Dua Atlet Kota Yogya Genggam Tiket PON 2020 Meski Tidak Lolos Verifikasi Porda DIY

Sejauh ini, telah terisi 32 slot, termasuk dua atlet asal Kota Yogyakarta, yang dinyatakan tidak lolos verifikasi Porda DIY 2019.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
internet
KONI DIY 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Jumlah atlet DIY yang dipastikan menggenggam tiket menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 terus bertambah.

Sejauh ini, telah terisi 32 slot, termasuk dua atlet asal Kota Yogyakarta, yang dinyatakan tidak lolos verifikasi Porda DIY 2019.

Keduanya atlet itu yakni, Muhammad Zamroni dari cabang olahraga (cabor) judo dan Rahma Anisa Noor dari atletik.

Mengenai hal tersebut, Ketua Umum KONI DIY, Djoko Pekik Irianto, meyakini tak akan mempengaruhi psikologis dan semangat juang mereka di PON.

Ia menegaskan, meski keduanya dipastikan tidak bisa ambil bagian dalam multi sport event tingkat provinsi tahun ini, ambisi mereka untuk meraih prestasi tetap tidak akan luntur begitu saja.

Apalagi, dari segi level, serta gengsi, PON jelas berada di atas Porda.

"Menuju PON, tentu membutuhkan latih tanding di ajang tingkat nasional. Ya, kalau hanya bertanding di level daerah, tidak akan punya impact positif terhadap progres prestasinya. Pelatih pun pasti memahami hal tersebut," katanya.

Menurutnya, Porda merupakan event yang disiapkan guna menjaring atlet-atlet daerah yang punya prestasi, serta dinilai layak bersaing di tingkat nasional.

Oleh sebab itu, pada gelaran tahun ini, atlet Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) dilarang turun gunung.

"Karena Porda itu memang bukan kelasnya, demikian juga atlet yang dinyatakan lolos Pra-PON. Kami juga akan terus mengedukasi ke atlet, bahwa bonus itu penting, tapi bukan segalanya,” tuturnya.

Namun, hal tersebut mendapat sanggahan dari Ketua Umum KONI Kota Yogyakarta, Tri Joko Susanto.

Dirinya menandaskan, lolosnya Zamroni dan Rahma Anisa ke PON, menunjukkan keputusan KONI DIY mencoret keduanya dari Porda adalah sebuah kesalahan.

"Kami tetap menganggap keputusan KONI DIY itu ambivalen tulen. Atlet yang di Porda tidak boleh main, tapi bisa mewakili DIY di ajang PON. Nah, jelas aneh sekali ini," tandasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved