Siswa SD Muhammadiyah Sapen Sabet Juara I di Lomba Pantomim FLS2N Tingkat Nasional 2019
Kepala SD Muhammadiyah Sapen, Agung Rahmanto, sangat bangga dengan raihan prestasi luar biasa yang diraih anak didiknya
Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tak hanya dikenal dengan prestasi akademiknya, siswa SD Muhammadiyah Sapen rupanya juga mampu menorehkan prestasi dari bidang non-akademik.
Ialah Muhammad Fino, Siswa SD Muhammadiyah Sapen yang mampu menggondol juara I dalam Lomba Pantomim Tunggal Tingkat Nasional di ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), yang diselenggarakan di Golden Tulis Essential Hotel Tangerang Pusat, Banten, Kamis (19/9/2019) lalu.
Ajang bergengsi pantomim dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2019 yang diadakan oleh Kemendikbud ini diikuti oleh 34 provinsi dan diambil 15 finalis dari berbagai provinsi di Indonesia.
Seniman pantomim ternama yakni Septian Dwi Cahyo, Dodi Mikro dan Banon Gautama didaulat sebagai dewan juri pada acara tersebut.
Putra pertama dari pasangan Yanome dan Fitriani ini akrab disapa Fino itu menekuni hobi pantomim sejak berberapa tahun lalu.
Bocah berusia 9 tahun itu menyabet juara pertama lomba pantomim tingkat nasional setelah menyingkirkan beberapa peserta lain dari sejumlah provinsi seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jambi, Kepulauan Riau, Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sukawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, dan DIY.
Seniman pantomim Faiq Zain Ende Reza dan Broto Wijayanto yang juga pelatih Fino mengungkapkan, hasil membanggakan ini buah kerja keras anak didiknya selama ini.
"Prestasi ini bukan merupakan kerja instan, tetapi hasil kerja keras yang dilakukan dalam waktu yang cukup lama," ujar Faiq.
Kepala SD Muhammadiyah Sapen, Agung Rahmanto, sangat bangga dengan raihan prestasi luar biasa yang diraih anak didiknya dalam lomba pantomim ini.
Agung sangat berterima kasih kepada guru pembimbing, pelatih, dan orangtua yang telah bahu membahu bekerja keras sedari awal lomba di tingkat kecamatan hingga menjadi yang terbaik di tingkat nasional.
"Prestasi ini lahir dari sebuah kolaborasi yang sangat apik antara sekolah, pelatih, dan orangtua siswa serta siswa itu sendiri dalam mempersiapkan lomba melalui latihan yang terarah dan terencana," tandasnya. (*)