Siswa MAN 1 Yogya Ciptakan Alat Pendeteksi Kualitas Telur Otomatis Berbasis Konveyor & Sensor Cahaya
Dua siswa MAN 1 Yogyakarta menciptakan alat yang bisa memilah-milah telur yakni Automatic Egg Sorter.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Telur mengandung protein tinggi serta memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Kebutuhan telur yang berkualitas tentu menjadi hal penting untuk pemenuhan protein hewani.
Sama halnya dengan bahan makanan hewani lainnya yang memiliki sifat mudah rusak, namun bila dibandingkan dengan daging dan ikan, daya tahan telur masih lebih baik daripada keduanya.
Rusaknya telur dapat dikarenakan menguapnya air dan zat makanan dalam telur yang terurai menjadi gas dan terkontaminasinya telur oleh mikroba dari luar yang masuk melalui pori-pori kulit telur.
Untuk itu, butuh ketelitian dalam memilih telur sebelum dikonsumsi.
Sebab ada kemungkinan telur tersebut telah rusak atau mengalami penurunan kualitas.
Berangkat dari hal tersebut, dua siswa MAN 1 Yogyakarta mencoba untuk memecahkan masalah tersebut dengan menciptakan alat yang bisa memilah-milah telur yakni Automatic Egg Sorter.
Mereka adalah Abizard Rahadyan Wahyudi dan Ammarsatya Esza yang menciptakan Automated Egg Sorter: Alat Pendeteksi Kualitas Telur Otomatis Berbasis Konveyor dan Sensor Cahaya.
Abizard Rahadyan Wahyudi mengungkapkan, penelitian ini guna mendeteksi kualitas telur dengan menggunakan sensor cahaya berbasis arduino.
"Alat ini juga dilengkapi dengan sensor cahya karena sensor cahaya yang paling akurat dalam pembacaan telur," ujarnya Selasa (17/9/2019).
Dengan alat ini maka lebih mudah dan cepat untuk menganalisa telur dan lebih efektif sehingga tidak membuang banyak waktu.
Dijelaskan olehnya, prinsip kerja alat ini yakni dari detektor telur yang terdapat sebuah Konveyor akan membawa telur ke tempat pendeteksi atau sensor cahaya.
Telur akan berhenti sejenak di dalam sensor cahaya untuk dideteksi baik atau buruk dengan cara lampu Led super bright akan memancarkan cahaya hingga tembus ke permukaan telur.
Kemudian sensor untuk mengkap cahayanya dipakai sensor photodioda.
"Sensor ini efektif untuk urusan menerima cahaya pantul atau mendeteksi cahaya, sensor ini dipakai karena fokus deteksi photodioda tertuju pada satu arah atau satu titik yaitu titik tengah," terangnya.
Jika telur yang dideteksi adalah telur normal atau telur baru maka cahaya dari LED akan bisa tembus ke permukaan telur dibelakangnya sehingga photodioda dapat mendeteksi adanya cahaya pada kulit telur.
Namun jika telur tersebut busuk maka cahaya tidak dapat tembus ke permukaan telur karena adanya penghalang dibagian tengah telur, entah itu karena busuk atau rusak.
"Selanjutnya Servo pada konveyor akan mengarahkan telur ke tempat yang bagus dan ke tempat yang jelek kualitas telurnya," kata dia.
Sensor LDR tersebut mampu mendeteksi kualitas telur ayam segar maupun busuk secara otomatis berdasarkan hasil pembuatan nilai ADC.
Ammarsatya Esza menambahkan proses pembuatan Automatic Egg Sorter ini membutuhkan waktu selama satu minggu.
Adapun komponen yang dibutuhkan dalam membuat alat ini yakni Sensor LDR (Light Dependent Resistor), LCD (Liquid Crystal Display), Motor Servo, Arduino Atmega 328p dan Module Bluetooth HC-05
Ke depannya, ia akan menyempurnakan alat tersebut dan dikembangkan menjadi alat besar sehingga bisa ditawarkan kepada peternak.
"Alatnya akan kita sempurnakan. Jadi nanti bisa mendeteksi banyak telur sekaligus, kalau sekarang kan masih satu-persatu. Selain itu akan kita kembangkan dan kita tawarkan ke peternak karena target alat ini lebih pada peternak," ujarnya
Automated Egg Sorter tersebut telah dilombakan pada kompetisi robotik internasional yang digelar di Malaysia beberapa waktu yang lalu.
Hasilnya, pada ajang robotik internasional tersebut, MAN 1 Yogyakarta berhasil membawa pulang medali emas untuk kategori Kreatif.
Kepala MAN 1 Yogyakarta, Wiranto Prasetyahadi, menambahkan ekstrakurikuler robotik MAN 1 Yogyakarta sebelumnya juga sering meraih berbagai kejuaraan.
Ekstrakurikuler robotik, kata dia, juga menjadi ekstrakurikuler unggulan yang dimiliki oleh sekolah.
"Robotik sudah empat tahun berjalan. Pada waktu PPDB jalur prestasi kemarin kami juga menjaring siswa yang memiliki prestasi di bidang robotik," jelasnya. (*)