Sains

Ular Berkepala Dua Ditemukan di Bali, Begini Kata Peneliti dari LIPI

Amir juga menambahkan, makhluk hidup dengan kelainan seperti ular berkepala dua sulit untuk bertahan hidup di alam liar.

Editor: Ari Nugroho
OKA WIDIARTANA via Kompas.com
Langka, ular berkepala dua ditemukan di Bali. 

TRIBUNJOGJA.COM - Warga Dusun Tengah, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali pada Jumat (30/8/2019) dihebohkan penemuan seekor ular berkepala dua.

Ini merupakan sebuah penemuan langka di alam liar.

Dalam rekaman sebuah video, tampak ular cokelat berkepala dua itu berukuran sangat kecil, sekitar 40 sentimeter jika dibentangkan.

"Saya menemukan ular ini saat saya pulang kerja. Ketika saya memarkir sepeda motor, di sebelah saya ada ular. Saya melihat lebih dekat dan ternyata ular ini memiliki dua kepala. Sangat mengejutkan," ungkap Gusti Bagus Eka Budaya, seperti dilansir AFP, Kamis (5/9/2019).

Ahli herpetologi ( reptil dan amfibi) dari LIPI, Amir Hamidy mengatakan, ular berkepala dua ini merupakan ular pucuk (Ahaetulla prasina juvenile).

Empat Kejadian Orang Digigit Ular Weling dan Welang, Tiga di Antaranya Tewas

"Jenis ular pucuk atau Ahaetulla prasina. Ular ini tidak berbisa," ungkap Amir kepada Kompas.com, Jumat (6/9/2019).

Dinamai ular pucuk karena bentuk tubuhnya menyerupai pucuk-pucuk tanaman yang panjang dan berwarna hijau cerah.

Ulur pucuk anakan memiliki warna kecokelatan seperti dalam foto, sementara jika sudah dewasa warna kulitnya berubah menjadi kehijauan.

Ular pucuk umum di Indonesia, kecuali di wilayah Maluku dan Papua.

Mereka banyak dijumpai di sekitar rumah, pekarangan, pinggir hutan, semak belukar, dan pepohonan.

Makanan ular pucuk antara lain cicak, kadal, bunglon, hingga burung kecil.

Pemicu ular berkepala dua Amir menerangkan, hewan dengan dua kepala sebenarnya sesuatu yang wajar dan sangat mungkin terjadi di dunia hewan.

Kondisi ini bisa dialami semua jenis hewan, tak terkecuali ular.

"Ini (ular berkepala dua) sama seperti manusia kembar siam. Ini karena saat pembelahan sel atau ketika embrio berkembang tidak sempurna," jelas Amir.

Lebih banyak kejadian di penangkaran

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved