Travel

Jelajah Malam Singgah di Rumah Pocong Sumi Kotagede

Wisata malam jelajah kampung Mataram Islam Kotagede Wisata malam jelajah kampung Mataram Islam Kotagede

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/Yudha Kristiawan
Suasana rute jelajah malam wisata bersejarah di Kotagede 

Di kesempatan yang sama, Luthfi pegiat wisata Komunitas Lawang Pethuk menambahkan, selain membuka wisata minat khusus komersil, komunitas ini juga membuka wisata malam charity setiap Senin malam dan Kamis malam. Hal ini sebagai salah satu cara menghidupkan wisata malam di Kotagede.

6 Destinasi Wisata Yogyakarta Tawarkan Keunikan Arsitektur, Ada yang Sempat Trending di Instagram

"Kami biasanya woro-woro di Instagram untuk jadwal wisata malam ini. Silahkan bisa dipantau di IG lp.kotagede, semoga ke depan semakin banyak yang berminat dengan wisata malam kotagede ini sehingga potensi wisata malam bisa lebih maksimal," imbuh Lutfhi.

Menghidupkan Literasi Sejarah Kaum Milenial

Joko Nugroho pegiat wisata Lawang Pethuk menuturkan, komunitas Lawang Pethuk lahir dari rasa kepedulian terhadap warisan budaya Kotagede yang memiliki sejarah panjang, mulai dari Kerajaan Mataram Islam, paska Mataram Islam, masa pergerakan nasional hingga saat era saat ini.

Pria paruh baya ini menyebut Lawang Pethuk hanya sebagian kecil saja dari upaya masyarakat Kotagede menggiatkan wisata bersejarah yang menyuguhkan cerita sejarah dengan sumber yang sahih.

Bagi Joko, menggiatkan wisata malam di Kotagede ini sebagai salah satu upaya edukasi untuk masyarakat Kotagede sendiri bahwa aset bangunan lawas hingga beragam seni kebudayaan yang masih ada saat ini perlu dijaga dipelihara dan sehingga bisa memberi imbal balik kepada masyarakat setempat.

"Dulu paska gempa 2006 banyak bekas joglo yang runtuh atau bangunan lawas asli Kotagede dijual pemiliknya karena berbagai alasan. Waktu itu literasi budaya memang belum masif seperti sekarang, jadi bisa dimaklumi bahwa aset bangunan dulu tidak begitu diperhatikan, barulah setelah masa pemulihan, aset-aset budaya dan bangunan bersejarah di Kotagede ini mulai diperhatikan," kata Joko.

Kisah Subbiyata, Pengrajin Hiasan Dinding dari Kayu

Lanjut Joko, hingga saat ini, ia bersama pegiat wisata Kotagede masih berusaha melengkapi literatur sebagai acuan sejarah yang pernah terjadi di kotagede, mulai dari masa Kerajaan Islam hingga generasi saat ini.

"Semua titik dalam rute wisata malam terus kami gali sejarahnya sampai sedetil
mungkin. Hal ini juga sebagai upaya membantu mengkonstruksi ulang sejarah Kotagede yang masih ada sebagian yang terpotong. Bila literatur sejarahnya semakin lengkap, maka wisata malam ini diharapkan bisa menarik minat kaum milenial untuk belajar sejarah dengan cara yang asik," kata Joko. (Tribunjogja I Yudha Kristiawan)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved