Yogyakarta
Kisah Penjual Mainan Tradisional asal Wonosari, Rela Tidur di Masjid demi Rupiah
Berbagai barang kerajinan dari bambu khsususnya permainan tradisional berupa gasing, otok-otok dan peluit bambu nampak tertata manis diatas keranjang
Penulis: Andreas Desca | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Andreas Desca Budi Gunawan
Bermodalkan dua keranjang kayu yang cukup besar dan sebilah batang bambu, Purwo Suyatno (65) selalu menyusuri sudut-sudut di sekitar jalan solo demi menjajakan barang dagangannya. Berbagai barang kerajinan dari bambu khsususnya permainan tradisional berupa gasing, otok-otok dan peluit bambu nampak tertata manis diatas keranjang andalannya.
Suyatno juga menambahkan bahwa setiap dua Minggu sekali dia pulang ke Wonosari.
"Setiap dua Minggu sekali, hari Jumat, biasanya pulang ke Wonosari. Saya biasanya naik bus Transjogja sampai ke daerah Maguwoharjo, disambung pakai bus antar kota ke Wonosari," ujarnya.
"Saya akan terus berjualan sampai badan sudah tidak mampu lagi berjualan. Yang penting pekerjaannya halal," pungkasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)