Kota Magelang
Persoalan Sampah di Malioboro
Selain sampah, beberapa pot tanaman yang terdapat di sepanjang Malioboro juga tampak tidak terawat.
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Meilani (23) sedang asik duduk sambil berselancar dengan telepon pintarnya saat ditemui di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Senin (4/11/2019) sore.
Wanita pekerja lepas asal Tuban, Jawa Timur tersebut merupakan satu diantara gerombolan wisatawan lain yang biasa menikmati suasana jantung kota Yogyakarta di malam hari.
"Ini yang kedua kali, senang saja sih ke Jogja liburan kebetulan sekalian ada acara juga," kata Mei.
Menurut Mei, menghabiskan malam di Malioboro merupakan salah satu cara unik yang tidak pernah membosankan.
Keramaian dan tumpah ruahnya wisatawan yang berkunjung, menjadi salah satu penyebab yang membuat dia merasa nyaman.
• Dishub DIY Rencanakan Uji Coba Pedestrian Malioboro di Luar Selasa Wage
Namun begitu, Mei menilai tetap saja ada yang mengganjal dan mengganggu kenyamanan kala menyambangi Malioboro.
Tebaran sampah di beberapa titik dianggapnya menganggu suasana dan juga menjadi pemandangan yang kurang sedap dilihat, terkhusus bagi wisatawan semacam dia.
Pantauan Tribun Jogja di lokasi, tepatnya di depan Pasar Sore Malioboro dan depan eks bioskop Indra, beberapa sampah plastik dan sisa minuman kemasan memang bertebaran di area pedestrian dan juga terselip di pot-pot tanaman.
Selain itu, sampah-sampah tersebut juga tak luput berada di bawah andong dan becak motor yang tengah mengetem, pun di atas penutup saluran air di beberapa titik pada kawasan tersebut.
"Jadi kurang nyaman. Kan pandangannya langsung kurang enak kalau pas jalan atau lagi duduk gini," imbuh Mei.
Sulastri (55) salah seorang pedagang kuliner yang kerap berjualan di seputar kawasan tersebut juga mengakui, bahwa tebaran sampah cukup menganggu wajah Malioboro sebagai kawasan wisata.
Menurut dia, sehabis akhir pekan jumlah sampah yang bertebaran memang cenderung bertambah.
"Ya pastinya terganggu. Tapi kan belum semua yang kesini itu taat dan mau buang sampah pada tempatnya," tukasnya.
• Hadapi Musim Hujan, Warga dan Relawan Malioboro Classical Jogja Bersih-bersih Selokan Mataram
Kepala UPT Malioboro, Ekwanto mengatakan, selama dua pekan terakhir pihaknya memang tidak lagi menampung sampah di depo sampah yang terdapat di kantor setempat.
Sampah Malioboro sekarang sudah dibuang ke lokasi pembuangan sampah di kawasan Pringgokusuman.
"Kantor kami kan lagi dibongkar makanya depo yang di sini tidak bisa lagi, makanya kami jadi pindah ke Pringgokusuman. Jadi kendalanya cukup lama karena antre sama masyarakat, memang jadi kendala," kata dia.
Ekwanto mengklaim, setiap hari pihaknya juga rutin menyapu sepanjang Malioboro selama tiga kali dalam satu hari.
Maka itu, jika masih terdapat sampah yang bertebaran, kemungkinan merupakan sampah baru yang muncul usai dibersihkan.
UPT Malioboro, kata dia juga sedang mengusulkan keberadaan kontainer yang akan ditempatkan di sisi timur taman parkir Abu Bakar Ali agar lebih memudahkan dan mempercepat proses pembuangan sampah sehingga tidak menumpuk.
Hal lain, Ekwanto juga telah mengingatkan kepada para pedagang kaki lima dan pelaku usaha lain di kawasan Malioboro untuk tidak membuang sampah pada tempat yang disediakan oleh pihaknya.
Tempat sampah tersebut hanya dikhususkan bagi para pengunjung dan juga wisatawan.
"Harus dibawa pulang. Takutnya kan volume sampah jadi makin besar. Tapi memang masih ada yang curi-curi," imbuhnya.
• 10 Fakta Menarik pada Parade Merah Putih di Malioboro Yogyakarta
Saat ini, terdapat sekitar 200 tempat sampah di sepanjang sisi kanan dan kiri jalan Malioboro. Dalam satu hari normal, Malioboro disebut bisa menghasilkan sampah hingga sebanyak dua truk.
Sementara saat berlangsungnya kegiatan dan event tertentu atau pada masa liburan panjang, sampah yang dihasilkan bisa mencapai lima sampai enam truk.
"Harapan kami kesadaran pengunjung untuk ikut menjaga itu ada, kalau hanya dari petugas kami kan juga terbatas," tambah dia.
Tanaman Ranggas
Selain sampah, beberapa pot tanaman yang terdapat di sepanjang Malioboro juga tampak tidak terawat.
Beberapa tanaman di sebagian pot terlihat ranggas dan mati.
Ekwanto mengatakan, pihaknya juga telah beberapa kali menyulam tanaman yang mati dan terinjak oleh para pengunjung terutama yang terdapat di sekitaran nol km.
Tanaman di area itu, kata dia memang kerap menjadi bulan-bulanan pengunjung dan sudah empat kali dilakukan penggantian.
"Anggaran kami untuk tanaman sampai nombok," katanya.
Pihaknya juga merasa dilema dengan kondisi itu.
Pasalnya beberapa acara besar kerap digelar di kawasan itu, sehingga menyulitkan pengunjung untuk lewat hingga berujung tanaman terinjak.
"Kita serukan terus lewat radio sama peran dari jagaboro supaya kenyamanan dan keindahan Malioboro tetap terjaga," ucapnya. (TRIBUNJOGJA.COM)