Kulon Progo

Kulon Progo Kembangkan Lagi Varietas Unggul Bawang Merah

Wilayah ini sudah memiliki varietas unggul nasional yang dilepas Menteri Pertanian beberapa waktu silam yakni bawang merah Srikayang.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
theatlantic.com
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo berhasrat untuk memiliki dua varietas bawang merah unggulan sekaligus.

Dengan begitu, diharapkan nilai ekonomis bawang merah produksi Kulon Progo lebih tinggi.

Wilayah ini sudah memiliki varietas unggul nasional yang dilepas Menteri Pertanian beberapa waktu silam yakni bawang merah Srikayang.

Namun, pengembangan terus dilakukan dan kini tengan dibudidayakan jenis baru yakni varietas bawang merah Siem. 

Turunnya Harga Bawang Merah Picu Deflasi di Yogyakarta

"Tahapannya sedang kita proses untuk dilepas menjadi varietas unggul nasional yakni bawang merah Siem,"kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Aris Nugraha saat wiwitan panen bawang merah bersama Kelompok Tani Karang Makmur Desa Srikayangan, Sentolo, Jumat (25/10/2019).

Dengan memiliki dua varietas unggul sekaligus, diharapkan selain panen untuk kebutuhan konsumsi juga bisa panen dalam wujud benih.

Ini dipandang lebih bernilai ekonomis sehingga lebih berdampak positif bagi petani.

Apalagi, pemasaran bawang merah Srikayangan sekarang sudah melalui jalur daring sehingga bisa menjangkau masyarakat konsumen yang lebih luas. 

Lahan pertanian untuk tanam bawang merah sekarang juga semakin meningkat.

Dispertan Kulon progo mencatat luasan lahan pada 2018 hanya 576 hektare.

Namun, hingga Oktober 2019 ini, luasanya sudah bertambah 140 hektare. 

Petani Bawang Merah di Putat Pilih Simpan Bawang Merah Terlebih Dahulu

"Ke depannya kami berharap lahan terus meluas. Apalagi, ada bantuan sumur agar fasilita spenanaman terpenuhi dan hasilnya lebih maksimal,"kata Aris.

Pada panenan kali ini, petani bawang merah Srikayangann mampu menghasilkan 28 ton bawang basah.

Hanya saja, harganya sedang anjlok menjadi Rp10 ribu per kilogram meski petani tetap mendapatkan keuntungan rata-rata Rp18 juta.

"Dulu tanam bawang hanya 1 hektar sekarang sudah 2,5 hektar. Bantuan sumur akan melancarkan kerja sehingga hasil panen lebih maksimal," ujar Ketua Kelompok Tani Karang Makmur, Sumarno.

Asisten Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Sekretariat Daerah Kulon  Progo, Bambang Tri Budi Harsono mgnatakan upaya menaikkan nilai ekonomi bawang merah bisa dilakukan dengan tiga cara.

Yakni, membuat inovasi baru, sistem lelang bawang, serta menunda masa penjualan bawang merah.

"Jualnya bukan di masa panen agar harganya lebih mahal,"kata Bambang.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved