Tugas di PSIM Jogja Selesai, Ivan Febrianto Kini Kembali Ngantor di UPT Malioboro
Ivan pun kini kembali fokus menjalani pekerjaan sebagai pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tugas Ivan Febrianto mengawal gawang PSIM Jogja musim ini telah selesai.
Hal itu menyusul tim berjuluk Laskar Mataram ini gagal lolos ke babak 8 besar Liga 2 2019.
Ivan pun kini kembali fokus menjalani pekerjaan sebagai pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro.
• Ivan Febrianto Catat Debut, Tren Negatif PSIM Yogyakarta Terhenti
• Perpanjang Masa Bakti bersama PSIM Yogyakarta, Ivan Febrianto Bertekad Jaga Marwah Laskar Mataram
Kecewa memang dirasakan Ivan lantaran gagal mewujudkan harapan membawa PSIM berlaga di kasta tertinggi musim depan.
Namun ia tak ingin larut dalam kekecewaan, dan menurutnya banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kegagalan PSIM musim ini.

"Setelah kegiatan PSIM Jogja off, saya kembali melanjutkan amanah bekerja di UPT Malioboro. Kecewa memang musim ini belum bisa memberikan prestasi untuk PSIM dengan target lolos ke Liga 1," kata Ivan kepada Tribunjogja.com, Jumat (8/11/2019).
"Namun, di samping itu banyak sekali pembelajaran untuk saya pribadi dan tim. Dengan kompetisi yang sangat ketat, menuntut saya bersikap profesional di saat dipercaya tampil sebagai starting maupun cadangan kareba semua tim Liga 2 mayoritas berpeluang menang di saat pertandingan. Jadi tidak anggap remeh siapapun lawanya," tambahnya.
Ivan menceritakan, pekerjaan yang ia dapat di UPT Malioboro merupakan bentuk apresiasi manajemen PSIM.
Sebab ia turut andil berjuang di kompetisi Liga 2 2018 silam, kala mendapat sanksi berupa pengurangan 9 poin di awal musim.
Di samping itu, Ivan juga merupakan sarjana lulusan Hukum Pidana Universitas 17 Agustus Semarang.
"Kebetulan saat itu instansi yang kosong di bagian dinas pariwisata," jelasnya.

Ivan menceritakan, pengalaman kerja kantoran sudah pernah dia tekuni empat tahun silam.
Yakni saat Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dibekukan FIFA atas kasus dualisme yang terjadi pada tubuh induk federasi tertinggi sepak bola Indonesia itu.
Tak adanya kompetisi, memaksa dia untuk mencari penghidupan di luar sepak bola.
"Sempat banting stir bekerja di sebuah perusahaan bank di bagian marketing kredit sales. Pekerjaan yang dilakukan seperti mencari nasabah dari pasar, toko klontong, hingga bengkel," kenangnya.
• Masih Ingin Terus Bermain, Striker PSIM Cristian Gonzales Tetap Berlatih Untuk Jaga Kebugaran Fisik
• Suporter PSIM Jogja Dropping Air Bersih di Sedayu Bantul
Meski untuk sementara vakum berkompetisi, namun Ivan tetap berusaha menjaga kondisi fisik di tengah kesibukannya sebagai pegawai UPT Malioboro.
"Jaga kondisinya cuma joging di pagi hari sebelum ngantor. Selain itu, saya juga rutin nge-gym seminggu 3 kali," jelasnya. (*)