Bila Kembali Dipercaya Jadi Pelatih PSIM Jogja, Liestiadi Inginkan Pemain yang Mau Bekerja Keras

Jika dirinya kembali diberi kepercayaan, Liestiadi mengatakan ada beberapa kriteria yang wajib dimiliki pemain.

Tribun Jogja/Hanif Suryo
Selebrasi Yoga Pratama saat mencetak gol ke gawang Persatu Tuban beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Selepas tugasnya menangani PSIM Jogja berakhir musim ini, Liestiadi mengungkapkan belum ada pembicaraan terkait masa depannya di tim berjuluk Laskar Mataram.

Namun jika dirinya kembali diberi kepercayaan, Liestiadi mengatakan ada beberapa kriteria yang wajib dimiliki pemain.

"Saya berani bicara kalau ada hitam di atas putih. Cuma saya sudah tahu kualitas pemain 70-80 persen. Kalau saya disuruh kembali pegang PSIM tahun depan, materi pemain pasti yang main dengan hati, punya mental dan attitude, mau berjuang. Menghadirkan permainan yang atraktif dan menghibur," ujar Liestadi kepada Tribunjogja.com, beberapa waktu lalu.

Pelatih PSIM Jogja, Liestiadi, saat memberi instruksi pada pemain di sesi latihan di Stadion Dwi Windu Bantul, Jumat (11/10/2019) pagi
Pelatih PSIM Jogja, Liestiadi, saat memberi instruksi pada pemain di sesi latihan di Stadion Dwi Windu Bantul, Jumat (11/10/2019) pagi (Tribun Jogja/ Hanif Suryo)

"Terus terang saya tidak butuh label pemain timnas, tapi pemain yang kerja keras di latihan, ikuti instruksi pelatih. Juga pemain yang pintar, dan punya hati untuk main di PSIM," tambahnya.

Liestiadi pun enggan menerka-nerka berapa persen pemain musim ini yang akan ia pertahankan jika kembali dipercaya membesut Laskar Mataram.

Perdana Pimpin Latihan PSIM Yogyakarta, Duet Liestiadi dan Erwan Hendarwanto Asah Taktik Permainan

Kiper PSIM Ivan Febrianto Warisi Bakat Sang Ayah yang Merupakan Eks Penjaga Gawang Arseto Solo

Namun ia memberi garansi pada talenta muda, Yoga Pratama, bakal ia pertahankan.

"Saya memang hanya dua pertandingan pegang tim ini, memunculkan Yoga yang selama ini dianggap tidak ada oleh pelatih sebelumnya. Tapi kalau saya dipertahankan, Yoga saya beri garansi. Yoga tidak boleh kemana-mana. Usianya masih sangat muda dan dia punya kualitas," kata Liestiadi.

"Hendika Arga juga saya perhankan, karena dia pemain berkelas cuma butuh penanganan khusus untuk mengembalikan performanya," tambahnya.

Komposisi Tak Seimbang

Liestiadi, pelatih ketiga musim ini yang menangani PSIM Jogja turut angkat bicara.

Menurutnya, komposisi pemain PSIM musim ini tidak seimbang sekalipun dihuni banyak pemain berlabel Liga 1.

"PSIM ini secara komposisi pemain tidak seimbang. Kalau memang menajemen mau mengelola baik tim ini pasti musim depan bisa promosi, tapi kita harus planning matang dari awal terutama pembelian pemain menggunakan cara-cara yang terencana," kata Liestiadi.

PSIM Jogja.
PSIM Jogja. (Tribun Jogja/ Hanif Suryo)

Ia turut menyoroti perombakan pemain yang dilakukan pada putaran kedua dengan mencoret 11 pemain dan mendatangkan 11 pemain baru.

Padahal, ketika itu PSIM mampu menutup putaran pertama di peringkat kedua.

Masih Ingin Terus Bermain, Striker PSIM Cristian Gonzales Tetap Berlatih Untuk Jaga Kebugaran Fisik

Gagal ke Babak 8 Besar Liga 2 2019, Mess Pemain PSIM Jogja Sepi Ditinggal Pulang Kampung

"Komposisi pembelian pemain ini salah, memang ya secara logika kalau tim ini mau ke Liga 1 ya beli pemain yang punya pengaman di Liga 1," kata Liestiadi.

"Tapi kalau dalam waktu yang mepet, kan tetap harus ada fit and proper test. Ternyata pemain ini di tim sebelumnya terlalu lama nggak main, jadi fisik, mental, dan match feeling mereka butuh waktu. Sementara transfer window kemarin kan mepet, kalau ada jeda 3 minggu sampai 1 bulan sebelum putaran kedua mungkin bisa," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved