Lempeng Emas Timah Berisi Mantra dan Santet, Ini Temuan Harta Karun Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Temuan Harta Karun Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Bekas Lokasi Kebaran Hutan, Lempengan Emas hingga Timah Berisi Doa-doa, mantra dan santet
Harta Karun Peninggalan Kerajaan Sriwijaya itu berupa lempengan Emas hingga Timah yang berisi doa-doa, mantra dan santet
TRIBUNJOGJA.COM - Inilah hasil perburuan harta karun peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang kini masih berlangsung.
Harta karun peninggalan Kerajaan Sriwijaya tersebut berada di bekas lokasi kebakaran hutan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Temuan harta karun tersebut di antaranya berupa perhiasan berbahan emas, hingga lempengan emas bertuliskan bahasa sanskerta.
Perburuan harta Karun dibekas lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diduga berasal dari kerajaan Sriwijaya saat ini masih berlangsung di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, dikutip Tribun Jogja dari kompas.com

• Kisah Levi Beli Manik-manik Mata Setan Diduga Peninggalan Kerajaan Sriwijaya, Harga Jualnya Rp5 Juta
Banyak temuan yang didapatkan warga di lokasi tersebut, seperti perhiasan berbahan emas, hingga lempengan emas bertuliskan bahasa sanskerta.
Kolektor Benda Peninggalan Sriwijaya Okky Okta Wijaya mengatakan, harta Karun yang ditemukan di Kabupaten OKI sama persis seperti penemuan barang peninggalan Sriwijaya yang didapatkan di Sungai Musi, Palembang.
Untuk di Kabupaten OKI, mereka menemukan lempengan emas bertuliskan bahasa sanskerta.
Lempengan itu diduga adalah kwitansi penjualan tanah pada masa kerajaan Sriwijaya.
Selain Lempengan emas, mereka juga mendapatkan Lempengan timah yang berisi doa-doa, mantra dan santet.
"Ada juga perhiasan seperti cincin, anting-anting yang didapatkan di sana. Untuk lempengan, kami dapatkan pada 2017 lalu," kata Okky, Senin (7/10/2019).
Okky menyebutkan, pada 2019 mereka sempat melakukan pencarian dengan cara menyelam di sungai Musi.
Hasil dari penyelaman tersebut, mereka menemukan benda berbentuk kubus yang berbahan perunggu dengan memiliki panjang 33 mm, tinggi 27 mm dan berat 156,18 gram.
Di atas benda itu, terdapat lima ukiran.
Ada yang berbentuk bulat dan persegi.
"Benda itu adalah alat pencetak koin pada masa kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di Sungai Musi. Benda yang ditemukan di Sungai Musi sama dengan yang ada di OKI," ujarnya.

Harta karun di Sungai Musi
Ketua Komunitas Pecinta Antik dan Kebudayaan Sriwijaya (Kompaks) Hirmeyudi menjelaskan, ada perbedaan barang temuan di Sungai Musi Palembang dan Kecamatan Cengal, OKI.
Untuk di Cengal, barang yang ditemukan itu berasal pada abad ke-6 pada zaman Dinasti Tang.
Sementara di Sungai Musi, barang peninggalan itu diperkirakan pada masa Dinasti Ming abad ke 12-13.
Bahkan, penemuan barang pada abad ke -18 Dinasti Qing juga didapatkan di Sungai Musi.

"Kami juga mendapatkan patung berbahan perunggu dan tanah liat tanpa kepala. Kemungkinan itu terjadi pada Kesultanan Palembang Darussalam yang memerintahkan memenggal seluruh patung karena dianggap berhala. Patung itu dibuang ke Sungai Musi," kata Hirmeyudi.
Sementara, pada koin emas maupun perak semuanya berbentuk sama yang ditemukan di Cengal.
"Kebanyakan koin kuno yang ditemukan merupakan koin-koin beraksara China. Sudah dari dulu pencarian ini sudah ramai. Memang pesisir pantai timur Sumatera kaya akan temuan barang peninggalan seperti itu," jelasnya.

(*/ Tribunjogja.com )
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Hasil Perburuan Harta Karun Kerajaan Sriwijaya, dari Lempengan Emas hingga Alat Pencetak Koin", https://regional.kompas.com/read/2019/10/07/16495411/ini-hasil-perburuan-harta-karun-kerajaan-sriwijaya-dari-lempengan-emas.