Kiper PSIM Ivan Febrianto Warisi Bakat Sang Ayah yang Merupakan Eks Penjaga Gawang Arseto Solo
Kemampuan Ivan ternyata juga mewarisi bakat dari sang ayah, Trisno Waluyo, yang merupakan mantan kiper Arseto Solo
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tiga musim sudah Ivan Febrianto berseragam PSIM Yogyakarta.
Dari yang awalnya menjadi penjaga gawang ketiga melapis Ony Kurniawan dan Tito Rama kala itu, hingga kini menjadi andalan di bawah mistar gawang Laskar Mataram.
Kemampuannya menangkap si kulit bundar kian matang musim ini.
Sempat di bayang-bayang I Putu Pager, namun ia mampu membuktikan kualitasnya dan kembali menyegel posisi inti.

Selain dibutuhkan kerja keras serta konsistensi, kemampuan Ivan ternyata juga mewarisi bakat dari sang ayah, Trisno Waluyo, yang merupakan mantan kiper yang pernah memperkuat klub Arseto Solo.
"Sejak kecil bapak mendidik untuk menjadi seorang kiper, maklum dulu Bapak juga seorang kiper," kata penjaga gawang asli Semarang ini.
• Tugas di PSIM Jogja Selesai, Ivan Febrianto Kini Kembali Ngantor di UPT Malioboro
• Masih Ingin Terus Bermain, Striker PSIM Cristian Gonzales Tetap Berlatih Untuk Jaga Kebugaran Fisik
Peran kedua orangtua diakuinya sangat berpengaruh dalam karirnya, baik sebagai penjaga gawang profesional maupun sebagai pegawai UPT Malioboro.
Pesan yang selalu diingat Ivan dari sang ibu dan ayah yakni untuk selalu mengutamakan pendidikan.
"Bagaimanapun caranya saya mencari solusi antara karir dan pendidikan bisa berjalan beriringan," ujarnya.

Ivan meniti karir sebagai pesepak bola profesional dengan memperkuat tim PSIS Semarang, Persibat Batang, Persekap Kapuas, sebelum akhirnya berlabuh ke PSIM Jogja pada 2017 silam.
Kembali Ngantor
Setelah tugas mengawal gawang PSIM Jogja musim usai, kini Ivan Febrianto kembali jalani pekerjaannya di luar sepak bola.
Hal itu menyusul tim berjuluk Laskar Mataram ini gagal lolos ke babak 8 besar Liga 2 2019.
Ivan pun kini kembali fokus menjalani pekerjaan sebagai pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro.
Kecewa memang dirasakan Ivan lantaran gagal mewujudkan harapan membawa PSIM berlaga di kasta tertinggi musim depan.