Status Gunung Tangkuban Parahu Naik Jadi Waspada Mulai 2 Agustus 2019

Status Gunung Tangkuban Parahu Naik Jadi Waspada Mulai 2 Agustus 2019 angkuban Parahu Naik Jadi Waspada

Editor: Iwan Al Khasni
Dok. Kepala PVMBG, Kasbani
Kawah aktif di Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat. 

1829 - Erupsi abu dan batu dari Kawah Ratu dan Domas.
1846 - Terjadi erupsi, peningkatan kegiatan
1896 - Terbentuk fumarol baru di sebelah utara kawah Badak.
1900 - Erupsi uap dari Kawah Ratu
1910 - Kolom asap membubung setinggi 2 km di atas dinding kawah, erupsi berasal dari Kawah Ratu
1926 - Erupsi freatik di Kawah Ratu membentuk lubang Ecoma
1935 - Lapangan fumarol baru disebut Badak terjadi, 150 m ke arah selatan baratdaya dari Kawah Ratu
1952 - Erupsi abu didahului oleh erupsi hidrothermal (freatik)
1957 - Erupsi freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah baru
1961,1965,1967 - Erupsi freatik
1969, 1971 - Erupsi freatik didahului oleh erupsi lemah menghasilkan abu
1983 - Erupsi freatik
1992 - Awan abu membubung setinggi 159 m di atas Kawah ratu
1994 - Peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dengan erupsi freatik kecil
2004 - peningkatan kegempaan
Karakter Letusan Gunung Tangkuban Perahu

Menurut van Bemmelen (1934, dalam Kusumadinata 1979) bahwa Gunung Tangkuban Perahu tumbuh di dalam Kaldera Sunda sebelah timur. Berdasarkan coraknya, erupsi Gunung Tangkuban Perahu dapat dibagi tiga fasa yaitu:

  1. Fasa eksplosif yang menghasilkan piroklastik dan mengakibatkan terjadinya lahar.
  2. Fasa efusif yang menghasilkan banyak aliran lava berkomposisi andesit basaltis.
  3. Fasa pembentukan/pertumbuhan Tangkubanparahu sekarang umumnya eksplosif kecil-kecil dan kadang diselingi erupsi freatik.

Erupsi Gunung Tangkuban Perahu dapat digolongkan sebagai erupsi kecil. Leleran lava diperkirakan kemungkinannya terjadi.

Berdasarkan pengalaman sejak abad ke 19, gunungapi ini tidak pernah menunjukkan erupsi magmatik besar kecuali erupsi abu tanpa diikuti oleh leleran lava, awan panas ataupun lontaran batu pijar.
Erupsi freatik umumnya dominan dan biasanya diikuti oleh peningkatan suhu solfatara dan fumarola di beberapa kawah yang aktif yaitu Kawah Ratu, Kawah Baru, dan Kawah Domas.

Material vulkanik yang dilontarkan umumnya abu yang sebarannya terbatas di sekitar daerah puncak hingga beberapa kilometer. Semburan lumpur hanya terbatas di daerah sekitar kawah.

Pada waktu peningkatan kegiatan, asap putih fumarola/solfatara kadang-kadang diikuti oleh peningkatan gas-gas vulkanik seperti gas racun CO dan CO2. Bila akumulasi gas-gas racun di sekitar kawah aktif semakin tinggi, daerahnya dapat diklasifikasikan ke dalam daerah bahaya primer terbatas.

Bahaya sekunder seperti banjir lahar tidak pernah terjadi dalam waktu sejarah. Longsoran lokal terjadi di dalam kawah dan lereng atas yang terjal.

Data Gunung Tangkuban Perahu :

Nama Kawah Gunung Tangkuban Perahu : Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Baru, Kawah Lanang, Kawah Ecoma, Kawah Jurig, Kawah Siluman, Kawah Domas, Kawah Jarian dan Pangguyangan Badak
Lokasi Geografi Gunung Tangkuban Perahu : 6 46' LS dan 107 36'BT
Lokasi Administratif Gunung Tangkuban Perahu : Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Tinggi Gunung Tangkuban Perahu : 2087 m dpl, 1300 m di atas dataran tinggi Bandung
Tipe Gunung Tangkuban Perahu : Strato (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved