Kisah Ayu Irma Raharjani, Penjual Timus yang Sukses Menjadi Lulusan Terbaik IAIN Surakarta
Kisah Ayu Irma Raharjani, Penjual Timus yang Sukses Menjadi Lulusan Terbaik IAIN Surakarta
TRIBUNJOGJA.COM - Kisah perjalanan Ayu Irmasari Raharjani ini bisa menjadi contoh bagi generasi muda untuk meraih cita-citanya.
Berkat ketekunan dan perjuangan kerasnya, Irma akhirnya berhasil menjadi lulusan terbaik di IAIN Surakarta.
Perjalanan Irma hingga menjadi lulusan terbaik ini tidak mudah.
Kondisi perekonomian keluarga menjadi salah satu tantangan bagi Irma untuk melanjutkan studinya di perguruan tinggi.
Namun pengorbanan dan perjuangan yang dilakoni perempuan asal Sragen ini akhirnya membuahkan hasil yang manis.
Bagi Irma, setiap manusia memiliki alur kehidupan masing-masing. Ada alur yang bercerita tentang tantangan meningkatkan kualitas diri, tentang kehilangan untuk mendapatkan lebih baik atau tentang perjuangan untuk mempertahankan sesuatu.
"Begitulah kehidupan penuh kejutan dari Yang Maha Pencipta, Allah SWT," ungkap Ayu Irmasari Raharjanti di awal ceritanya.
• Kronologis 108 Siswa SMAN 1 Weleri Alami Keracunan Seusai Makan Ayam Geprek, 46 Orang Dirawat
Irma, panggilan akrab perempuan kelahiran Sragen, tidak pernah menyangka perjalanan hidup sebagai anak penjaja timus (makanan khas daerah dari ubi jalar) mampu mengantarkan dirinya menjadi wisudawan terbaik IAIN 2019.
Sejak kecil, ungkap Irma seperti diceritakan di laman resmi IAIN Surakarta, ia sering bertanya-tanya pada diri sendiri; Apakah bisa? Apakah mampu aku mengejar semua mimpi dan cita-citaku?
Sempat jualan timus
Dulu setiap setelah pulang sekolah, Irma kerap ikut membantu orangtua maupun simbahnya (kakek/nenek) berjualan di pasar hingga sore hari sampai membantu menutup kios.
Bahkan saat SMA Irma ikut menjajakan dagangan ibunya dengan berjualan timus di sekolah. Irma mengaku harus berjuang berangkat sekolah lebih pagi dari teman-temanya sehingga ia bisa menjajakan dagangan timusnya sebelum pelajaran sekolah dimulai.
Irma memercayai ungkapan pepatah Jawa, “ora obah ora mamah” yang artinya kalau tidak bekerja maka tidak bisa makan.
• Petualangan Yosep Menyusuri Jalanan Tertinggi di Dunia: Kagum dengan Keramahan Penduduk Setempat
Sampai pada akhirnya ibu melarangnya ikut berjualan dan memintanya untuk fokus belajar saja
"Sudah mbak biar bapak dan ibu saja yang memikirkan, mbak dan adek semangat belajar saja apalagi sebentar lagi mau ujian nasional," ucap Irma menirukan pesan ibunya.