Inspiring Beauty

Rawan Penularan Penyakit, Stop Makan Daging Anjing

Rawan Penularan Penyakit, Stop Makan Daging Anjing Rawan Penularan Penyakit, Stop Makan Daging Anjing

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/Bramasto Adhy
Drh Ardila Yuli Astari Ajigunanti. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Stop makan daging anjing. Kalimat itu langsung tegas keluar dari perempuan pemilik nama lengkap Ardila Yuli Astari Ajigunanti.

Dila begitu sapaan akrabnya menyatakan sangat tidak setuju dan menyarankan pada semua orang untuk berhenti mengkonsumsi daging anjing.

Alasan utama adalah soal kesehatan.

Mengkonsumsi daging anjing apapun rasnya dan bagaimana pun perlakuannya sangat rentan dengan penularan penyakit yang kemungkinan tersebar melalui daging yang dikonsumsi tersebut.

Kedua, anjing merupakan hewan peliharaan yang tak selayaknya menjadi konsumsi manusia.

Sebagai seorang dokter hewan, Dila paham benar bahwa hewan hewan yang lazim dipelihara dan dekat dengan kehidupan manusia yang memang dari sisi medis tak disarankan dikonsumsi harus dijaga kesehatannya.

Meskipun seseorang tak mengkonsumsi daging anjing, namun bila memeliharanya wajib untuk memperlakukannya dengan baik.

Jasmine Elektrik Rilis single Jaka Dara, Kisah Pejuang Cinta yang Terpisah Jarak dan Waktu

Tak hanya sekedar memberi makan cukup, namun juga harus peduli dengan kesehatan hewan tersebut.

"Kalau kesehatan hewan peliharaan kita terjaga baik, maka lingkungan sekitar juga akan sehat dan manusia yang hidup di sekelilingnya juga bakal nyaman hidup berdampingan dengan hewan tersebut," terang Dila.

Anjing atau hewan peliharaan yang termasuk tak disarankan dikonsumsi seperti halnya kucing, kata Dila, harus diperhatikan kesehatannya.

Misalnya sedang sakit, sebaiknya segera diobati atau dibawa ke klinik hewan terdekat.

Menurut Dila, ketika seseorang berani memutuskan memelihara hewan peliharaan, wajib hukumnya menyediakan kebutuhan hewan tersebut seumur hidupnya.

Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab si empunya hewan peliharaan terhadap hidup hewan tersebut dan juga lingkungan sekitar tempat hewan tersebut dipelihara.

"Jangan sampai kalau sudah bosan apalagi kondisi lagi sakit hewannya justru dibiarkan bahkan ada yang tega membuangnya. Lebih baik tak memelihara hewan peliharaan bila tak siap dengan komitmen penuh yang harus dilakukan," tegas Dila.

Pernyataan Dila tersebut didasarkan pada banyak pengalaman yang pernah ia dapat, baik saat menangani hewan sakit karena tak terurus, terlantar atau hewan yang tertabrak kendaraan dan dibiarkan begitu saja di jalanan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved