Penjelasan BPPTKG Seusai Gunung Merapi Meletus Awal Pekan Ini

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut, letusan Merapi sama dengan letusan sebelumnya pada 22 September

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga
KAWAH MERAPI - Asap mengepul dari kubah lava Merapi sisi tenggara pada Selasa (8/1/2019). 

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut, letusan Merapi sama dengan letusan sebelumnya pada 22 September 2019.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, memberikan informasi terkait kondisi Gunung Merapi terkini kepada wartawan, Selasa (15/10) usai kegiatan Gladi Posko dan Gladi Lapangan Penanganan Darurat Bencana Kabupaten Magelang Tahun 2019 di Balai Desa Sengi, Kecamatan Dukun.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, memberikan informasi terkait kondisi Gunung Merapi terkini kepada wartawan, Selasa (15/10) usai kegiatan Gladi Posko dan Gladi Lapangan Penanganan Darurat Bencana Kabupaten Magelang Tahun 2019 di Balai Desa Sengi, Kecamatan Dukun. (Tribun Jogja/Rendika Ferri Kurniawan)

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, mengatakan, tidak ada aktivitas signifikan lagi yang terpantau paska kejadian letusan kemarin.

Ia mengatakan, terdapat akumulasi gas yang ada di permukaan yang memicu letusan secara tiba-tiba.

"Aktivitas di Gunung Merapi saat ini rendah, tidak ada peningkatan aktivitas yang signifikan setelah kejadian kemarin. Akumulasi gas yang ada di permukaan menyebabkan letusan secara tiba-tiba. Ini memang salah satu karakter dari gunung ini," ujar Hanik, Selasa (15/10/2019) usai kegiatan Gladi Posko dan Gladi Lapangan Penanganan Darurat Bencana Kabupaten Magelang Tahun 2019 di Balai Desa Sengi, Kecamatan Dukun.

Dikatakan oleh Hanik, tidak ada indikasi akan adanya letusan kemarin, termasuk dari kegempaan.

Ia melihat letusan tersebut seperti biasa, dan sama dengan kejadian letusan sebelumnya pada beberapa pekan lalu.

"Sebelumnya tidak ada indikasi yang signifikan. Baik itu, dari kegempaan tidak ada perubahan. Ini seperti biasa, dan sama dengan letusan pada 22 September 2019 lalu pada tiga minggu lalu," katanya.

Lanjut Hanik, aktivitas masih rendah. Dari pukul 12 malam hingga pukul 06.00 WIB pagi hanya ada enam kali guguran, dan beberapa kali gempa.

Status Gunung Merapi saat ini masih waspada.

Masyarakat pun diminta tetap waspada akan adanya aktivitas yang ada di Merapi. "Status masih waspada. Ya masyarakat tetap waspada saja," ujarnya. ( Tribunjogja.com | Christi Mahatma | Rendika Ferri)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved