Sleman

Manfaatkan Sumber Digital, Perilaku Plagiarisme Rawan Tumbuh

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sleman Ayu Laksmidewi menganggap internet di dunia pendidikan ibarat buah simalakama.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sleman Ayu Laksmidewi 

Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Perkembangan jaringan internet saat ini yang begitu pesat turut berdampak pada institusi pendidikan.

Salah satunya berkaitan dengan tugas yang diberikan guru terhadap pelajar.

Namun, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sleman Ayu Laksmidewi menganggap internet di dunia pendidikan ibarat buah simalakama.

"Pada satu sisi, kita perlu mengadopsi teknologi digital di bidang literasi. Namun jika keliru dampaknya bisa fatal," jelas Ayu di Restoran Pelem Golek, Ngaglik pada Selasa (27/08/2019).

Wakil Wali Kota Yogya Minta Guru Awasi Penggunaan Internet Siswa

Kolaborasi media digital dengan pendidikan ini juga menjadi bahasan dalam Sosialisasi Perpustakaan Sekolah dan Desa 2019 yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sleman.

Salah satu narasumber, Kepala Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dra. Labibah Zain mengatakan saat ini guru cenderung mengarahkan pelajar untuk mencari bahan di internet.

"Arahan itu dilakukan saat pelajar diberikan tugas oleh guru tersebut," jelas Labibah.

Lewat dukungan akses yang cepat dan banyaknya referensi, pelajar dengan mudah bisa menemukan sumber-sumber bahan yang sesuai dengan tugasnya.

Namun, Labibah menekankan bahwa guru-guru cenderung lupa mengimbau para pelajar untuk mencantumkan sumber referensi yang digunakan dalam tugas mereka.

Pengguna Internet Capai 171 Jiwa, Pemerintah Siapkan Talenta Digital

"Padahal ketentuan dalam menggunakan referensi adalah menyebutkan sumber. Jika tidak itu tergolong plagiarisme," kata Labibah.

Menurut Ayu, jika tindakan ini dibiarkan, maka akan tumbuh perilaku dan kebiasaan plagiarisme pada pelajar hingga ia tumbuh dewasa.

Tanggung jawab moralnya pun bisa dipertanyakan.

Itu sebabnya, Ayu menekankan bahwa buku berbentuk fisik tetap dibutuhkan.

Lewat buku, pelajar bisa belajar untuk lebih menghargai karya orang lain.

Ayu juga menganggap buku lebih kredibel ketimbang sumber dari internet.

Sebab pembuatan sebuah buku melalui berbagai tahapan, sehingga kontennya bisa dipertanggungjawabkan.

"Jika mereka terbiasa dengan sumber dari buku fisik, perilaku plagiarisme bisa ditekan," ujar Ayu.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved