Bantul
Kekeringan di Bantul Meluas, Anggaran Dropping Menipis
Musim kemarau tahun ini diprediksi berlangsung hingga Oktober mendatang berdasar prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Daerah di Kabupaten Bantul yang terdampak kekeringan di musim kemarau tahun ini semakin meluas.
Meluasnya daerah kekeringan ini ada pada skala dusun di tiap desa.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Dwi Daryanto menguraikan daerah yang terdampak ada di 15 desa dan tujuh kecamatan yakni Kecamatan Piyungan, Dlingo, Imogiri, Pleret, Pundong, Kretek, Pandak, dan Kasihan.
"Tapi satu desa bisa bertambah dari yang tadinya satu atau dua dusun bertambah jadi tiga sampai empat dusun dalam satu desa," ungkapnya pada Tribunjogja.com, Selasa (13/8/2019).
• Uniknya Sego Penggel Khas Kebumen di Watoe Gajah
Padahal musim kemarau tahun ini diprediksi berlangsung hingga Oktober mendatang berdasar prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Distribusi air bersih pun terus dilakukan sesuai permintaan warga, sehingga anggaran dropping air juga makin menipis.
Dwi menyebut, anggaran dropping air tahun ini memang hanya Rp 40 juta.
Anggaran tersebut dirancang hanya untuk penanganan sementara dampak kekeringan.
Sementara untuk penanganan kekeringan membutuhkan anggaran lebih besar.
Pengajuan proposal bantuan dana ke BNPB juga telah dilakukan dengan harapan dapat segera ditindaklanjuti.
• ACT DIY dan Pemkab Gunungkidul Terjunkan 12 Truk Tangki Air Bersih untuk Tanggulangi Kekeringan
"Anggaran Rp2 miliar itu baru kami usulkan, kami belum tahu yang disetujui nanti nominalnya berapa," ujarnya.
Lagipula, dana yang diajukan ke BNPB rencananya untuk penanganan dampak kekeringan jangka panjang seperti optimalisasi sumber-sumber air bersih dan pembangunan sarana dan prsarana untuk mendekatkan sumber air ke pemukiman warga.
Upaya lainnya yang dilakukan BPBD Bantul yakni mengusulkan pembangunan jaringan air bersih pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bantul.
Namun, hasil analisa PDAM sulit untuk menjangkau wilayah-wilayah tertentu, terutama kawasan perbukitan.
Dwi juga berharap penyaluran dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan diarahkan untuk penanganan jangka panjang kekeringan.
Menurutnya, sejauh ini belum ada CSR untuk penanganan jangka panjang kekeringan.
• Terdampak Kekeringan, Warga Magelang Mulai Kesulitan Air Bersih
Semuanya fokus pada dropping air bersih.
Sebelumnya, Direktur Utama PDAM Tirta Dharma Bantul, Arinto Hendro Budiantoro mengatakan PDAM juga ikut membantu mendistribusikan air bersih gratis bersama instansi terkait.
Distribusi air bersih ini untuk pemenuhan warga yang tidak terjangkau jaringan pipa PDAM seperti di wilayah Dingo dan Imogiri.
Arinto menyebut, PDAM tidak memungkinkan untuk memasang jaringan sampai wilayah perbukitan, “Elevasi yang tidak memungkinkan kami layani,” ujarnya.
PDAM Tirta Dharma setiap tahunnya juga terus menambah jaringan baru maupun perbaikan jaringan lama.(*)