Sulli Meninggal, Ini yang Terjadi pada Satu Hari Sebelum Sulli f(x) Ditemukan Gantung Diri
Sebelum peristiwa itu terjadi, Sulli mengalami sejumlah masalah. Semisal salah satunya adalah perjuangannya dalam mengatasi gangguan panik
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
Dalam unggahan tersebut terungkap bahwa Sulli menderita gangguan panik sejak kecil.
Tak hanya itu, pada titik inilah Sulli menyebutkan bahwa dirinya sangat tertekan karena orang-orang meninggalkannya jusru saat dirinya membutuhkan pendampingan.
Sulli juga sempat meluapkan kesedihannya dalam sebuah wawancara televisi bulan Januari 2019 lalu.
Ini dipicu akibat banyaknya warganet yang mengecam gaya hidupnya.
Pada saat itu, Sulli meminta agar masyarakat bisa memahami gaya hidupnya sekaligus ia memohon agar masyarakat berhenti memojokkannya akibat gaya hidupnya tersebut.
Siapakah Sulli f(x) ?
Penyanyi yang bernama asli Choi Jinri tersebut menghentikan kariernya pada 2014 karena menjadi korban perundungan di dunia maya.
Sulli memulai debut menjadi anggota girlgroup Korea f(x) bersama Victoria, Amber, Luna dan Krystal pada September 2019 dengan single La Cha Ta.
Kemudian mereka merilis single terbaru seperti Pinocchio (Danger), Electric Shock dan Hot Summer yang sukses membawa mereka dikancah internasional.
Namun, tahun 2015 Sulli dikabarkan keluar dari girlgroup f(x). Meski keluar dari f(x), Sulli memulai karier solo dengan lagu Goblin. Selain menyanyi, Sulli juga bermain drama dan sempat mendapatkan penghargaan di SBS Drama Awards 2012.
Sulli membagikan postingan terakhir yaitu video hadiah tas dari Stretch Angels di Instagram.
Sebelumnya Sulli membuka diri bahwa dia terkana penyakit mental seperti gangguan panik (panic disorder) dan fobia sosial (social phobia). Dia menyatakan penyakit yang didertanya di reality show, Jinro Store: Even close people left me (Bahkan orang-orang terdekat meninggalkanku).
Panic disorder adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan berulangnya kepanikan yang tidak terduga.
Sementara social phobie adalah kondisi kesehatan mental kronis di mana interaksi sosial menyebabkan kecemasan tidak rasional. (*)