Travel
Rekomendasi Obyek Wisata Budaya dan Sejarah di Yogyakarta yang Perlu Kamu Tahu
Jika bosan dengan wisata pemandangan, Anda yang sedang datang ke Yogyakarta jangan khawatir karena masih banyak tempat yang tidak menawarkan panorama
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Iwan Al Khasni
Berjarak 6 menit dari Tugu Pal Putih, Loko Coffe atau Loko Cafe Shop tersebut terletak di antara Stasiun Tugu dan Malioboro.
Loko Coffee tersebut awalnya di desain untuk para calon penumpang kereta api yang menunggu keberangkatan di stasiun.
Namun, kini berkembang menjadi daya tarik masyarakat dan wisatawan sebagai destinasi wisata kuliner di tengah kota tersebut.
Banyaknya minat masyarakat dan wisatwan membuat Loko Coffee selalu dipenuhi pengunjung terutama di malam hari. Untuk harga makan masih cukup dijangkau.
4. Benteng Vredeburg

Benteng Vredeburg salah satu museum peninggalan Belanda yang turut menjadi ikon Yogyakarta.
Disini pengujung dapat menjumpai berbagai koleksi karya seni, senjata peninggalan Belanda hingga patung-patung pahlawan.
Museum ini didirikan pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan Belanda. Tujuan dibangunnya museum tersebut untuk menjaga keamanan Kraton dan sekitarnya.
Jam berkunjung ke Benteng Vredeburg mulai pukul 07.30-16.00 WIB. Harga tiket masuk untuk museum Benteng Vredeburg sekitar Rp 2000 rupiah hingga Rp 3000 rupiah saja.
5. Malioboro dan Titik Nol Kilometer

Kawasan Nol Kilometer, merupakan kawasan yang dikelilingi bangunan Belanda seperti Bank Indonesia, Bank BNI dan Monumen Serangan Umum 1 Maret.
Saat malam hari bangunan-bangunan sinari lampu-lampu yang sayup. Sehingga memunculkan kesan romantisnya sudut kota Yogyakarta.

Jika ingin berkunjung ke lokasi ini, Anda juga dapat menikmati suasana Malioboro sembari membeli buah tangan untuk keluarga dan orang terkasih dirumah.
6. Pasar Beringharjo

Merupakan pasar tertua yang berlokasi di Jalan Malioboro. Pasar Beringharjo memiliki nilai historis dan filosofis yang tak dapat terpisah dengan Kraton Yogyakarta. Beringharjo sendiri memiliki makna yang berarti hutan pohon bringin yang diharapkan dapat memberika kesejahteraan bagi warga Yogyakarta.