Sumba Barat Daya Akan Undang UMKM Kota Magelang, Latih Masyarakat Garap Potensi Daerah
Tujuannya untuk menggarap potensi sumber daya alam Sumba Barat Daya yang besar, yang belum seluruhnya tergarap dengan baik.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Pemerintah Kota Magelang dan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya sepakat menjalin kerja sama antara kedua daerah. Kerja sama ini akan difokuskan di sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Tujuannya untuk menggarap potensi sumber daya alam Sumba Barat Daya yang besar, yang belum seluruhnya tergarap dengan baik.
Ketua Dekranasda Kabupaten Sumba Barat Daya, Ratu Wulla Talu, mengatakan Sumba Barat Daya memiliki berbagai potensi daerah, tak hanya pariwisata tetapi juga potensi sumber daya alam yang sangat besar.
Sayangnya, belum semua potensi tersebut dikelola dengan baik.
"Masyarakat Sumba ini 85 persen petani. Potensinya besar tidak hanya dari pariwisata, tetapi juga dari pertanian dan perkebunan. Sebagai daerah yang baru mekar, masih banyak yang perlu dibenahi dan dikelola dengan baik, termasuk sumber dayanya. Pengelolaan SDA ini masih ala kadarnya, belum memakai teknologi tinggi," ujar Ratu, Selasa (27/8/2019) malam, saat tatap temu antara Pemkot Magelang dan Pemkab Sumba Barat Daya.
Ratu mencontohkan, seperti Jambu Methe, Sumba Barat Daya diklaim memiliki Jambu Methe terbaik di dunia, tetapi mereka hanya mengirim dalam bentuk gelondongan saja, bukan produk olahan yang sudah sempurna dan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Hambatannya ada pada teknologi pengolahan yang masih belum tinggi.
Sebagian masyarakat masih memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah dan tak paham sepenuhnya cara pengelolaan sumber daya alam dengan lebih baik.
"Kami ini memiliki potensi besar di sumber daya alam kita. Jambu methe kita terbaik di dunia, tetapi sampai saat ini hanya mengirim gelondongan, meski ada beberapa kelompok yang mengolahnya menjadi produk. Hambatan kami ada pada teknologi dan belum pahamnya masyarakat cara mengolah menggunakan teknologi tersebut," ujar Ratu.
Meski belum seluruh potensi berkembang dengan baik, potensi seperti tenun sudah berkembang dengan baik.
Tenun dari Sumba, khususnya dari Sumba Barat Daya ini sudah dikenal oleh masyarakat dalam dan luar negeri.
Para pelaku usaha tenun sudah ada di setiap desa di 172 desa dan dua kelurahan di Kabupaten Sumba Barat Daya.
"Bahkan tenun dari Sumba Barat Daya ini telah menembus rekor MURI, dengan menghadirkan 2.017 penenun yang melakukan demo tenun secara langsung di hadapan Presiden Joko Widodo pada 12 Juli 2017 lalu," ujarnya.
Namun, hambatan datang dari pemasaran atau marketing dari produk tenun Sumba Barat Daya.