Curahan Hati Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantoro, Pasang Badan Pasca-Kekalahan dari PSIS Semarang
Seto mengatakan hanya ingin berbagi mengenai apa yang dirasakan oleh pelatih serta pemain.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro, pasang badan atas raihan negatif anak asuhnya, seusai kalah cukup telak 3-0 dari PSIS Semarang pada lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (2/11/2019) kemarin.
Dalam unggahan di akun instagram pribadinya, @seto_nurdiyantoro, pada Minggu (3/11/2019), Seto mencurahkan isi hatinya.
Pada unggahan tersebut, Seto mengatakan awalnya tak ingin memberi komentara soal hasil yang diraih timnya seusai kalah dari PSIS.
• Seto Nurdiyantoro Bocorkan Faktor PSS Sleman Menjelma Sebagai Tim Jago Tandang
• PSS Sleman Kalah 3-0 dari PSIS Semarang, Seto Nurdiantoro Sebut Pemainnya Kelelahan
Ia mengatakan hanya ingin berbagi mengenai apa yang dirasakan oleh pelatih serta pemain.
"Kami paham dengan beberapa oknum atau kebanyakan sahabat yang mencintai PSSIeman, kekalahan dan permainanan yang tidak sesuai dengan keinginan sahabat.
semua, baik dari awal kompetisi sampai saat ini. Tapi perlu saya ingatkan bahwa manajemen mematok target buat kami bertahan di Liga1, jadi harapan saya berpendapatlah secara keseluruhan, bukan hanya melihat 1 atau 2 pertandingan saja.
Kami bukan hanya sebatas profesional (ikatan kontrak) dengan tim ini, tapi dengan niat dan hati yang tulus & ikhlas kami berjuang keras untuk tim ini mencapai target, tanpa didasari itu semua, serta doa restu dari keluarga kami (orang tua, istri, anak) mungkin kami sudah tidak terlibat lagi dalam tim ini sejak dulu dimulainya kompetisi.
Dari awal sampai saat ini banyak permasalahan yang mengganggu kami, bahkan di setiap akan bertanding kami selalu menemui sesuatu yang meruntuhkan mental & semangat kami dalam bertanding. Tapi setiap pertandingan selalu kami Iewati dengan kerja keras & kemauan yang tinggi tanpa merisaukan permasalahan yang ada, walau hasilnya kadang tidak maksimal," tulis Seto dalam unggahan instagram pribadinya.

Lebih lanjut, Seto berharap kekecewaan jangan sepenuhnya disalahkan pada pemain.
Sebab, ia lah yang bertanggung jawab penuh atas hasil tim.
"Maka dari itu harapan saya, sahabat & dulur semua jangan menyentuh (memaki, marah, dll) pemain saya. Marahlah dengan saya sebagai otak & hati dari roh permainan tim ini.
Kalau sahabat semua tidak berkenan dengan hasil yang kami capai saat ini, bicaralah dengan manajemen untuk mengusir saya, terus terang tanpa manajemen mengusir saya pun, saya pasti tahu diri sebagai bentuk tanggung jawab saya terhadap tim ini kalau hasilnya tidak sesuai maka saya akan pamit dengan sendirinya.
Maafkan saya buat sahabat semuanya kalo kata-kata atau berbagi cerita ini kurang berkenan. Terimakasih buat keluarga (orang tua, istri, anak) dari pemain yang sampai saat ini masih tulus & ikhlas merestui (anak, suami, ayah) kalian.
Terimakasih juga buat sahabat yang masih percaya, mendukung & mendoakan kami untuk berjuang mencapai impian. Salam sungkem dan damai buat kita semua," ungkapnya.
• Ini Harapan Pelatih PSS Sleman pada Ketua PSSI yang Baru
• PSIS Menang Atas PSS Sleman, Ini Komentar Bambang Nurdiansyah
Menilik ke belakang, kiprah apik PSS tak lepas dari beragam polemik sejak awal kompetisi.
Dalam satu musim, tiga kali sudah tim berjuluk Super Elang Jawa ini berganti nakhoda CEO, menguatkan indikasi ketidakharmonisan di dalam struktur tim.

Delapan poin tuntutan lantang disuarakan ordo suporter Brigata Curva Sud (BCS), berharap adanya perbaikan PSS Sleman menjadi klub yang benar-benar profesional memiliki sistem manajemen yang sehat.
Adapun delapan poin tuntutan yakni program pembinaan dan akademi usia muda, mess untuk pemain, lapangan untuk berlatih, marketing & bussines development, menghapus peran dan posisi ganda, manfaatkan dan utamakan peran ofisial media, penyelenggaraan pertandingan yang profesional serta standar operasional prosedur (SOP) yang jelas di perusahaan. (*)