Viral Video
Viral Video, Mahasiswa Baru Disuruh Minum Ludah dan Jalan Jongkok Saat Ospek
Masa orientasi mahasiswa baru zaman sekarang seharusnya sudah bebas dari perploncoan. Selain tidak manusiawi, perploncoan juga tidak memiliki tujuan
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Iwan Al Khasni
Aksi plonco senior ke junior itu sudah masuk ke Indonesia, yang kala itu masih bernama Hindia-Belanda sejak tahun 1924.
Salah satu pahlawan nasional yang sempat menerima perploncoan dari kakak tingkat adalah Mohammad Roem.
Laki-laki kelahiran Parakan, Temanggung 16 Mei 1908 itu merupakan seorang diplomat ulung dalam perundingan yang melibatkan Indonesia dan Belanda.
Tak heran, dari pemikirannya yang cerdas, terbitlah perjanjian Roem-Royen pada tahun 1949 yang menyepakati kemerdekaan Indonesia secara utuh.
Dikisahkan dalam Bunga Rampai dari Sejarah Jilid 3 yang terbit pada tahun 1983,
Roem sempat diplonco oleh senior saat dirinya masuk ke School tot Opleiding van Indische Artsen (Stovia), sekolah pendidikan dokter pribumi.
Alasannya klasik, untuk membina mental dan semangat.
Tahun 1950, Ospek Lestari di Sekolah Tinggi
Menutur bahasa Belanda, plonco diartikan sebagai ontgroening atau groentjes.
Kata groen sendiri berarti hijau dan apabila disatukan maka akan berarti menghilangkan warna hijau.
Senior pada zaman itu menekankan maba harus mandiri dalam waktu singkat (menghilangkan warna hijau).
Saat sekolah tinggi menjamur di tahun 1950-an, plonco ini justru lestari.
Senior seperti tanpa beban membentak dan memerintah yunior.
Kata itu tidak mengacu pada penggundulan rambut saja, tetapi juga tindakan junior harus patuh pada senior.
Sesekali mereka diminta untuk melakukan hal yang tidak bermanfaat.