Siswa SD di Kulon Progo Diduga Racik Minuman Soda Oplosan, Ada yang Keracunan Seusai Ikut Menenggak

Kasus minuman oplosan memabukkan giliran terjadi di sekolah dasar. Siswa meracik minuman oplosan kemudian diberikan ke temannya.

Tribunjogja.com | Singgih Wahyu
KOLASE - Hasil pemeriksaan siswa yang mengalami keracunan (kiri) | Ilustrasi Minuman Oplosan (kanan) 

Sementara itu, ketika wartawan mendatangi SD Punukan, sang Kepala Sekolah, Gunardi baru saja pulang dari kantor Disdikpora karena ada panggilan dari dinas yang diduga terkait kejadian tersebut.

Gunardi enggan berkata banyak dan cenderung menutup diri saat dikonfirmasi atas kejadian tersebut.

Ia hanya menyebut, peristiwa itu sudah diselesaikan melalui mediasi dan Disdikpora sudah mengetahui hal ini. G

unardi bahkan mengaku tidak berani memberikan keterangan lebih detail karena khawatir melangkahi kewenangan dinas terkait.

"Permasalahan ini sudah selesai dan sudah dimediasi untuk kedua belah pihak. Mohon maaf, tidak ada keterangan lain,"kata Gunardi dengan raut muka tegang. ( Tribunjogja.com | Wahyu Singgih )

UPDATE Kasus Kekerasan Siswa di Temon

MDP dan orangtuanya saat berada Polres Kulon Progo, Kamis (19/9/2019)
MDP dan orangtuanya saat berada Polres Kulon Progo, Kamis (19/9/2019) (Tribunjogja.com | Singgih Wahyu)

Balai Pendidikan Menengah (Balai Dikmen) Kulon Progo meminta kasus kekerasan antar siswa di sebuah SMK di Temon diselesaikan secara kekeluargaan.

Instansi di bawah naungan DInas Pendidikan, Pemuda, dan Olaharaga (Disdikpora) DIY itu juga sudah mendatangi pihak sekolah untuk mengonfirmasi kejadiannya.

Kepala Balai DIkmen Kulon Progo, Hendri Tatik Widayati mengatakan, pihaknya langsung mendatangi sekokah untuk konfirmasi setelah kabar dugaan penganiayaan siswa kelas X oleh para seniornya itu berhembus.

Ia pun mengakui bahwa pihaknya kecolongan atas peristiwa tersebut. Ia menyarankan agar peristiwa ini diselesaikan melalui musyawarah antara sekolah dan keluarga siswa.

"Kami sarankan permasalahan ini diselesaikan secara kekeluargaan," kata Tatik kepada wartawan, Selasa (24/9).

Ia berjanji bahwa kejadian ini menjadi bahan evaluasi pihaknya untuk seluruh sekolah menengah atas/kejuruan di Kulon Progo. Dikmen dalam hal ini juga mewanti-wanti sekoilah agar lebih memperhatikan perilaku muridnya. Guru diharapkan lebih mendampingi para siswanya.

Diberitakan sebelumnya, MDP, siswa kelas X diduga dianiaya oleh sejumlah seniornya pada Selasa (10/9) lalu setelah beberapa hari sebelumnya kepergok merokok di sebuah musala dekat sekolahannya.

Remaja lelaki warga Kecamatan Wates itu dikeroyok oleh sekitar 8 orang siswa yang menjadi polisi taruna dalam Batalion atau organisasi serupa OSIS di sekolah tersebut. Aksi kekerasan itu terjadi pada jam aktif sekolah sekitar pukul 11.30 atau menjelang jam istirahat kedua.

MDP saat itu mendapat pukulan, tamparan, dan tendangan pada sejumlah bagian tubuhnya dari para seniornya itu. Akibatnya, ia menderita luka di bagian dalam mulut hingga berdarah, sesak napas, dan pendengaran telinga kanannya terganggu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved