Sambil Tenteng Parang, Seorang Pelajar di Gunung Kidul Minta Ponselnya yang Disita Guru

Seorang pelajar di Ngawen, Gunung Kidul mendatangi sekolah sambil menenteng parang untuk meminta kembali ponselnya yang disita guru.

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Mona Kriesdinar
IST
Pelajar Bawa Parang ke sekolah 

Sambil Tenteng Parang, Seorang Pelajar di Gunung Kidul Minta Ponselnya yang Disita Guru

Seorang pelajar di Ngawen, Gunung Kidul mendatangi sekolahannya sambil menenteng parang. Ia mendatangi sekolah untuk meminta kembali ponselnya yang sudah disita gurunya. Dalam keterangan yang diperoleh kepolisian, ponsel itu disita guru karena yang bersangkutan bermain ponsel ketika pelajaran berlangsung.

Kapolsek Ngawen, AKP Kasiwon membenarkan adanya kejadian di wilayahnya yang kemudian menjadi viral di media sosial.

Kejadian itu adalah ketika seorang pelajar mendatangi sekolah sambil menenteng parang untuk meminta kembali ponselnya yang disita guru.

Menurut Kasiwon, peristiwa itu terjadi di salah satu SMP di Ngawen pada hari Jumat (6/9/2019) kemarin ketika pelajaran sedang berlangsung.

Ditemui tribunjogja.com pada Rabu (11/9/2019), Kasiwon mengatakan bahwa saat itu si anak kedapatan bermain gawai saat pelajaran berlangsung.

Guru yang memergokinya lantas menyita ponsel milik pelajar tersebut. Lantaran dalam peraturan sekolah, siswa tidak boleh bermain gawai ketika pelajaran sedang berlangsung.

"Karena ketahuan HPnya lalu disita, tidak terima anak tersebut lalu pulang dan kembali ke sekolah dengan membawa sebilah arit ke halaman sekolah. Bisa dikatakan murid tersebut emosi sesaat dan annak tersebut dalam keadaan sadar," ujarnya.

Dirinya menambahkan dalam masalah tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

Akan tetapi pihaknya tetap akan memanggil kepala sekolah untuk dimintai keterangan detail dari kejadian tersebut.

"Sudah diselesaikan dari pihak sekolah sama Bhabinkamtibmas tadi pagi, sudah selesai mas intinya. Tapi ini mau saya undang ke kantor (Polsek Ngawen) Kepala Sekolahnya untuk memberikan sendiri keterangan detailnya," katanya.

Video Viral Pelajar Bawa Parang ke Sekolah

Diberitakan sebelumnya, sebuah video beredar viral di media sosial.

Dalam video yang disebutkan terjadi di Gunung Kidul ini tampak seorang remaja mendatangi sekolah sambil menenteng parang.

Sementara si perekam video berada di dalam ruangan.

Dalam video yang diunggah akun Yuni Rusmini pada Rabu (11/9/2019) ini, terdengar beberapa percakapan menggunakan bahasa Jawa.

Salah satunya yang paling jelas ketika si perekam video.

"Uwis ta' balekke HP-mu" ujar suara dalam video tersebut.

Kemudian ia berjalan menghampiri remaja itu sambil melemparkan ponsel di lantai.

Ponsel itu kemudian diambil oleh si remaja yang membawa parang tersebut.

Terdengar lagi suara dalam video yang jika dalam bahasa Indonesia artinya "Ini saya kembalikan HP-mu, ini ambil terus kamu pulang dan pindah sekolah saja sana, jangan sekolah di sini lagi,"

Setelah itu, remaja tersebut langsung mengambil HP tersebut kemudian meninggalkan sekolah sambil tetap menenteng parang.

Keterangan Dinas Pendidikan

Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) kabupaten Gunung Kidul, Kisworo, membenarkan kejadian dalam video viral tersebut.

Seorang peserta didik mengancam guru menggunakan sebilah arit lantaran gawai yang dimiliki disita.

"Memang benar terjadi di Satu diantara SMP di Ngawen, saya tadi sudah mencoba menghubungi kepala sekolahnya untuk mengetahui kronologis sebenarnya tetapi kita belum memperoleh laporan lengkapnya," ucapnya saat dihubungi Tribunjogja, Rabu (11/9/2019).

Ia mengugkapkan saat menghubungi kepala sekolah yang bersangkutan, pihaknya belum menerima laporan kronologis kejadian secara rinci.

"Saat saya hubungi kepala sekolah mengaku sedang memberikan keterangan, saya juga masih menunggu bagaimana kronologisnya," ujarnya.

Pihaknya belum mengetahui apakah murid yang melakukan pengancaman dilaporkan kepada pihak kepolisian atau tidak.

Ia juga belum bisa memastikan sanksi apa yang akan diberikan kepada peserta didik tersebut.

Lantaran masih diperlukan penyelidikan yang mendalam.

"Sifatnya nanti pembinaan, yang jelas harus instropeksi dulu antara kedua belah pihak. Kita lihat kasusnya seperti apa kalau kronologis kami belum mengetahui secara pasti kan kami juga tidak tahu, kalau kita berikan sanksi nanti sifatnya sepihak. Pada prinsipnya akan diberikan pembinaan bagi anak maupun warga sekolah," katanya.

Kisworo juga mengungkapkan keprihatinannya dengan adanya kejadian seperti kali ini, dan akan menunggu laporan lengkapnya terlebih dahulu. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved