Yogyakarta
UGM Masih Studi Kelayakan Soal Kereta Api Virtual
Kereta api virtual ini akan menjadi moda transportasi antar kota di Yogyakarta jika studi kelayakan dan kajiannya terpenuhi.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan segera memiliki kereta api virtual yang berjalan tanpa rel.
Kereta api virtual ini akan menjadi moda transportasi antar kota di Yogyakarta jika studi kelayakan dan kajiannya terpenuhi.
"Kereta api virtual ini akan dikembangkan PT KAI dan studi kelayakan (FS) nya sedang dilaksanakan oleh UGM, " papar Kepala Bappeda DIY, Budi Wibowo, akhir pekan lalu.
Dia menjelaskan, kereta virtual ini akan berjalan tanpa rel namun menggunakan media semacam magnet.
Kereta api ini akan memiliki tiga gerbong dengan kecepatan sekitar 74 kilometer per jam.
• Tutorial Tampil Kece dengan Makeup Sachet yang Praktis dan Terjangkau
Nantinya, moda transportasi ini akan menjadi salah satu primadona jika memang benar direalisasikan.
Adapun, untuk pengadaan kereta ini menjadi wewenang dari PT KAI.
Kereta api virtual ini sebelumnya sudah dikembangkan di China.
Budi menjelaskan, dua kota di Tiongkok telah menggunakan kereta api virtual ini.
"Kereta ini juga ramah lingkungan," ujarnya.
Adapun untuk rutenya, Budi menjelaskan, kemungkinan akan dari Tugu menuju Trikora lalu ke titik nol dan melewati UGM lalu ke sisi timur.
Namun, untuk rutenya ini pun bisa bertambah.
• Menjajal Perjalanan dari Stasiun Tugu hingga YIA dengan Kereta Bandara
"Bisa sampai Janti, ini nanti tergantung pada FSnya. FS ini dimungkinkan selesai pada akhir tahun ini," urainya.
Kereta ini, kata Budi juga bisa berjalan di pinggir trotoar.
Untuk pembangunan jalur kereta virtual ini, kata Budi, juga tidak terlalu memakan waktu.
"Untuk pembangunannya cepat sekali tinggal nanam konektornya," jelasnya.
Efisien
Untuk penganggaran pembuatan jalur ini juga nantinya akan dimasukkan dalam RPJMN.
Budi berharap agar kereta api virtual ini menjadi paket bantuan dari pemerintah pusat.
• Rencana Reaktivasi Jalur Kereta Jawa Tengah-Yogyakarta Mulai Gamping Hingga Candi Borobudur
"Nanti awal tahun ada kajian baru implementasi dan nanti dilihat lebih efisien mana pola penganggarannya dengan MRT, " ujarnya.
Sementara itu, progres rencana kereta MRT dari Tempel menuju ke Stasiun Palbapang, Bantul masih belum berjalan.
Kepala Dishub DIY, Sigit Sapto Raharjo menjelaskan, untuk rencana jalur MRT akan dibuat elevated atau melayang.
Rencananya, MRT ini akan menjadi moda transportasi dari utara hingga selatan dan terintegrasi dengan bandara YIA.
“Dokumen studi itu memang sudah dilirik beberapa investor. Namun, hal ini masih dalam penjajakan oleh pihak investor. Sudah ada yang ingin melihat studi tersebut," paparnya.
• Mulai dari Stasiun Patukan hingga Borobudur, Reaktivasi Jalur Kereta Capai 40 Km
Sementara itu, Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Zamrides menyebut rencana pembangunan jalur kereta MRT di Yogyakarta masih dalam tahapan studi di daerah.
Untuk jalur kereta MRT juga masih belum ditentukan karena perhitungan anggaran dan juga terkait dengan kearifan lokal.
"(Soal MRT) ini masih kami koordinasikan untuk studi daerah. Termasuk, koordinasi lokasi mana dan trasenya dimana kalau sudah baru dibicarakan impementasi," jelasnya.
Zamrides menambahkan, rencana pembangunan MRT di Yogya ini memang sudah sampai di Kemenhub.
Pihaknya pun masih menunggu koordinasi dengan daerah terkait dengan hasil studinya dan juga detail engineering design (DED)nya. (TRIBUNJOGJA.COM)