Pendidikan

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Kreasikan Lampu Pijar dari Tanah Liat Merah

Hampir satu tahun ini karya Vindy dikembangkan dimanfaatkan sebagai lampu pijar listrik rumah tangga di wilayah Desa Mura Dilam, Riau.

Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vindy Fitriana Martanti, Prodi Teknik Industri, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berhasil mengembangkan desain produk Lampu Pijar Listrik Arus DC dengan memanfaatkan Tanah Liat Merah (ETAM) dengan Metode Quality Function Deployment (QFD). 

TRIBUNJOGJA.COM - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vindy Fitriana Martanti, Prodi Teknik Industri, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berhasil mengembangkan desain produk Lampu Pijar Listrik Arus DC dengan memanfaatkan Tanah Liat Merah (ETAM) dengan Metode Quality Function Deployment (QFD).

ETAM sendiri merupakan penghasil energi listrik terbaik, karena memiliki senyawa sulfat atau SO4.

Hampir satu tahun ini karya Vindy dikembangkan dimanfaatkan sebagai lampu pijar listrik rumah tangga di wilayah Desa Mura Dilam, Kecamatan Kunto Darusalam, Kabupaten Rukan Hulu, Riau.

Vindy menjelaskan, awalnya dalam risetnya dia memanfaatkan akrilik sebagai bahan dasar, namun dalam prakteknya bahan dasar bisa menyesuaikan dengan apa yang ada di wilayah setempat.

Warkah, Jadi Sarjana Difabel Pertama di Prodi Biologi UIN Sunan Kalijaga

"Setelah wisuda sarjana, saya mensosialisasikan karya skripsinya di Pakanbaru. Secara kebetulan ada rekan dari Universitas Pasir Pangarairan yang tertarik. Hasil dari bincang-bincang dengan rekan tersebut berlanjut," ungkapnya

Hasilnya, desain produk yang dirancangnya dibawah bimbingan Trio Yonathan Tejo Kusumo ini diproduksi masal menjadi lampu pijar listrik arus DC memanfaatkan free energi ETAM.

Pembuatan lampu pijar listrik secara masal ini difasilitasi Tim Program Kemitraan Masyarakat Universitas Pasir Pengaraian (PKM UPP) dan Kemenristekdikti.

Vindy menerangkan, untuk satu desain lampu pijar, dalam setiap sel voltanya menghasilkan voltase + 0,4 volt.

Untuk sel volta terdiri dari tanah liat merah yang sudah memiliki kadar air +- 40%.

Anoda dan Katodanya al dan cu.

Sementara untuk membantu ionisasi memakai larutan air garam.

Tutorial Super Mudah Menghilangkan Kantong Mata

Komposisi desain seperti itu mampu menyalakan lampu 12 volt dengan 20 sel volta.

Vindy menerangkan, desain lampu pijar listrik karyanya sangat mudah diproduksi di wilayah-wilayah yang memiliki kondisi tanah liat merah.

"Biaya produksi dapat terjangaku masyarakat dan dapat bertahan hingga 8 bulan. Hanya saja perlu perawatan seperlunya, karena ionisasi memakai air garam, sehingga perlu pengecekan kelembaban tanah, korosi pada cu dan al," katanya

Lampu pijar listrik ini bisa dipakai untuk penerangan jalan dan penerangan rumah tangga, dengan biaya murah, yang diperlukan hanyalah perawatan. Selain itu, juga bisa mengurangi beban pasokan listrik dari PLN. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved