Yogyakarta
Pegiat Sampah Sebut Budaya Pemilahan dan Pengolahan Sampah Bisa Disuntik Danais
Jejaring Olah Sampah Mandiri DIY sebut Danais bisa digunakan untuk mengelola sampah karena perilaku budaya memilah sampah adalah bagian dari budaya.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Jejaring Olah Sampah Mandiri DIY, Bambang Suwerda menjelaskan, semangat untuk memilah sampah ini adalah bagian dari budaya.
Untuk itu, dukungan anggaran melalui dana keistimewaan pun bisa dilakukan.
“Danais bisa digunakan untuk mengelola sampah, karena perilaku budaya memilah sampah adalah bagian dari budaya. Ada anggaran banyak sekali untuk bisa mengubah mindset, tidak lagi membakar sampah tetapi memilah dan mengolah untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat,” ujar Bambang di Gedung DPRD DIY, Selasa (19/11/2019).
Bambang yang juga Dewan Pembina Asosiasi Bank Sampah Republik Indonesia ini memaparkan jika di DIY ini ada sekitar 1.500 bank sampah dengan kondisi 30 persen sehat.
• Pemda DIY Dorong Pengurangan Sampah hingga 30 Persen di Tahun 2025
Jumlah paling banyak berada di Kota Yogya karena penerapan satu RW satu Bank Sampah.
Serta Bantul yang terus bertumbuh hingga 127 bank sampah di tahun 2018 lalu.
“Namun, bukan kuantitas yang diperhatikan, yang paling penting adalah soal kualitas. Sementara, untuk yang tidak sehat karena pengelolaannya yang tak memenuhi standar. Leadership bank sampah juga kurang sehingga akhirnya mati suri,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Bambang menyebut bank sampah bisa berperan mengurangi sampah di TPST Piyungan hingga 6 persen.
Hal ini karena kondisi TPST Piyungan yang sudah sangat memprihatinkan.
• Unik, Calon Kades Kepek Ini Pilih Kampanye dengan Bersih-Bersih Sampah
Jika hujan turun, maka persoalan air lindi dan juga sampah yang turun ke permukiman juga menjadi problem.
“Kami sebagai pegiat sampah berharap pemerintah dan warga duduk mencari solusi ada beberapa alternatif yang bisa dipakai,” jelasnya.
Menurutnya, TPST Piyungan bisa menjadi destinasi wisata untuk pengelolaan sampah, sehingga nantinya menjadi wahana baru yang bisa mendatangkan wisatawan untuk datang.
Hal ini bisa dicontoh dari Balikpapan yang menempatkan hal ini menjadi lokasi yang membuat orang betah untuk belajar dan berkunjung.
• 7 Rekomendasi Minuman Bubble Tea Kekinian di Jogja
“Gasnya bisa dipakai untuk sauna. Atau teknologi incinerator bisa saja. Jerman bisa menerapkan incinerator di permukiman penduduk. Uapnya bisa digunakan untuk penghangat di musim dingin. Ini tergantung nanti bagaimana,” jelasnya.