Kota Yogya
Kerahkan 30 Tenaga, DPUPKP Kota Yogya Lakukan Normalisasi SAH Babaran
DPUPKP Kota Yogyakarta mulai melakukan normalisasi pada saluran air hujan (SAH) di Jalan Babaran.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta mulai melakukan normalisasi pada saluran air hujan (SAH) di Jalan Babaran.
Kepala Seksi Peningkatan Perairan dan Drainase DPUPKP Kota Yogya, Herka Hanung Wijaya mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan pembersihan pada tiga titik galian SAH.
Setelah melakukan pembersihan, pihaknya akan mengecor lantai dan dinding, dan akhirnya diurug.
"Kita sudah mulai lakukan pembersihan kemarin. Proses normalisasi ya sesuai proses standar konstruksi. Semua kebutuhan sudah ada, kalau sudah dibersihkan, nanti cor lantai dan dinding. Tutup juga sudah siap. Nanti tinggal urug," katanya, Selasa (19/11/2019).
• Pohon Jagung Tumbuh Subur di Proyek Saluran Air Hujan Yogyakarta yang Kena OTT KPK
Untuk normalisasi, pihaknya membutuhkan waktu 28 hari atau empat minggu.
Menurut dia, empat minggu sudah cukup untuk melakukan normalisasi, termasuk urug.
"Pengerjaan kan harus berurutan, tidak bisa lompat-lompat. Pengerjaan tergolong singkat, paling ada jeda sekitar satu minggu untuk nunggu umur beton. Kalau sudah kuat, bisa segera diurug dan bisa digunakan kembali (Jalan Babaran). Target selesai pertengahan Desember," terangnya.
Agar pengerjaan optimal, pihaknya mengerahkan 24 sampai 30 tenaga swakelola harian.
Tenaga swakelola harian, merupakan pertugas DPUPKP yang biasanya membersihkan lumpur untuk pembersihan saluran.
• 7 Rekomendasi Minuman Bubble Tea Kekinian di Jogja
Tenaga swakelola harian tersebut akan dibagi menjadi tiga tim. Tim terdiri dari 8 hingga 10 orang.
Masing-masing tim bertanggungjawab atas pengerjaan satu titik galian SAH di Jalan Babaran.
Agar normalisasi SAH berjalan lancar, Jalan Babaran ditutup sementara selama pengerjaan.
"Jalan sementara ditutup. Kalau ada kendaraan yang melintas, tentu pengerjaan terganggu, debunya kan mengganggu. Dimungkinkan material longsor juga. Dan pastinya ini untuk keselmatan pengguna jalan sendiri," tutupnya. (TRIBUNJOGJA.COM)