana alamnya masih asri, sayang jika tidak dimasukkan sebagai destinasi wisata akhir pekan.

Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan dan keasrian alam. Dengan begitu, air terjun ini bisa dinikmati lebih banyak orang dan terjaga kelestariannya.

5. Air Terjun Siluwok

Air Terjun Siluwok
Air Terjun Siluwok (instagram.com/asmasyarief)

Daerah Kulonprogo banyak dianugerahi pemandangan alam yang indah wajib dikunjungi wisatawan, seperti Curug Siluwok.

Curug Silowok memiliki ketinggian air sekitar 20 meter dengan debit air yang tergolong rendah, membuat wisatawan bisa merasakan air yang terjun langsung dari ketinggian itu.

Di bawah air terjun ini juga terdapat kolam atau sungai kecil yang dapat para pengunjung gunakan untuk berenang.

Tak perlu khawatir, kedalaman kolam ini tidak terlalu dalam sehingga aman untuk bermain air dan berendam dengan puas.

Pastikan Anda membawa baju ganti agar bisa langsung berganti pakaian dari yang basah ke pakaian kering usai puas berendam di kolam curug.

Seperti kebanyakan curug dan spot air terjun pada umumnya, jika datang kesini disaat musim kemarau maka air akan terlihat jernih, dan sebaliknya jika datang ke lokasi ini pada saat musim penghujan maka air akan terlihat keruh. Beberapa batu besar maupun tebing di sekitar air terjun dapat dipakai sebagai spot untuk meloncat. 

Airnya yang dingin, segar dan juga suasana alam yang masih sejuk membuat para pengunjung yang datang ke kawasan wisata Curug Siluwok menjadi enggan untuk pulang.

Curug Siluwok ini berada di pinggir hutan yang sebagiannya merupakan perkebunan warga setempat.

Sebagian area yang lain terutama yang berdekatan dengan desa sudah dilakukan pengalihan fungsi lahan dijadikan sebagai tanah pertanian.

Aliran air dari air terjun ini diteruskan ke sungai sungai yang kemudian dihubungkan dengan area persawahan.

Bagi Anda yang ingin mengunjungi Curug Siluwok, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan. Sebaiknya, Anda memakai sandal gunung dan membawa jas hujan, sebab di sepanjang perjalanan menuju ke Curug Siluwok tidak ada tempat yang bisa dijadikan berteduh jika hujan turun.

Air terjun ini dikelilingi oleh tebing bebatuan yang ditumbuhi dengan pepohonan hijau dan juga rindang.

6. Bukit Bintang

Destinasi Wisata Bukit Bintang, Menikmati Malam dari Ketinggian
Destinasi Wisata Bukit Bintang, Menikmati Malam dari Ketinggian (instagram.com/maghfirra)

Jika tak ingin menikmati sunset ke daerah pantai, Bukit bintang dapat menjadi obsi yang tepat untuk menikmati sunset sembari ditemani secangkir kopi.

Nama yang tak asing lagi didengar, lokasi ini selalu menjadi pavorit untuk beristirahat sejenak ketika hendak turun atau naik ke pantai. 

Bukit Bintang saat senja.
Bukit Bintang saat senja. (tribunjogja/gilang satmaka)

Disini pengunjung dapat menikmati senja dengan latar belakang kota. Jika matahari mulai tertidur, pengunjung dapat menikmati indahnya lampu kota.

7. Situs Wisata Watu Giring, Pahatan Batu Megah di Gunungkidul

Watu Giring
Watu Giring (instagram.com/batugiring)

Mencari tempat wisata yang ideal untuk akhir pekan memang gampang gampang susah. Namun, tidak ada salahnya jika Anda mencoba mengunjungi destinasi wisata Watu Giring yang terletak di Semanu, Gunungkidul.

Tidak berbeda dengan panorama alam yang ditawarkan kabupaten tersebut, Watu Giring ini memanjakan mata Anda dengan sejumlah batuan yang kokoh nan unik.

Jika dilihat dengan seksama, setiap batu yang ada di tempat itu seperti dipahat, sehingga terlihat seperti berjenjang.

Watu Giring ini bukan yang ada dengan sendirinya. Destinasi ini ternyata merupakan bekas tambang batu kapur.

Tidak diketahui, sengaja ataupun tidak bekas tambang yang telah berusia puluhan tahun ini menyerupai bangunan candi kuno. 

Watu Giring
Watu Giring (instagram.com/faizahhnr_)

Struktur bangunannya tertata apik dan cantik, sehingga memang jika dilihat sekilas bangunannya menyerupai bentuk candi candi kecil yang berundak.

Bahkan saking uniknya, banyak yang menyebutkan jika destinasi wisata ini mirip dengan wisata Bukit Breksi di Sleman.

Banyak dari pengunjung yang menyangka bahwa bekas penambangan batu tersebut merupakan candi. Akan tetapi berkali-kali pula pengelola menjelaskan bahwa tempat itu hanyalah bekas penambangan biasa. 

Watu Giring juga menyuguhkan pemandangan alam yang sangat luar biasa. Di sore hari, Anda bisa menikmati indahnya sunset berpadu dengan hijaunya sawah dan perbukitan alam sekitar. Jika beruntung, Anda bisa melihat Gunung Merapi dari kejauhan pada saat cuaca sedang cerah.

Tempat wisata ini memang tak terlalu menawarkan banyak pemandangan. Akan tetapi, sayang jika Anda lewatkan karena obyek ini terlihat bagus untuk difoto dan bisa dijadikan koleksi unggahan di media sosial.

Berapa retribusi untuk menikmati keindahan alam di Watu Giring? Di sini kelebihannya. Anda tinggal merogoh kocek biaya parkir sebesar Rp 2000-5000 saja.

Dengan nominal segitu, Anda bebas menghabiskan waktu di sini hingga bosan.

8. Bukit Klangon, Spot Wisata Asik di Dekat Gunung Merapi

Bukit Klangon
Bukit Klangon (paketwisata.id)

Sebagai salah satu gunung berapi aktif di Indonesia, keberadaan Gunung Merapi tak serta merta menjadi momok masyarakat.

Justru, dari Merapi, banyak rezeki yang bisa dipetik. Tidak hanya dari Sumber Daya Alam (SDA)nya saja, tapi juga sektor pariwisata.

Di sekitar Gunung Merapi, tak sedikit spot yang dijadikan destinasi wisata kekinian. Ada wisata susur lereng Merapi menggunakan Jeep hingga museum yang mengabadikan momen saat gunung itu meletus.

Salah satu tempat wisata di lereng Merapi yang sedang hangat dibicarakan adalah Bukit Klangon. Bukit ini sebenarnya adalah gardu pandang Merapi.

Tak heran, Anda bisa melihat gagahnya Merapi dari spot ini karena jaraknya hanya 4 km dari gardu pandang.

Bukit ini terletak di Kalitengah Lor, Glagaharjo, Kec. Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY. Hanya berjarak kurang lebih satu jam dari Kota Yogyakarta.

Sesampainya di sini, Anda akan disapa oleh suasana sejuk khas pegunungan dengan angin semilir yang menyegarkan.

Sebaiknya, Anda datang di pagi hari agar bisa menikmati kehangatan matahari menerpa kulit dan menambah vitamin.

Bukit Klangon
Bukit Klangon (Tribun Jogja/Gilang Satmaka)

Karena menawarkan panorama alam yang hijau, tak jarang Anda akan mendengar cuitan burung-burung yang melintas. Ini mampu membuat Anda lupa dengan padatnya kota dan tekanan saat bekerja.

Tak lupa, siapkan kamera dan baterai yang penuh. Meski ini adalah gardu pandang, tetapi foto dengan latar belakang Gunung Merapi bukanlah sesuatu yang bisa dilewatkan begitu saja.

Paduan matahari dan hijaunya Merapi menjadi racikan sempurna untuk unggahan foto Instagram berikutnya.

Seperti daerah Merapi lainnya, Bukit Klangon tak luput dari suhu yang cukup dingin. Maka, meski sudah siang hari, namun angin yang menerpa tetap saja dingin. Disarankan Anda membawa jaket untuk menghalau udara yang lebih dingin daripada di kota.

Bagi penyuka downhill, Anda bisa mencoba jalur yang mampu memacu adrenalin ini dengan panjang trek sekitar 20 km plus dengan tingkat elevasi start dan finish kurang lebih 300 meter. Dengan trek sepanjang ini, pesepeda bisa menempuh waktu sekitar 1.5 jam. 

Berapa harga yang harus dibayar untuk mendapat swafoto yang bagus di sini? Murah saja, Anda hanya perlu merogoh kocek untuk parkir, senilai Rp 2000-5000 untuk sepeda motor maupun mobil. Tak ada biaya masuk, alias gratis!

9. Hutan-hutan Pinus Imogiri

Hutan Pinus Imogiri
Hutan Pinus Imogiri (instagram.com/explorejogja)

Di dengar dari namanya saja, wilayah hutan pinus tersebut sudah terbayang keindahannya. Suara nyanyian dedaunan dan hembusan angin membuat Anda tak ingin meninggalkan lokasi ini. 

Anda dapat mengunjungi berbagai macam tempat wisata pinus seperti Pintu Langit Dharmo, Bukit Lintang dan masih banyak lainnya.

Hutan Pinus Pengger Bantul
Hutan Pinus Pengger Bantul (IST)

Hal ini dikarenakan, lokasinya yang berdekatan. Namun, untuk spot foto yang ada di setiap tempat tentu berbeda-beda. Jika Anda cukup waktu untuk mengeliling semua spot foto gunakanlah sebaik-baiknya. 

Setiap lokasi Hutan Pinus Anda akan merogoh kocek senilai Rp 5000. Akan tetapi, jika ingin berfoto di spot-spot foto, Anda akan dikenakan biaya tambahan. 

10. Tugu Pal Putih

Wisata Murah-Tugu Pal Putih
Wisata Murah-Tugu Pal Putih (instagram.com/explorejogja)

Tugu Pal Putih atau Tugu Golong Giling ini tak asing di telinga. Sejarah tugu yang dibangun pada tahun 1755 oeh Sri Sultan Hamengku Buwono I ini menjadi simbolis dan menandakan garis batas antara gunung merapi, Keraton Yogyakarta dan Pantai Selatan. 

Ikon Yogyakarta ini konon katanya jika pengunjung dapat mengabadikan momen di Tugu tersebut maka mereka yang berfoto dapat kembali lagi ke Yogya. 

Lokasi yang tak jauh dari wisata kuliner ini dipenuhi pengunjung ketika menjeang malam.

Biasanya pengunjung mengabadikan momen di tengah Tugu sembari menunggu jalanan terlihat sepi. Agar mendapatkan latar belakang Tugu yang berlatar belakang lampu dan bangunan bersejarah. 

Kawasan Tugu akan mulai diramaikan pengunjung ketika menjelang pukul 19.00 hingga larut malam. 

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved