Kota Yogya

2 Kecamatan di Kota Yogyakarta Rawan DBD

Dua kecamatan di Kota Yogyakarta disebut-sebut rawan dan menjadi penyumbang terbanyak yang terjangkit penyebaran penyakit tersebut.

Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Gaya Lufityanti
net
dbd_1101 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Memasuki musim penghujan yang diperkirakan akan datang pada rentang awal hingga pertengahan November mendatang, antisipasi terhadap bahaya penyebaran demam berdarah (DBD) perlu dilakukan.

Terlebih lagi, dua kecamatan di Kota Yogyakarta disebut-sebut rawan dan menjadi penyumbang terbanyak yang terjangkit penyebaran penyakit tersebut.

"Paling banyak masih Umbulharjo dan Gondokusuman," kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta, Endang Sri, Selasa (29/10/2019).

Endang menjelaskan, dua kecamatan itu menjadi penyumbang terbanyak akibat luas wilayah yang cukup besar, sehingga jumlah penduduk juga cukup tinggi.

Tutorial Tampil Kece dengan Makeup Sachet yang Praktis dan Terjangkau

Pihaknya pun berusaha untuk menekan angka penderita DBD.

Pasalnya, saat memasuki musim penghujan kecenderungan penderita penyakit ini cukup tinggi menjangkiti masyarakat.

"Kita juga imbau warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," tambahnya.

Hingga Oktober ini, telah ada sebanyak 444 penderita DBD di kota Jogja dan menelan satu korban jiwa.

Siklus DBD, biasanya mulai menyerang pada bulan-bulan November, Desember, dan berlanjut pada Januari.

Kemudian akan memuncak pada April hingga Mei, lalu kemudian turun.

"Biasanya dari tahun ke tahun begitu. Tapi tahun ini agak lain, memasuki Oktober sudah mulai naik," jelasnya.

Angka Kasus DBD Meningkat Drastis di Sleman

Namun demikian, pola perubahan itu dianggap Endang masih tergolong biasa karena belum menunjukkan kecenderungan yang sporadis.

Maka itu, pemberian obat Abate dianggapnya belum terlalu mendesak.

Pasalnya obat itu dilakukan jika terdapat kasus-kasus tertentu saja.

Selain itu, dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak sepele kepada penyakit tertentu.

Jika sudah merasa dan terdapat tanda-tanda terjangkit DBD, sesegera mungkin melakukan pengecekan.

Kerap kali, warga hanya menganggap gejala yang dialami hanya sakit biasa dan tidak segera memberikan pencegahan lebih lanjut, sehingga DBD tidak dapat diantisipasi saat terdeteksi.

"Kalau demam atau panas langsung periksa, jangan menganggap hanya masuk angin," imbuhnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved