Tol Bawen Yogyakarta
Sosialisasi Desa dan Kecamatan Terdampak Jalur Tol Bawen-Yogyakarta Hingga Solo Mulai November
Sedikitnya 20 desa dan delapan kecamatan yang berada di Kabupaten Sleman ini akan dilewati proyek tol Solo-Yogya-Bawen.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Iwan Al Khasni
- Daftar Desa yang Terdampak di Wilayah Yogyakarta
- Sosialisasi Dijadwalkan November 2019
TRIBUNJOGJA.COM, Yogyakarta - Sedikitnya 20 desa dan delapan kecamatan yang berada di Kabupaten Sleman ini akan dilewati proyek tol Solo-Yogya-Bawen.
Di 20 desa ini akan ada sebanyak 3.628 bidang tanah dan permukiman yang terdampak dengan luasan lahan sekitar 2.211.094 meter persegi atau 221,1 hektar (ha).
Berikut adalah ada wilayah kecamatan dan desa yang terdampak tol Solo-Yogya-Bawen bersumber dari pemaparan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY:
Tol Bawen-Yogyakarta
Jalan tol Yogya-Bawen akan melewati lima kecamatan dan delapan desa dengan panjang jalan ± 10, 9 kilometer.
Untuk total bidang mencapai 722 dengan luasan lahan sekitar 467.026 meter persegi.
Wilayah yang akan terdampak proyek tersebut diantaranya sebagai berikut:
Kecamatan Tempel, Kecamatan Seyegan, Kecamatan Godean, Kecamatan Mlati, Kecamatan Gamping
Desa Banyurejo dengan jumlah bidang 71 dengan perkiraan luas 69.142 meter persegi, Desa Margokaton dengan jumlah bidang 182 dan perkiraan luas 106.751 meter persegi; Desa Margodadi (74 bidang dengan luasan 56.094 meter persegi) Desa Margomulyo dengan jumlah bidang 1 dengan luas 3.198 meter persegi.
Desa Sidomoyo dengan jumlah bidang 65 dan perkiraan luas mencapai 24.446 meter persegi.
Desa Tirtoadi dengan jumlah bidang 188 dan perkiraan luas mencapai 104.267 meter persegi dan Desa Tlogodadi dengan jumlah bidang 110 dengan perkiraan luas mencapai 51.497 meter persegi.

Desa Trihanggo dengan jumlah bidang 31 dan luasan lahan sekitar 41.641 meter persegi.
Tol Solo-Yogyakarta
Jalan tol Solo-Yogyakarta nantinya akan melewati enam kecamatan dan 14 desa dengan panjang jalan 22,36 kilometer.
Jalan tol tol Solo-Yogyakarta ini akan melewati 2.906 bidang berupa persawahan, permukiman, dan lainnya dengan perkiraan luas mencapai sekitar 1.744.068 meter persegi.
Wilayah yang terdampak proyek ini diantaranya :
Kecamatan Kalasan, Kecamatan Prambanan, Kecamatan Depok, Kecamatan Ngaglik, Kecamatan Mlati, Kecamatan Gamping.
Desanya terdiri dari Desa Tamanmartani (140 bidang dan luas lahan 82.325 meter persegi), Desa Selomartani (102 bidang, 72.123 meter persegi), Desa Tirtomartani (321 bidang dan luas 219.419 meter persegi), Desa Purwomartani (639 bidang dan luas 445.162 meter persegi).
Desa Bokoharjo (165 bidang dan luas 80.352 meter persegi); Desa Maguwoharjo (245 bidang dan luas 98.581 meter persegi). Desa Condongcatur (214 bidang dan luas 119.524 meter persegi) dam Desa Caturtunggal (49 bidang dan luas 31.711 meter persegi).
Desa Sariharjo (9 bidang dan luas 24.533 meter persegi), Desa Sinduadi (109 bidang dan 55.318 meter persegi), Desa Sendangadi (48 bidang dan luas 41.061 meter persegi), Desa Tlogoadi (181 bidang dengan luas 127.704 meter persegi) dan Desa Tirtoadi (561 bidang dengan luas 311.677 meter persegi).
Desa Trihanggo (64 bidang dengan luas 34.580 meter persegi)
Sosialisasi
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispetaru) DIY, Krido Sulaksono menjelaskan, pihaknya akan membentuk tim persiapan IPL pada pekan depan.
Pihaknya pun akan mempersiapkan kesesuaian dengan tata ruang terkait dengan dokumen yang masuk.
Adapun sosialisasi ke masyarakat dijadwalkan akan dilaksanakan pada November.
“Untuk acara hari ini adalah prasosialisasi setelah pemerintah DIY mendapat dokumen perencanaan untuk mengajukan IPL ke Gubernur. Kemudian, setelah kroscek ada data-data yang harus dilengkapi."

"Setelah data lengkap maka kami melakukan prasosialisasi, dalam peraturan perundang-undangan ini bagian dari sosialisasi,” ujar Krido usai acara prasosialisasi Program strategis nasional rencana pembangunan jalan tol Solo – Yogya – Bawen di unit VIII, Kompleks Kepatihan, Kamis (17/10).
Adapun proses untuk dokumen ini akan dilaksanakan pada Minggu depan.
Krido menambahkan, Minggu depan pihaknya juga akan menerbitkan kesesuaian tata ruang yang baru hari ini (kemarin) masuk.
“Sesuai regulasi kami terbitkan namanya kesesuaian tata ruang yang diajukan oleh Dirjen pengadaan tanah kepada ketua TKPRD. Kami tinggal melengkapi administrasi,” urainya.
Adapun setelah kesesuaian tata ruang itu terbit, pihaknya akan menerbitkan tim persiapan.
Tim persiapan dalam rangka mempersiapan IPL. Beberapa kegiatannya diantaranya adalah sosialisasi dan kegiatan konsultasi publik.
“Pihaknya pun harus membedakan segmen Yogya-Bawen dengan segmen Yogya-Solo. Kami harus menerbitkan dua IPL karena memang permohonannya dua dokumen,” ujarnya.
Untuk bulan Oktober ini, pihaknya mepersiapkan izin hingga nantinya tim persiapan turun ke lapangan yang ditargetkan pada bulan November.
Adapun, tiga bulan setelah ada tim persiapan maka akan terbit IPL. Secara teknis, konstruksi tol Solo-Yogya-Bawen ini diprediksi akan berjalan selama tiga tahun.
Untuk itu, pihaknya juga akan membuat penjadwalan terkait hal ini. Untuk saat ini, Krido juga mengibaratkan “argo” pembangunan jalan tol belum berjalan.
“Hari ini argo belum jalan karena ini masih pra sosialisasi. Tapi, nanti setelah Gubernur menetapkan tim persiapan argo berjalan. Dimana waktunya kami harus menyelesaikan tiga bulan dengan output terbit izin penetapan lokasi (IPL),” urainya.
Pengadaan Tanah
Setelah ditertibkan IPL oleh Gubernur baik itu trase Yogya-Bawen maupun Solo-Yogya, penetapan berikutnya adalah tahapan pelaksanaan pengadaan tanah.
Pengadaan tanah itu akan dilakukan oleh Kanwil BPN sebagai Satgas A dan bekerja paling tidak enam bulan untuk pengadaan tanah.
“Sesuai mekanisme bahwa ini untuk kepentingan umum. Pengadaaan tanah dilakukan dengan sistem pentahapan. Yaitu adanya unsur mewajibkan masyarakat untuk mensukseskan terhadap program nasional. Sehingga kami berharap terbentuknya tim persiapan nanti tidak terbentuk tim keberatan. Alasannya masyarakat setuju,” jelasnya.
Dia menambahkan, prasosialisasi ini adalah konsultasi data dari data yang ada di Dirjen Binamarga setelah mendapat pengarahan dari Gubernur.
Dari hal ini pihaknya mengetahui trase mana-mana yang harus ditinjau kembali.
“Atas dasar itu diolah oleh Dirjen Binamarga. Hari ini merupakan hasil olahan Dirjen Binamarga setelah diolah. Yaitu lebih banyak tol dibangun dengan elevated. Karena memang secara konstruksi tidak bisa mengenai permukiman. Tetapi, prinsip dasar lebih banyak ke konstruksi elevated,” ujarnya. (Tribun Jogja/Agung Ismiyanto)