Kasus Napi Kabur dari Rutan Wates,Tiga Napi yang Tertangkap Kini Diisolasi di Ruang Khusus

Kepala Rutan Kelas IIB Wates, Deny Fajariyanto, mengatakan pemeriksaan terhadap tiga napi itu masih terus berlanjut.

Tribunjogja.com | Singgih Wahyu
Lima orang tahanan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II Wates mencoba kabur, Minggu (27/10/2019) sore 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Tiga orang narapidana Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Wates yang tertangkap kembali setelah sempat kabur pada Minggu (27/10/2019), kini diisolasi dalam sel khusus.

Petugas juga masih memburu dua napi lainnya yang berhasil melarikan diri.

Kepala Rutan Kelas IIB Wates, Deny Fajariyanto, mengatakan pemeriksaan terhadap tiga napi itu masih terus berlanjut.

Pihaknya juga mendatangkan petugas medis untuk memeriksa kondisi kesehatan para napi itu, karena sebelumnya sempat diamuk warga yang memergoki mereka saat melarikan diri.

"Alhamdulillah, kondisinya membaik dan sekarang ketiganya kami tempatkan di ruang isolasi terlebih dulu untuk pemeriksaan," kata Deny, Senin (28/10/2019) pagi.

Diketahui ada lima napi yang melarikan diri dalam kejadian itu dan sebagian besar divonis penjara atas kasus pencurian maupun penggelapan untuk perkara saling berlainan.

Yakni, dua warga Magelang atas nama Taufikurahman (vonis 1,8 tahun) dan Abdul Aziz (vonis 1,8 tahun), Sutristiyanto alias Trisno warga Pekalongan (vonis 2,6 tahun), Pinasthi Bayu Setya Aji warga Giripeni Wates (vonis 10 bulan), serta Dani Saiful Arifin warga Tangerang (vonis 1,6 tahun).

Dani berhasil ditangkap kembali di area belakang rutan karena terjatuh saat melompat dinding pagar berduri.

Sedangkan Taufikurahman dan Abdul Aziz berhasil ditangkap lagi oleh oleh petugas dengan bantuan warga di wilayah Blumbang, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih.

Adapun Sutristriyanto dan Pinasthi hingga kini masih dalam pengejaran (sebelumnya diberitakan Tribun Jogja bahwa Pinasthi sudah tertangkap).

Kelima narapidana itu kabur di sekitar pukul 15.00 di mana saat itu pintu semua sel tahanan dibuka untuk memberi kesempatan tahanan menjalankan ibadah salat Ashar.

Mereka lalu masuk ke gorong-gorong kamar mandi, membuka teralis penghalang, dan lari ke menara pos pengawas.

Ternyata, menara pos itu dalam keadaan kosong tanpa penjaga sehingga kelima napi itu bisa melompat keluar dinding beton setinggi sekitar 3 meter di penjara tersebut lalu kabur.

Deny mengaku belum bisa memastikan apakah pelarian para napi itu sebelumnya sudah direncanakan atau spontan.

Kelimanya sebelumnya ditempatkan dalam sel berbeda.

Mereka juga bukan berasal dari perkara yang sama meskipun kasus yang menjeratnya berupa pencurian dan penggelapan.

"Pemeriksaan sementara ini belum mengarah ke sana (pelarian terencana). Kita masih lakukan pemeriksaan dan dibantu Polres memburu dua orang napi lainnya. Mudah-mudahan segera tertangkap," kata Deny. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved