Suguhkan Karya Adaptasi WS Rendra, Teater ALIBI Bandung Unjuk Kebolehan di ISI Yogyakarta

Pada kesempatan ini Teater ALIBI Bandung tampil membawakan Naskah 'PERAMPOK' karya J.F. Schiller

Penulis: Andreas Desca | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
Auditorium Teater Institut Seni Indonesia (ISI), Selasa (5/11/2019) dimeriahkan oleh penampilan kelompok Teater ALIBI Bandung 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Andreas Desca Budi Gunawan

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Auditorium Teater Institut Seni Indonesia (ISI), pada Selasa (5/11/2019), dimeriahkan oleh penampilan kelompok Teater ALIBI Bandung.

Pada kesempatan ini Teater ALIBI Bandung tampil membawakan Naskah 'PERAMPOK' karya J.F. Schiller, yang sudah diterjemahkan dan diadaptasi oleh W.S. Rendra.

Menurut Irwan Gubtari WK selaku sutradara, naskah asli PERAMPOK sendiri ditulis oleh Johann Christoph Friedrich Von Schiller yang merupakan sejarahwan sekaligus penyair.

"Perampok merupakan karya drama Schiller yang pertama, melalui drama ini ia lalu dikenal pula sebagai dramawan. Dalam karya ini, diterapkannya pandangan tentang karya seni (sastra) yang berbeda dengan masa klasik (Aristotelian)," jelasnya.

Lanjutnya, gaya dalam masa klasik, memiliki kesatuan tempat dan waktu, dengan mengandung unsur plot episodik, seperti halnya dalam drama karya Bertold Brecht.

"Dengan cerdas almarhum WS Rendra mengadaptasi naskah ini lalu disulap kedalam era menjelang keruntuhan kerajaan Mataram, untuk menangkap konflik sosial manusia Indonesia yang universal baik di masa dahulu maupun di masa depan berkaitan dengan Kekuasaan, Harta, Wanita bahkan Politik," tuturnya.

Irwan Gubtari WK juga mengatakan bahwa naskah ini merupakan refleksi pribadinya dalam melihat dan merespon situasi mutakhir Indonesia dengan cermin setting Nusantara pada masa lalu, menjelang runtuhnya kerajaan Mataram di Jawa.

"Konflik internal dalam kerajaan Mataram, intrik kekuasaan yg memanfaatkan sekaligus memperbutkan Harta, Tahta dan melibatkan wanita, merupakan realitas kekuasaan dari terbit hingga tenggela," tuturnya.

Lanjutnya, hal itu pula yang membuat Nusantara di abad itu terlihat kokoh dan mashyur namun sesunguhnya rapuh.

"Indonesia dimasa kini sedang dalam pergulatan ideologis dan politis yang bisa jadi membawa kehancuran," ujar Irwan Guntari.

Menurutnya melalui teater mampu menjadi media refleksi dan kritik terhadap perdaban dan realitas bangsa saat ini.

Sekedar informasi bagi pembaca pementasan PERAMPOK di ISI Yogyakarta adalah penampilan kedua yang dibawakan Teater ALIBI Bandung, setelah sebelumnya tampil di Gedung Kesenian Dadaha Tasikmalaya pada 19 -20 Oktober 2019.

Selanjutnya PERAMPOK akan di pentaskan di Rumentang Siang, Bandung 23 - 24 November 2019.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved