Yogyakarta

Memahat Nasionalisme dalam Karya Patung Bersejarah Yusman

Ragam karya dan prestasi telah diraih Yusman, yang kemudian ia tuangkan dalam buku bertajuk 'Dari Pasaman ke Istana Presiden'.

Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Sejumlah pengunjung mengamati berbagai karya pameran maket karya Yusman di Museum Afandi pada Selasa (12/11/2019). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Selasa 12 November 2019 merupakan titik balik ingatan Yusman, seniman pematung kondang asal Pasaman, Sumatera Barat.

Selain bertepatan dengan hari lahirnya yang ke 55, momen itu menjadi spesial dengan peluncuran buku berjudul 'Dari Pasaman ke Istana Presiden' berikut pameran patung maket yang digelar di Museum Afandi, Yogyakarta.

Karya monumental pertama Yusman, adalah 'Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat' di Makassar yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1995.

Semenjak itu, karyanya kerap diresmikan oleh sejumlah petinggi negara dari kalangan istana.

Luncurkan Buku, Pematung Yusman Ingin Motivasi Seniman Muda

Tercatat telah 16 kali karya patung monumennya yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia.

Bahkan ketika Presiden Jokowi meresmikan tujuh perbatasan Indonesia, di setiap wilayah perbatasan tersebut terdapat karya Yusman yang berupa Burung Garuda (Lambang Negara).

Karya-karya tersebut tercipta sejalan dengan bidang yang digelutinya saat menduduki bangku kuliah, yaitu sejarah perjuangan bangsa.

Hingga akhirnya yang paling berkesan, bahwa Yusman dipercayai untuk membuat monumen patung keenam Presiden Republik Indonesia di Bogor.

"Nasionalisme itu sangat luar biasa. Saya ingat Bung Hatta yang menggariskan bahwa nasionalisme adalah kemandirian," kata Yusman dalam sambutannya.

Seniman Patung Yusman Berencana Bangun Museum Patung di Watu Lumbung Bantul

Yusman juga belum bisa mengutarakan secara khusus kenapa ada goresan sejarah pada tiap karya yang diangkatnya.

Namun, konsistensi dan juga hasrat yang kuat dalam karya Yusman tentang sejarah tampak kental, dan hal itu menjadi keyakinan yang dipegangnya secara teguh.

"Karya itu adalah olahan pikiran yang digabungkan dengan implementasi orientasi. Kapan pun saya pameran akan selalu saya khususkan pada bidang sejarah," kata dia.

Ragam karya dan prestasi yang telah diraih Yusman dalam perjalanannya sebagai seorang seniman, kemudian ia tuangkan dalam buku bertajuk 'Dari Pasaman ke Istana Presiden'.

UNBOXING KULINER: Snack Hits Super Ekonomis di Jogja

Buku tersebut menjadi wadah cerita perjalanan hidup yang menarik bagi dia. Karena, menurut Yusman, pada lingkaran personal perjalanannya buku akan menjadi refleksi dari nilai juang yang dia maknai kembali.

Suwarno Wisetrotomo, salah seorang karib Yusman dan juga berprofesi sebagai kurator mengatakan, Yusman menjadi generasi ketiga dalam peta seni rupa atau seni patung nasional.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved