Yogyakarta

Bedog Art Festival 2019, Apa Bedanya dengan Tahun Lalu?

Pepohonan, tebing cadas, kolam mata air dan pancuran akan menjadi background sekaligus area pertunjukkan yang sangat alami.

Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Wahyu Setiawan
Salah satu penampil Bedog Art Festival #10 saat menunjukkan gerakan tari yang akan dibawakan dalam festival Bedog Art Festival pada 19-21 September 2019 mendatang 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Festival khas, Bedog Art Festival akan kembali tersaji di Sungai Bedog di Kawasan Studio Banjarmili Kradenan, Banyuraden, Gamping, Sleman pada 19-21 September 2019 mendatang.

Kali ini, BAF #10 akan menyajikan sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan tahun lalu.

Hadir Ruang Baru

M Miroto Direktur BAF mengatakan perbedaan dengan festival yang digelar sebelumnya akan terlihat sejak penonton hadir di halaman depan.

19 Penampil Bakal Meriahkan Bedog Art Festival 2019

"Kalau sebelumnya area depan hanya kita gunakan sebagai lahan parkir saja, besok akan kita buat menjadi media ruang seni yang akan merespon sejalan dengan tema festival ini," katanya saat ditemui disela persiapannya, Senin (16/9/2019).

Dijelaskan, bagian depan akan diisi oleh dua ruang baru yang memiliki perbedaan konsep.

Pertama adalah latar Senthir dan kedua, latar bebas.

"Latar Senthir akan menyajikan penari tunggal yang akan menari selama tiga jam nonstop.

Penari akan merespon segala bentuk suara yang muncul dari panggung utama," jelasnya.

Di latar Senthir ini akan ada dua penari yang akan tampil yakni di tanggal 20 dan 21 September.

Balkonjazz Festival Rayakan Kegembiraan Masyarakat Pedesaan

Sementara latar Bebas akan menjadi media dan ruang seni bagi seniman muda performance art.

"Dua ruang baru ini memang sengaja kita ciptakan untuk mewadahi kreator muda dan memberi sajian bagi penonton yang tidak dapat menonton di panggung utama," bebernya.

Kurasi Lebih Ketat

Miroto menjelaskan dalam penampilnya kali ini, setidaknya akan ada 19 penampil baik lokal maupun internasional.

Ia mengaku menerapkan sistem kurasi yang ketat untuk menjaring seniman tersebut.

Salah satu seniman lokal yang bakal tampil ialah Ayu Permatasari dan Wisnu Dermawan.

Kedua seniman akan mengisi ruang Latar Senthir di dua hari berbeda.

Bedog Arts Festival Tampilkan Seniman 4 Negara

"Seniman ini kita kenal punya semangat tinggi, luwes, gerakannya bagus dan punya masa depan yang cukup cerah untuk seni tari," kata Miroto.

Panggung Outdoor dan Tribun Penonton Baru

Hal yang membedakan dengan event sebelumnya adalah hadirnya panggung outdoor dan tribun penonton baru.

Miroto mengatakan hadirnya panggung dan tribun baru ini merespon membludaknya minat masyarakat menyaksikan festival seni tari yang digelar secara gratis ini.

"Ini bentuk bantuan dari BeKraf, semoga bisa lebih proper, mampu menampung lebih banyak penonton dan nyaman," tandasnya.

Selain itu, kesuksesan BAF 2019 kali ini juga berkat sokongan dana dari program Danais Dinas Kebudayaan DIY yang didukung oleh Yayasam Banjarmili, Studio Banjarmili, Masyarakat Kradenan, Kavaleri Yonif 403 Demakijo, Tim SAR dan Tim Reaksi Cepat (TRC) Kecamatan Gamping serta para seniman yang tampil.

Tak ketinggalan, Miroto juga menjelaskan dalam BAF 2019 akan ada ruang dimana akan menjadi melting point antara masyarakat, pengunjung dan seni.

Lokasi ini akan menyajikan geliat ekonomi yang dihadirkan oleh masyarakat itu sendiri.

Jaga Ekosistem Sungai, 4000 Ekor Benih Ikan Ditebar di Sungai Bedog

"Ada juga dimana masyarakat sekitar berjualan seperti bakmi, jajanan sampai kuliner lain di area sini, komunitas kopi juga kita gandeng. Kita ingin festival ini turut berkontribusi menggeliatkan roda ekonomi masyarakat sekitar tak hanya dari parkir saja," bebernya.

Hadirnya BAF sendiri memang masih menjadi salah satu festival kesenian yang unik di Sleman bahkan DI Yogyakarta.

Festival ini diselenggarakan berlokasi tepat diatas Sungai Bedog yang memiliki hulu di Merapi.

Pepohonan, tebing cadas, kolam mata air dan pancuran akan menjadi background sekaligus area pertunjukkan yang sangat alami.

Ruang ini akan dikolaborasikan dengan canggihnya teknologi pencahayaan dan tata suara yang modern.

Kolaborasi ini akan menciptakan visual dan audio yang memiliki pesona khas.

Tak ketinggalan, lebih dari 2.000 senthir akan menghias lokasi tersebut yang akan menambah kekhasan dari festival ini.

BAF #10 kali ini, mengusung tema 'Satu dalam Keberagaman' yang mana ingin memberikan pesan bahwa keragaman bangsa Indonesia harus dilestarikan dan dikembangkan.

Bukan terkotak-kotak namun harus membaur seperti alam.

"Kita ingin penonton yang datang kesini menghilangkan frame-frame pandangan yang sudah sangat sering kita saksikan, mulai dari televisi hingga gadget. Kita ingin membuat penonton merelaksasikan matanya saat berkunjung kesini, mereka bisa bebas melihat, kesana menarik kesini juga menarik," tandasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved