Jawa
Produk Peralatan Makan dan Pisau Gaya Klasik Karya Pengrajin Magelang Diminati Pasar Internasional
Peralatan makan berupa sendok, garpu, pisau dapur, yang dibikin Sumardi, dengan model klasik. Produk itu laku di pasar luar negeri, bahkan sampai diek
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Alat makan dan pisau karya Sumardi (60), warga Dusun Sanggrahan, Desa Rejosari, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, diminati oleh pasar di dalam negeri maupun di mancanegara.
Peralatan makan berupa sendok, garpu, pisau dapur, yang dibikin Sumardi, dengan model klasik.
Produk itu laku di pasar luar negeri, bahkan sampai diekspor ke Belanda.
"Kami sudah membikin sebanyak 5.000 buah alat makan dan pisau yang kami kirim ke luar negeri. Ada 15 kali pengiriman menuju Belanda. Produk yang selesai dibikin, dikirim ke Yogyakarta, lalu dikirim ke Belanda," kata Sumardi, saat ditemui di kediamannya, Dusun Sanggrahan, Desa Rejosari, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Selasa (12/11/2019).
Sumardi mengatakan ada berbagai macam produk yang dibikinnya.
Mulai dari sendok, garpu, sampai dengan sendok sayur.
Ia juga membuat pisau, mulai dari pisau dapur sampai dengan pisau keju.
Keseluruhan ada 34 jenis produk yang dibikin olehnya.
• Wabup Magelang Ajak Masyarakat Cek Kesehatan secara Rutin
"Semua produk dibikin model klasik. Semuanya, baik peralatan makan maupun pisau yang diekspor. Ada 34 jenis yang telah dibuat," ujar Sumardi.
Peralatan makan dan pisau ini dibuat dari bahan besi dan stainless.
Bahan baku itu ia datangkan dari Semarang, Jogja dan berbagai daerah lain.
Di bengkel kerjanya, Sumardi menempa bahan baku itu, dibentuk menjadi peralatan makan dan pisau beraneka rupa.
Ia menggunakan peralatan pandai besi secara tradisional mengolah bahan mentah menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi.
"Bahan-bahan sendiri kami datangkan dari Semarang, Jogja, dan daerah lainnya. Harga jualnya, satunya mulai Rp40.000 hingga Rp120.000. Seperti Sendok kecil Rp 40.000, kemudian kalau sendok sayur sampai ada yang harga Rp 120.000,” ujarnya.
• Tahukah Anda, Pada Awalnya Sendok Bukanlah Alat Makan?
Setelah jadi, barang-barang itu kemudian dikirim ke Jogja, lalu dikirim ke Belanda.
Sumardi sendiri telah mengekspor produk bikinannya sejak tiga tahun yang lalu.
Pasarnya sendiri cukup besar, bahkan sebulan lalu, ia sudah mengirim 800 buah produk.
"Seperangkat alat makan dan pisau yang diekspor ke Belanda ini merupakan buatan sendiri. Peminatnya cukup banyak. Kami sudah mengirim sekitar 5.000 buah produk, sebulan lalu kami mengirim 800 buah produk," katanya.
Selain membikin peralatan makan dan pisau bergaya klasi, Sumardi juga memproduksi produk lainnya.
Seperti alat penyembelihan yang terdiri dari kapak, bendo balung, pisau daging, penyembelihan, kelet dan pisau usus.
Alat penyembelihan yang dibuatnya sendiri dipatuk dengan harga berkisar antara Rp1,6 juta sampai Rp 2,2 juta.
Bahan baku terbuat dari baja.
Ada juga kayu sonokeling untuk pembuatan gagang.
Ada ciri khas dalam produk buatan Sumardi.
Pisau dan alat penyembelihan yang dibikinnya terdapat hiasan bermotif batik.
Ciri khas ini yang membedakan produk buatannya dengan buatan orang lain.
Produknya telah dikirim ke berbagai daerah seperti Sragen, Wonosobo, Jogja, Jatim, bahkan luar Jawa seperti Jambi, Kalimantan dan Sumatera.
Sumardi sendiri merupakan generasi ketiga mulai membuat alat penyembelihan hewan sejak tahun 1991.
“Perajin disini merupakan turun temurun. Kami sudah generasi ketiga menjadi perajin pandai besi,” kata Sumardi.(TRIBUNJOGJA.COM)